Minggu, 24 Juli 2011

Tidak Ada Pacaran Dalam Islam


Oleh: Abu Gybran

Saya terheran-heran ketika salah seoran teman mengartikan kata lita'arofu dalam QS. Al Hujurot; 13 dengan kata pacaran. Ta'arofu asalnya adalah Tata'arofu yang maksudnya adalah "Supaya sebagian dari kalian saling mengenal sebagian yang lain bukan untuk saling membanggakan ketinggian nasab atau keturunan" (Tafsir Jalalain)
Firman Allah: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang". (QS. Al Hujurot; 13)

Tidak ada korelasinya sama sekali antara kata ta'arofu dalam islam dengan kata pacaran. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke III, 2002 hal. 807) Pacaran berasal dari kata Pacar artinya; kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Berpacaran adalah bercintaan, atau berkasih-kasihan (dengan sang pacar). Memacari adalah mengencani atau menjadikan dia sebagai pacar. Sementara kencan sendiri (lihat hal. 542) adalah berjanji untuk saling bertemu disuatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.

Kalau diperhatikan dengan jernih, bahwa kata berpacaran merupakan kata kerja yang sedang dilakukan artinya ada proses yang sedang berlangsung diantara keduanya. 

Nah, dilihat dari sudut pandang manapun ta'arofu dalam islam tidak sama dengan pacaran. Andai  ta'arofu tetap diartikan sebagai pacaran, hal ini jelas merupakan 'pemerkosaan' dari arti yang sebenarnya hanya untuk mencari sebuah pembenaran yang keliru.

Berpacaran lebih dekat kepada perbuatan zina yang dilarang. Dalam pandangan islam, zina tidak melulu dilakukan oleh kemaluan, tapi bisa mata ketika memandang, telinga ketika mendengar, mulut ketika berbicara, tangan ketika memegang (setidaknya dalam bersalaman) yang mengarah kepada syahwat. Ini tidak boleh dilakukan oleh seorang yang mengaku dirinya muslim. Bukan muhrimnya,.....bro..!!! BOHONG BESAR KALAU PACARAN TIDAK MELAKUKAN HAL -HAL TERSEBUT. Hehehehe........hal ini berdasar pada hasil survei yang saya lakukan terhadap 50 orang teman kerja. Hasilnya sangat mengejutkan, bahwa 99 % menurut pengakuan mereka, pacaran memang demikian adanya. Bahkan bisa lebih, buktinya data yang saya peroleh dari Komnas Perlindungan Anak menyebutkan, bahwa 64% pelajar SMP sudah tidak perawan lagi. Huh.....!!! Ini sih pacaran benar-benar kebablasan namanya. Awalnya sih, mungkin cuma saling tatap, saling pegang dan terus bisik-bisik.............
Sabda Nabi saw : "Wahai generasi muda, barangsiapa diantara kamu telah mampu berkeluarga, hendaklah ia menikah. Karena nikah dapat menundukan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu menikah, hendaklah ia berpuasa. Karena puasa dapat mengendalikanmu". (HR. Mutafaqun 'alaih, dari Ibnu Mas'ud ra)
Tuh, Nabi saw saja hanya menyuruh berpuasa (sunnah) kalau belum mampu untuk menikah, dan tidak menyuruh berpacaran. Pesan Nabi saw; "jika kalian sedang berduaan, maka yang ketiganya adalah setan". Oke,......bro...***


Sumber bacaan:
1. Al Qur'an dalam Tafsir Jalalain
2. Shohih Buhkori dan Muslim
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

 

2 komentar:

Unknown mengatakan...

super sekali....
tp entah kenapa aku lebih memilih pacaran dan yakin dengan pacaran bisa memperoleh jodoh yg benar2 baik buat saya. (ikhtiar mas bro)

Unknown mengatakan...

@Far Faruk,.....makasih telah mampir,hehehehe....lagi pacaran ya, bro? berikhtiarlah seperti yg telah dicontohkan Nabi SAW dan para sahabatnya, semoga dapat jodoh yg baik, amin.