Selasa, 30 April 2013

May Day : Sejumlah Perusahaan Terpaksa Meliburkan Buruhnya


Oleh Abu Gybran

Balaraja, 30 April 2013.
Aparat keamanan dengan jumlah besar akan diterjunkan kelapangan untuk mengawal dan mengamankan aksi buruh dalam peringatan May Day atau Hari Buruh Internasional. Persiapan untuk menyambut May Day ini sudah nampak dengan banyaknya spanduk-spanduk yang dipasang di hampir setiap pintu gerbang perusahaan. Ragam tulisan sangat mewarnai peringatan yang bakal dirayakan besok tanggal 1 Mei 2013 ini seperti yang nampak pada sepanduk di depan pabrik kayu olahan di jalan Raya Serang km 27; "Katakan Tidak Untuk Melakukan Anarkis!!! Selamat Hari Buruh Internasional". Saya yakin tulisan ini ditujukan pada buruh yang bakal pawai melewati perusahaan di sepanjang jalan Raya Serang.

Menjadi menarik ketika memaknai arti dari tulisan di spanduk diatas, ada kecemasan yang bisa ditangkap dari pihak perusahaan melalui seruan dimaksud. Kecemasan yang bakal dilakukan dalam aksi buruh, juga ada semacam kebiasaan buruk jika buruh melakukan aksi turun ke jalan

Terusterang, saya sebagai buruh merasa miris membaca tulisan itu. Walaupun perbuatan anarkis di negeri ini sudah bukan lagi perkara asing. Kadang pejabat negara pun seringkali melakukan perbuatan yang jauh lebih anarkis ketimbang yang dilakukan buruh. Korupsi misalnya yang berdampak pada menurunnya kesejahteraan rakyat. Namun demikian, aturan tetap saja harus dipatuhi oleh semua lapisan masyarakat. Walaupun barangkali kita sudah muak mendengar slogan bahwa negeri ini adalah negeri hukum. Sekalipun faktanya seringkali kita dapati bahwa hukum dinegeri ini seperti pisau; tumpul keatas namun runcing kebawah.

Saya sedang tidak membela siapun dalam tulisan saya ini, namun tetap saja hati nurani saya tidak bisa dipaksakan untuk menerima perbuatan anarkis sekecil apapun dan dilakukan oleh siapapun. Perbuatan anarkis harus dihindari....!!!

Sejumlah perusahaan yang berada di Kawasan Industri Balaraja dan yang berada disepanjang jalan Raya Serang khususnya, sepakat untuk meliburkan buruhnya pada peringatan May Day besok. Sekali lagi, perusahaan meliburkan buruhnya itu bukan lantaran adanya peringatan May Day, tapi terpaksa karena takut terjadi aksi sweeping buruh, ini alasan utamanya. Ah...., sudah separah inikah? Sebagai buruh pabrik terusterang saya tersinggung dengan segala bentuk opini negatif yang menyudutkan gerakan buruh. Sebab hingga kini saya masih meyakini bahwa gerakan atau aksi buruh tidak dimaksudkan untuk 'menebar rasa ketakutan' bagi dunia industri. ***

Senin, 29 April 2013

Ust. Hari Mukti: "Hilangnya berkah dari langit dan bumi":


Oleh : Abu Gybran

Cikande, 28 April 2013, bertempat di Masjid At-Taqwa Taman Cikande, Ust. Hari Mukti dalam ceramahnya pada Tabligh Akbar, menyoroti berbagai persoalan yang terjadi seperti saat sekarang ini.

Mantan rocker yang pernah mewarnai blantika musik di tanah air ini, beralih profesi menjadi pendakwah karena menyadari bahwa kehidupan menjadi artis dengan segala kehidupan glamournya itu tidak membawanya pada ketenangan batin. "Saya ini mantan artis, mantan rocker, juga mantan setan".

Menjadi menarik ketika masa lalunya dijadikan materi pembicaraan yang dikaitkan dengan kehidupan masa kini. Menurutnya, manusia saat ini semakin jauh dengan kehidupan akhirat. Manusia lebih memilih kehidupan duniawi ketimbang akhirat. Karena nafsu duniawi telah menggeser aturan Allah dan Rosul-Nya. "Ini yamg membuat hilangnya barokah dari langit dan bumi", tandasnya.

Penyampaian dakwahnya serius, atraktif dan seringkali diselingi candaan yang pas dan tidak berlebihan. Barangkali inilah daya tarik beliau terhadap jama'ahnya. Hal ini bisa dilihat dari jama'ah yang hadir di Masjid At-Taqwa yang membeludak terutama kaum ibu-ibu.

Pengaruh budaya asing-pun sempat disinggungnya. "Budaya asing yang jelas-jelas jauh dari syare'at itu ditiru habis-habisan oleh kaum muslimin", paparnya. Banyaknya kaum perempuan yang mengenakan pakaian ketat merupakan hasil tiru-tiru.

Satu jam ceramah beliau begitu tak terasa. Bahasa penyampaiannya yang mudah dimengerti dan enteng membuat pendengar tidak merasakan kebosanan. ***

Selasa, 23 April 2013

Dua Puisi Pendek












Wangi Bunga
Oleh : Abu Gybran

Masih terlalu pagi untuk menyudahi mimpi
belum beranjak matahari
malu-malu dibalik selaput hitam, mendung menggantung
mimpi menghilang di semilir angin
menghempas rimbun daun akasia
Terluka, sebab kau tak hadir nyata
seperti kabut menggelantung di langit kamar
Kecewa, melihat kau terbirit-birit keluar
kau tak pernah tahu betapa rinduku mengakar
Jejakmu hanya kudapati pada wangi bunga yang mekar.

(Tangerang, 25 April 2013).    
 

Mereka Lebih Tahu
Oleh : Abu Gybran

Kertas pucat itu menyimpan rekam jejak
ada dua warna; hitam dan putih
Sementara aku lebih suka mengatakan hitam
karena jelaga jelas bagiku
Aku malu mengatakan putih  karena aku tak pernah merasa putih.
Burung manyar, mawar merah pucat pasi dan angin yang meriuh
mereka lebih tahu tentangku.

(Tangerang, 23 April 2013)

Selasa, 16 April 2013

Melawan Rasa Takut

Oleh: Abu Gybran

Apa yang bisa dikerjakan oleh orang yang dirinya selalu dihantui oleh rasa takut? Tidak ada. Sekalipun ada pasti hasilnya akan mengecewakan. Sebab orang yang dihantui ketakutan seperti mengubur kedua kakinya sebelum melangkah. Diam bukan solusi agar terhindar dari rasa takut sebab diam dengan tidak melakukan apa pun sejatinya adalah gagal. Takut gagal; takut hidup miskin dan takut kehilangan pekerjaan adalah ketakutan yang paling banyak menghantui seseorang saat sekarang ini. 

Takut Harus Dilawan
Setiap kita pasti punya rasa takut, tapi takut yang berlebihan biasanya dipicu oleh ketidak-siapan diri dalam menghadapi persoalan. Ya, kuncinya adalah karena tidak siap. Contohnya begini; orang takut mati, padahal bukan kematiaannya yang ditakuti sebab kematian itu pasti. Ketidak-siapannyalah menghadapi kematian yang sebenarnya dia takuti. Takut mati karena belum siap, belum punya bekal kebaikan untuk kehidupan akhirat yang kekal. Jadi rasa takut itu hanya bisa dilawan dan dikalahkan oleh orang-orang yang penuh dengan kesiapan.

Salah Jalan
Dalam kehidupan ini kita sering menjumpai bagaimana seseorang menyiapkan segala kebutuhan hidupnya dengan kerja keras. Bahkan tidak sedikit yang menabrak norma-norma yang semestinya ditaati. Dunia memang selalu menyilaukan bagi siapa saja yang berpikir bahwa dunia adalah segalanya. Soal halal atau haram, itu urusan yang kesekian. Tidak tanggung-tanggung banyak orang yang pergi ke para normal atau dukun untuk mempersiapkan kehidupan kedepan agar tidak jatuh miskin.

Baru-baru ini saya dibuat terkejut ketika mendengar ada seorang ibu dan anaknya datang ke seorang dukun meminta agar anaknya yang hendak menghadapi Ujian Nasional di sekolahnya dapat lulus. Bahkan tidak sedikit pula orang-orang yang 'nyaleg' untuk tahun 2014 mendatangi paranormal tanpa canggung sedikitpun. Ketakutan yang diperlihatkan oleh orang-orang yang pergi dan meminta bantuan si dukun adalah keliru. Walaupun dengan alasan 'hanya berusaha dan ikhtiar'. Jalan yang keliru seperti ini banyak ditempuh oleh orang-orang untuk menutupi ketakutannya. Padahal belajar dan terus belajar menggali kebaikan-kebaikan dan mengamalkannya adalah persiapan yang sebenarnya untuk membunuh rasa takut.

Berpulang kepada kita; belajar atau tidak, siap atau tidak merupakan 'penghargaan' untuk diri kita sendiri. *** 

Rabu, 03 April 2013

Kumpulan Puisi: Ketika Mimpi Tak Lagi Indah

 














Melupakanmu
Oleh: Abu Gybran

Kerlip embun pagi yang kemudian jatuh dari daun kamboja
menggetarkan hati yang didera sepi dimana kau telah mengikatnya mati
membiarkan aku tergeletak, nyeri yang membungkam, aku terdiam
menikmati kepedihan yang kau tinggalkan menghujam tajam
padahal pagi belum begitu jauh meninggalkan
ketika embun menghilang ditelan rimbun rerumputan
tatapanku kosong dalam kesendirian.

Jiwa mengerang diterik siang berontak karena bisik yang terus mengiang
aku tidak tahu bisikan milik siapa, sebab sekujur tubuh sudah mati rasa
hanya mampu menduga bahwa bisik itu adalah sisa keberanian jiwaku
bangkit.....!!!
ada keyakinan yang mengatakan lirih; bahwa kau telah jauh pergi
aku harus membuang sebungkus kesetiaanku
agar langkahku ringan dalam kejaran bayang-bayangmu

Aku pun sanggup melupakanmu.....!!!

(Tangerang, 03 April 2013)

Ketika Mimpi Tak Lagi Indah
Oleh: Abu Gybran

Ketika mimpi tak lagi indah, dimana tidur-tidurku yang dulu kau sembunyikan?
bulan purnama menghadirkan kengerian hampir disepanjang malam
dalam balutan kelam diri bersenggama dengan sepi
hanya dengan sepi....!!!

(Tangerang, o4 April 2013)   

Aku Adalah Debu
Oleh: Abu Gybran

Mengenali diri seperti menyusun tumpukkan batu waktu
kadang gagap mengeja abjad masa lalu, batu hitam terkubur
dalam kubangan  kejumawaan
menjijikan!

Serpihan diri itu teramat mencolok, hitam legam
mendominasi tiap tarikan nafas diantara waktu yang terus bertarung
dengan segala keangkuhan
kesombongan!

Mengenali diri mengejanya dalam kegagapan
ah, kiranya tanpa-Mu
aku adalah debu.

(Tangerang, 08 April 2013)

Nista
Oleh : Abu Gybran

Bukan tidak tahu, tahu....!
bagaimana tidak, seperti menguliti diri
hapal mati
dari ujungnya rambut sampai tepinya kaki
membiarkan nista melumuri tiap tarikan nafas
tak berdaya mengelak, apalagi berlari menjauh
siapa yang tak mau bergelimang
harta
tahta
wanita
adalah berhala-berhala yang dipuja karena keramat
dalam kebutaan menyandarkan hidup pada sebatang tongkat
pun maksiat menjadi nikmat

Bukan tidak tahu, tahu....!
nista adalah dosa
dosa adalah berhala
berhala adalah puja.
Kejahiliyahan menyelimuti segala rupa
Astaghfrallah.

(Tangerang, 12 April 2013)