Rabu, 30 Juli 2014

Lengkingan Tonggeret

Oleh: Abu Gybran














Panas terik menarik akar-akar rumput
Menggeliat gelisah penat. Pandangan tertipu fatamorgana
tak ada suara, diri terjebak di padang sepi mematikan
Melengking suara tonggeret memekakkan gendang-gendang telinga
Seperti jeritan hati yang terkoyak luka
Diri terdiam merasa ada rasa yang sama
masa lalu hadir di antara gelombang tipuan fatamorgana
Memalingkan muka membuang pandang
berharap bayang menghilang

Ret-ret lengkingan tonggeret menyayat
Seperti seruling setan jahanam
memojokkan diri pada lembah kenistaan, keputus-asaan
Bertahan dari ajakan yang membisikkan
bahwa hidup sudah kehilangan harapan dan tak ada lagi harapan
Tidak semuanya hilang, masih ada sepotong doa
asa meniupkan gairah, menghidupkan urat-urat syaraf yang melemah
Kehidupan yang sesungguhnya
bukan tipuan yang menipu
Tapi kesungguhan dari segala yang diharapkan

Jeritan tonggeret terdiam disiram hujan
menyejukkan.

(Tangerang, 30 Juli 2014)

Senin, 28 Juli 2014

Lebaran 1435 H

Oleh: Abu Gybran

Saya Akan Terus Menulis

Empat tahun Blog Saya ini sudah 'gentayangan' di dunia maya. Banyak hal yang saya tulis lewat puisi, cerpen, cerita bersambung dan artikel lainnya terutama soal agama dan ketenagakerjaan. Setidaknya sudah ada 27.200 pengunjung yang mampir ke Blog yang saya beri nama Abu Gybran ini. Saya senang bisa berbagi. Oleh karenanya saya akan terus menulis, mencurahkan apa yang terjadi disekeliling dan apa saja yang saya rasakan. Mulai dari kegaduhan politik, ekonomi dan kegaduhan hati saya. 

Pada lebaran idul fitri 1435 H, saya menghaturkan permintaan maaf pada seluruh pembaca. Saya menyadari, tentu saja ada kesalahan atau kekhilafan yang saya perbuat dalam tulisan-tulisan saya. Dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan; "Mohon maaf lahir dan bathin." Semoga di hari lebaran ini dapat menyatukan hati-hati kita. Penuh kasih penuh cinta dalam kedamain dan persamaan.

Rabu, 23 Juli 2014

Dalam Kepungan Bayangmu

Oleh: Abu Gybran
















Jika saat ini aku berkata rindu; itu tidak untuk mengusik masa lalu yang telah tidur
Tidak ! Sungguh keikhlasan melepas masa lalu telah selesai
Aku mengantarkannya hingga pertengahan jalan seperti yang kau minta
Tapi tidak dengan rindu. Rindu masih bersamaku. Rindu masih milikku
Mengelak dari kepungan bayangmu acapkali kulakukan
Bahkan, ribuan kali aku menghapusnya hingga aku lupa sudah berapa lama aku menatap senja
Kusesali tenggelamnya matahari tetap saja masih menyisakan bayangmu
Aku memang rindu
Acapkali ku berkata rindu; bayangmu lenyap menghilang
terbang
Ya, rindu masih milikku tapi tidak dengan bayangmu.

(Citra Raya,Tangerang, 22 Juli 2014)

Selasa, 22 Juli 2014

Bunga Jatuh Di Tanah Basah

Oleh: Abu Gybran













Aku
Hanya mampu terdiam saat angin riuh mengabari
Tentang bunga yang jatuh di tanah basah
Bukan masanya jatuh sebab mekar baru separuh
Aku
Berkata lirih; ya, sudahlah
Kecewa sebab mataku tak lagi bisa melihat dan menikmati keindahannya
Sekeping pagi hilang, ku tak lagi bisa mencium wangi tubuh, memandang senyum
dan sapa manja penyejuk sukma
Aku
Memang kehilangan, ada separuh jiwaku terbawa pergi
mengelana pada ruang dan waktu yang telah dipilihnya
Tanah basah, aku berharap tumbuh bunga yang lain.

(Tangerang, 22 Juli 2014)  

Jumat, 04 Juli 2014

Menyoal Sembako di Pasar Gembong

Oleh: Abu Gybran

Pasar tradisional Gembong di Jalan Raya Serang Km. 33, Balaraja, Tangerang selalu menjadi sorotan saya pada setiap tahunnya terutama pada bulan puasa. Bukan hanya aktifitas pasarnya yang ramai jika menjelang lebaran, tapi tak kalah hebohnya adalah kemacetan karena tidak sedikit para pedagang menggunakan satu jalur jalan raya untuk berjualan. 

Setelah sehari puasa, saya berkesempatan belanja kepasar ini. Kesan pertama di dalam pasar adalah pengap dan becek terutama di lapak-lapak pedagang ikan basah dan daging. Yang banyak saya lakukan adalah bertanya pada para pedagang ketimbang belanja. Sekadar ingin tahu harga pasar yang terkait dengan harga sembako pada bulan puasa dan menjelang lebaran nanti.

Seperti harga daging sapi, sebelum bulan puasa harganya Rp. 88.000/kg naik menjadi Rp. 90.000/kg di bulan puasa. Artinya menjelang 2 hari lebaran harga daging bisa ditebak pada kisaran Rp. 110.000/kg sampai dengan Rp.120.000/kg.

Add caption
Lain halnya dengan harga daging ayam yang juga mengalami kenaikan, sebelum puasa harganya hanya Rp. 24.000/kg. Menjelang sehari puasa kata para pedagang harga ayam potong sudah mengalami kenaikan hingga Rp. 28.000/kg.

Harga kebutuhan paling pokok adalah beras. Barangkali hanya harga beras yang relatif stabil pada bulan puasa ini. Harga beras premium seperti beras Cianjur Kepala, Cianjur Slyp, Sentra dan Saigon berkisar Rp. 12.000/kg. Sedang untuk harga beras medium jenis IR-64 I, RP. 8.800/kg sedangkan beras jenis IR-64 II seharga Rp. 7.900/kg.

Pendeknya, hasil buruan saya mengenai harga sembako di Pasar Gembong ini rata-rata naik pada bulan puasa dan harga-harga sembako tersebut dapat diperkirakan

akan melejit satu minggu menjelang lebaran. Sudah menjadi hukum pasar sepertinya, suka atau tidak suka masyarakat kecil tidak punya pilihan lain. Sebisa mungkin belanja kebutuhan pokok untuk merayakan lebaran. Walaupun terpaksa harus cari pinjaman ke renternir yang berkedok Bank keliling.