Oleh: Abu Gybran
Menutup mata rapat berharap gelap
agar tak nampak
Tetap terang benderang terbayang
sudah tergoda
Nafsu berlumur birahi, jiwa terkapar, menggelepar
tersungkur dimulut rahim pelacur
gambaran kelam
pekat
tetap dinikmat
Dunia ku pijak, menelusurinya pada tiap lekukkan
Tak jauh berbeda
Semakin jauh kedalam, memabukkan
Tak jauh berbeda
Dunia ku pijak, menggoda
seperti tarian pelacur
menyesatkan
Betis-betis tanpa bulu dipamer
Sesaat menatap, berlari memburu
dipaksakan
terperangkap dimulut rahim penggoda
fana
Selalu tak jera
Dunia ku pijak, adalah pelacur
menggoda
menipu
palsu
Selalu begitu
Pada puncak segala kebohongan
Diri takut mati.
(Tangerang, 16 Maret 2012)
DITELANJANGI
Oleh: Abu Gybran
Kau berkata, memaksa;
"Bawalah aku sampai keujung langit"
Seharusnya aku suka
tapi kalimat itu seperti menghempaskanku
Aku terbentur dan tersungkur
ditepi keraguan
Menelanjangi diri
Menatap bijak tiap pandangan
menelusur
Merasakan kearifan tiap desah nafas
sengal
Aku menjawab, terpaksa;
"Aku akan membawamu sampai diujung langit"
Aku benar-benar ditelanjangi
kejumawaanku
Walau diri tak bisa dibohongi.
(Tangerang, 16 Maret 2012)
Menutup mata rapat berharap gelap
agar tak nampak
Tetap terang benderang terbayang
sudah tergoda
Nafsu berlumur birahi, jiwa terkapar, menggelepar
tersungkur dimulut rahim pelacur
gambaran kelam
pekat
tetap dinikmat
Dunia ku pijak, menelusurinya pada tiap lekukkan
Tak jauh berbeda
Semakin jauh kedalam, memabukkan
Tak jauh berbeda
Dunia ku pijak, menggoda
seperti tarian pelacur
menyesatkan
Betis-betis tanpa bulu dipamer
Sesaat menatap, berlari memburu
dipaksakan
terperangkap dimulut rahim penggoda
fana
Selalu tak jera
Dunia ku pijak, adalah pelacur
menggoda
menipu
palsu
Selalu begitu
Pada puncak segala kebohongan
Diri takut mati.
(Tangerang, 16 Maret 2012)
DITELANJANGI
Oleh: Abu Gybran
Kau berkata, memaksa;
"Bawalah aku sampai keujung langit"
Seharusnya aku suka
tapi kalimat itu seperti menghempaskanku
Aku terbentur dan tersungkur
ditepi keraguan
Menelanjangi diri
Menatap bijak tiap pandangan
menelusur
Merasakan kearifan tiap desah nafas
sengal
Aku menjawab, terpaksa;
"Aku akan membawamu sampai diujung langit"
Aku benar-benar ditelanjangi
kejumawaanku
Walau diri tak bisa dibohongi.
(Tangerang, 16 Maret 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar