Oleh: Abu Gybran
Pagi tadi, rimbun pohon aksia berbalut kabut
jejak hujan jelas tergambar di tanah merah basah
Gelisah embun bergelayut pada daun kering
menyisakan kisah cinta tadi malam
melenguh, hasrat gemuruh
Belum habis rindu, kau pergi saat matahari menampakkan wajah
meninggalkan, membiarkan dan kembali aku bergulat dengan sepi
sendiri.
Pada bekas hujan tadi malam
Mengumpulkan kembali kisah
memungutnya pada tanah merah basah
merekam jejak yang kau tinggalkan
Tak pasti sampai kapan aku harus kembali bermain-main dengan sepi
Menunggu janji
kau kembali dengan wujudnya mimpi
Mimpi-mimpi kita
(Tangerang, 7 Juni 2013)
Pagi tadi, rimbun pohon aksia berbalut kabut
jejak hujan jelas tergambar di tanah merah basah
Gelisah embun bergelayut pada daun kering
menyisakan kisah cinta tadi malam
melenguh, hasrat gemuruh
Belum habis rindu, kau pergi saat matahari menampakkan wajah
meninggalkan, membiarkan dan kembali aku bergulat dengan sepi
sendiri.
Pada bekas hujan tadi malam
Mengumpulkan kembali kisah
memungutnya pada tanah merah basah
merekam jejak yang kau tinggalkan
Tak pasti sampai kapan aku harus kembali bermain-main dengan sepi
Menunggu janji
kau kembali dengan wujudnya mimpi
Mimpi-mimpi kita
(Tangerang, 7 Juni 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar