Oleh: Abu Gybran
Kala menyusur meninggalkan langkah melemah
di belakang tertatih, tertinggal jauh
Asa mati di tengah jalan, padahal belum sampai pada tepi
akhir dari ribuan mimpi
Di persimpangan kau berbelok arah, lepaskan genggaman tangan
mencampakkan kata setia
Aku yang berdiri mematung sementara kala terus berlari menyeretku
Rindu telah ikut merebah, berbaring di jalan sunyi berdebu
Aku sudah tak mengenali; siapa aku?
Kala telah menelanjangi segala kebodohanku. Kesombongan yang menjumawa
Padahal (saat itu)
langkah hampir memasuki gerbang senja
Kesenangan yang menipu dan aku tertipu
Lengkung senyum milikmu
Duhai bunga, cinta yang menghilang entah di mana
Memasuki senja, memasuki alam sunyi
sendiri
(Tangerang, 17 September 2014)
Kala menyusur meninggalkan langkah melemah
di belakang tertatih, tertinggal jauh
Asa mati di tengah jalan, padahal belum sampai pada tepi
akhir dari ribuan mimpi
Di persimpangan kau berbelok arah, lepaskan genggaman tangan
mencampakkan kata setia
Aku yang berdiri mematung sementara kala terus berlari menyeretku
Rindu telah ikut merebah, berbaring di jalan sunyi berdebu
Aku sudah tak mengenali; siapa aku?
Kala telah menelanjangi segala kebodohanku. Kesombongan yang menjumawa
Padahal (saat itu)
langkah hampir memasuki gerbang senja
Kesenangan yang menipu dan aku tertipu
Lengkung senyum milikmu
Duhai bunga, cinta yang menghilang entah di mana
Memasuki senja, memasuki alam sunyi
sendiri
(Tangerang, 17 September 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar