Aku Muaramu
Oleh: Abu Gybran
Belum lama
Masih jelas dalam ingatan
saat derai tawa lepas
mencerahkan
Hari tanpa keterikatan
Seperti air sungai menyusur
tanpa tahu dimana muara
tanpa tanya; kenapa?
Aku muara itu
dengan segala kerelaan
Merekam jejak tiap biduk berlabuh
Ragam cerita diutarakan
Ada candamu tak terlupakan
Ungkapan awal keterikatan
riak-riak kedekatan
Aku tak hendak mengatakan ini cinta
Menyusur seperti dirimu mengalir
Bersatunya kita waktu yang menentukan
tanpa tanya; kapan?
Aku muaramu
Merekam jejak tiap biduk berlabuh
Menunggu tak kan menyurutkan kesetianku. ***
Tangerang, 21 Agustus 2011
Bersetubuh Dengan Waktu
Oleh: Abu Gybran
Gundah
menelungkupkan jiwa
Tak berkutik, diam
Tak berkata-kata
Hela nafas adalah kecemasan
Bisik hati melapal doa
lewat getar-getar jiwa aku mencumbumu
Menelanjangi diri
bersetubuh dengan waktu
Gundah bermuara pada kepasrahan
Aku yakin;
Kau tak kan meninggalkanku ***
Tangerang, 22 Agustus 2011
Oleh: Abu Gybran
Belum lama
Masih jelas dalam ingatan
saat derai tawa lepas
mencerahkan
Hari tanpa keterikatan
Seperti air sungai menyusur
tanpa tahu dimana muara
tanpa tanya; kenapa?
Aku muara itu
dengan segala kerelaan
Merekam jejak tiap biduk berlabuh
Ragam cerita diutarakan
Ada candamu tak terlupakan
Ungkapan awal keterikatan
riak-riak kedekatan
Aku tak hendak mengatakan ini cinta
Menyusur seperti dirimu mengalir
Bersatunya kita waktu yang menentukan
tanpa tanya; kapan?
Aku muaramu
Merekam jejak tiap biduk berlabuh
Menunggu tak kan menyurutkan kesetianku. ***
Tangerang, 21 Agustus 2011
Bersetubuh Dengan Waktu
Oleh: Abu Gybran
Gundah
menelungkupkan jiwa
Tak berkutik, diam
Tak berkata-kata
Hela nafas adalah kecemasan
Bisik hati melapal doa
lewat getar-getar jiwa aku mencumbumu
Menelanjangi diri
bersetubuh dengan waktu
Gundah bermuara pada kepasrahan
Aku yakin;
Kau tak kan meninggalkanku ***
Tangerang, 22 Agustus 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar