Oleh: Abu Gybran
Memahami ketika kau memutuskan untuk mencari suasana yang kau anggap dapat mendamaikan hati
dan aku menangkap suasana jengah keluar dalam kegaduhan batin
Bukan hanya keluar, tapi kau memaksa menariknya keluar
mengingkari kata setia yang pernah kau sematkan di antara rindu kita
Kau tak peduli lagi pada kata mohon yang ku sampaikan, dibiarkan tergeletak di bawah kakimu
Tak menyisakan ruang sedikitpun agar aku dapat bernafas, hanya sebatas celah harap
Aku bertahan dalam kesendirian, dalam suasana sepi yang melumpuhkan nadi
Kiranya kau lebih memilih pergi
Kau kira aku mati?
Tidak! Sebab aku masih memiliki mimpi
Mimpi yang tersisa di antara ribuan mimpi yang kau khianati
Kau kira aku mati?
Tidak! Sebab aku masih memiliki cinta
Cinta yang tersisa di antara ribuan cinta dimana kau telah mengingkarinya
Yang aku lakukan kini kembali menggantungkan asa pada tingginya tiang pancang
Menitipkan kata-kata gugah bahwa masih tersisa bentangan jalan panjang
Jalan yang terang benderang
Ku yakini tanpa aral yang melintang
Sudah cukup kiranya ribuan mimpi yang telah hilang
Tapi masih sempat aku menempatkan kau dalam kenang
hanya sebatas catatan agar tak lekang
Bahwa kau pernah datang walau sekejap pandang
Kutempatkan kau dalam kenang
kenang yang aku tak mau lagi mengenang.
(Tangerang, 16 April 2014)
Memahami ketika kau memutuskan untuk mencari suasana yang kau anggap dapat mendamaikan hati
dan aku menangkap suasana jengah keluar dalam kegaduhan batin
Bukan hanya keluar, tapi kau memaksa menariknya keluar
mengingkari kata setia yang pernah kau sematkan di antara rindu kita
Kau tak peduli lagi pada kata mohon yang ku sampaikan, dibiarkan tergeletak di bawah kakimu
Tak menyisakan ruang sedikitpun agar aku dapat bernafas, hanya sebatas celah harap
Aku bertahan dalam kesendirian, dalam suasana sepi yang melumpuhkan nadi
Kiranya kau lebih memilih pergi
Kau kira aku mati?
Tidak! Sebab aku masih memiliki mimpi
Mimpi yang tersisa di antara ribuan mimpi yang kau khianati
Kau kira aku mati?
Tidak! Sebab aku masih memiliki cinta
Cinta yang tersisa di antara ribuan cinta dimana kau telah mengingkarinya
Yang aku lakukan kini kembali menggantungkan asa pada tingginya tiang pancang
Menitipkan kata-kata gugah bahwa masih tersisa bentangan jalan panjang
Jalan yang terang benderang
Ku yakini tanpa aral yang melintang
Sudah cukup kiranya ribuan mimpi yang telah hilang
Tapi masih sempat aku menempatkan kau dalam kenang
hanya sebatas catatan agar tak lekang
Bahwa kau pernah datang walau sekejap pandang
Kutempatkan kau dalam kenang
kenang yang aku tak mau lagi mengenang.
(Tangerang, 16 April 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar