Oleh: Abu Gybran
Bukan salah hujan ketika menerobos masuk lewat jendela
Jendela tak berpintu yang lama kesepian
Angin pun bebas masuk mengacak-acak isi ruangan
Ruang pengap diam dalam kebisuan
Jendela tak berpintu dan ruang pengap diam dalam kebisuan
Masa lalu berserakan dibiarkan tergeletak
Menyatu dalam sepi
Ditikam masa lalu yang menyakitkan
Pada dinding kusam, namamu masih terbaca samar
Ada ribuan tertoreh cerita tentang kita
Bahkan di sudut ruang masih menyisakan wangi tubuhmu
Satu dari pakaian tidurmu masih tergantung di kastok yang sudah rapuh
Bukan salah hujan dan tidak pula salah angin
Ketika kita terlempar jauh oleh keangkuhan
Kita telah kehilangan kepakkan sayap-sayap cinta
Kita adalah jendela tak berpintu itu.
(Tangerang, 13 Januari 2015)
Bukan salah hujan ketika menerobos masuk lewat jendela
Jendela tak berpintu yang lama kesepian
Angin pun bebas masuk mengacak-acak isi ruangan
Ruang pengap diam dalam kebisuan
Jendela tak berpintu dan ruang pengap diam dalam kebisuan
Masa lalu berserakan dibiarkan tergeletak
Menyatu dalam sepi
Ditikam masa lalu yang menyakitkan
Pada dinding kusam, namamu masih terbaca samar
Ada ribuan tertoreh cerita tentang kita
Bahkan di sudut ruang masih menyisakan wangi tubuhmu
Satu dari pakaian tidurmu masih tergantung di kastok yang sudah rapuh
Bukan salah hujan dan tidak pula salah angin
Ketika kita terlempar jauh oleh keangkuhan
Kita telah kehilangan kepakkan sayap-sayap cinta
Kita adalah jendela tak berpintu itu.
(Tangerang, 13 Januari 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar