Oleh: Abu Gybran
Pada hari Asyura banyak kaum muslimin menjadikannya sebagai Lebaran Yatim. Artinya di hari itu kita dianjurkan untuk berbagi dengan anak yatim. Kita pun sudah tahu bahwa keutamaan menyantuni anak yatim dan itu berlansung setiap waktu. Sebab ini adalah perintah Allah dan Rosul-Nya. Jadi tidak hanya dikhususkan pada moment tertentu saja dalam setahun sekali. Kita menyadari bahwa anak yatim hidup bukan hanya pada hari Asyura saja.
Rosululloh SAW bersabda:
1. "Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod; 131, Shahih)
2. "Kedudukkanku dan orang yang mengasuh anak yatim di syurga seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini." (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod; 133, shahih)
3. "Kedudukkanku dan orang yang menanggung anak yatim di syurga bagaikan ini," (Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya). (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod; 135, shahih)
Itulah beberapa hadits yang disebutkan oleh Imam Bukhori dalam kitab beliau Adabul Mufrod.
Lebaran Anak Yatim
Mengkhususkan waktu untuk menyantuni anak yatim harus dibarengi dengan dalil yang shahih. Karena kita diperintahkan menyantuni dan membahagiakan anak yatim setiap saat bukan hanya pada moment tertentu. Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa menurutnya ketiga hadits di atas, Rosululloh SAW menetapkan amalan dengan maksud umum dan mutlak, maka itu tidak menunjukkan mesti dikhususkan dengan cara dan aturan tertentu. (Majmu' Al Fatawa,20:196)
Adapun dalil yang membicarakan masalah Lebaran Anak Yatim pada hari Asyuro adalah sebagai berikut; Rosululloh SAW bersabda: "Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim di hari Asyuro (10 Muharam), maka Allah akan mengangkat derajatnya dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat." (HR.Ahmad)
Dalam jalur sanad hadits ini terdapat seorang perawi yang bernama Habib bin Abi Habib. Para ulama hadits menyatakan bahwa perawi ini matruk (ditinggalkan). sehingga mengkhususkan menyantuni dan membahagiakan anak yatim pada hari Asyura dengan dalil ini dirasa kurang tepat. Namun demikian tidak sedikit juga para ulama berpendapat bahwa jika kedudukkan hadit dhaif (lemah) tapi didalamnya terkandung makna mampu untuk memotivasi fadhilah 'amal atau keutamaan amal, maka boleh diamalkan.
Terjebak Pada Sebatas Peringatan
Kita umat Islam, terkadang bangga bisa memperingatai Hari Besar Islam dengan meriah. Bahkan pelaksanaan PHBI seringkali dijadikan tolok ukur keberhasilan kita dalam berdakwah. Berapa kali dan seberapa sering juga seberapa meriahnya PHBI yang kita laksanakan dijadikan standar keberhasilan umat Islam dalam melaksanakan ajaran-Nya. Tapi kita lupa, bahkan kita seringkali tidak merasakan apa-apa setelah PHBI yang kita laksanakan. Hanya sebatas seremonial belaka !
Sebagai contoh; kita memperingati Maulid Nabi SAW denga meriahnya, tapi setelahnya ahlak kita perilaku kita tidak seperti apa yang Nabi SAW contohkan. Kita masih suka mencela, memfitnah, memusuhi saudaranya dan mempertontonkan ahlak yang buruk lainnya. Padahal kita setiap tahun memperingati maulid Nabi SAW. Inikah keberhasilan dakwah itu?
Satu lagi, kita memperingati Isro' mi'roj Nabi SAW setiap tahunnya dengan meriah, tapi setelahnya masjid tetap sepi dari shalat berjama'ah. Bahkan seringkali kita melalaikan perintah shalat itu sendiri. Inikah yang dijadikan tolok ukur keberhasilan itu?
Sama halnya dengan kita memperingati Lebaran Anak Yatim pada 10 Muharam, tapi setelahnya kita jangankan peduli dengan anak yatim ingat saja tidak. Tentu kita semua tidak menghendaki kesalahan-kesalahan cara berpikir serta amalan kita bahwa selama ini kita terjebak hanya pada sebatas peringatan semata. Saya sedang tidak mengatakan bahwa PHBI itu sia-sia dan tidak penting, tapi jauh lebih penting mengamalkan isi dari apa yang telah kita peringati.
Perhatikan sabda Rosululloh SAW; "Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk badanmu, wajahmu (yang nampak dari luar), tapi Allah hanya melihat apa kamu sekalian amalkan." (HR. Bukhori-Muslim)
Santunan Anak Yatim DKM At-Taqwa Taman Cikande
Saya sebagai Ketua Dewan Kemakmuran Masjid At-Taqwa Taman Cikande, beserta pengurus yang lainnya yang belum genap dua minggu, insya Allah akan mengadakan Santunan Anak Yatim pada bulan Muharam ini. Sekaligus dengan kegiatan IKRAM pada tanggal 16 November2014. Harapannya adalah mengajak dan memberikan pemahaman kepada umat Islam bahwa menyantuni anak yatim adalah perintah Allah dan Rosul-Nya. Setiap saat dan bukan hanya pada hari Asyuro saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar