Rabu, 23 Mei 2012

AKU MENCINTAI KALIAN

Suara Hati
Untuk Orang-Orang Yang Aku Cintai
Oleh: Abu Gybran

Ini soal perasaanku terhadap kalian orang-orang yang aku cintai; kadang aku berpikir untuk memberikan seluruh kehidupanku pada kalian sesempurnamungkin tanpa kekurangan sedikitpun. Memberikan kebahagiaan dan kegembiraan seutuhnya pada setiap putaran waktu. Walau akhirnya aku menyadari dan aku berharap kalianpun menyadari, bahwa kekuranganku lebih banyak ketimbang pencapaian yang sempurna dalam memberikan pelayanan pada kalian. Aku sangat bersyukur, sudah separuh jalan aku lewati hidup bersama kalian; aku bangga melihat kalian selalu tersenyum menutupi segala kekuranganku. 

Hidup memang tak selalu seperti apa yang kita harapkan. Kalian tahu, ini tentang perasaanku sebagai suami dari istriku dan sebagai bapak dari kalian anak-anakku, bahwa kalian tak akan hilang  disetiap desah nafasku. Dalam benakku; aku kan senantiasa mengingat dan menikmati seluruh pahit-manis hidup bersama kalian. 

Aku bahagia
Sungguh, bahkan teramat bahagia. Hidup bersama di sebuah rumah sederhana yang damai dan jauh dari suara bising kebohongan, kata dusta dan kemunafikan. Ya, walau rumah sederhana tapi inilah rumah kita tempat kita merajut segala impian.
Dengarkan
Apapun yang aku lakukan semuanya aku persembahkan untuk kalian.

Aku menjadi 'pelayan' buat kalian itu karena betapa aku mencintai dan menyayangi kalian. Dari kalian, aku tidak berharap balasan apapun. Aku ikhlas.

Kadang menerpa rasa malas dalam diri saat matahari pagi menyapa. Kadang langkah terhenti saat hujan menghadang. Kadang udara dingin menggodaku untuk tidak melepaskan kain selimut. Manusiawi, aku sering merasakan semuanya dalam pertarungan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup bersama. Tapi aku mampu menepis semuanya sebab kalian telah menyatu dan hidup dalam jiwaku. Kalian adalah semangat yang memberikan energi kekuatan pada tubuh, urat dan tulang-tulangku untuk terus bergerak memberikan kehangatan dalam bingkai keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Sungguh betapa aku mencintai kalian disetiap waktu.    

Aku ingin hidup bersama kalian sampai matahari terbenam di barat. Pegang erat tanganku. Bersama senja yang merona jingga, bersama malam yang perlahan menutupi cerita siang hari. Aku akan mengajak kalian untuk melantunkan doa pada yang Maha Kuasa, Tuhan yang telah memberikan warna pelangi pada keluarga kita, indah penuh warna. Tuhan,....peluklah kami dalam kebenaran kuasa-Mu dan jangan Kau lepaskan. Amin. 

  

Kamis, 17 Mei 2012

Puisi Yang Terserak (6)

TIDAK SEHARUSNYA
Oleh: Abu Gybran

 











Aku kecewa
sebab tidak seharusnya kau berkata
aku telah berdusta
padahal berderet saksi mata
dari ujung timur sampai ujung barat, disana
Aku mencintaimu dengan sejuta cinta

Aku kecewa
sebab kau biarkan aku bersetubuh dengan rindu
bercengkrama dengan sepi yang membunuh
sendiri
tanpa kau peduli
Kau biarkan aku mati berdiri

(Tangerang, 31 Januari 2013)  


KAU
Oleh : Abu Gybran

Aku berkata padamu sekali lagi;
Bukan aku tak peduli terhadap ajakanmu
Bukan aku tak tertarik pada lekuk tubuhmu
Aku suka apa yang ada padamu
semuanya
Tapi, kau pun tahu; 
Tabir suci membatasi
yang tak mungkin kita lewati 
tanpa mengikuti apa yang telah terpatri
pada lembaran yang telah diimani
Belum kuat sayapku untuk membawamu
terbang
melayang
tanpa penghalang 
hingga kini
sampai saat ini
Kau tetap berada dibalik dinding harapan  
Kau telah ku kecewakan
maafkan

(Tangerang, 29 Januari 2013)  

HASRAT
Oleh: Abu Gybran

Menyusur jalan setapak
berjarak-jarak
Telah terlipat separuh waktu, tapi hasrat masih bergejolak
Aku yakin kau akan segera tampak
sebab jarak tinggal selempar tombak
Mendapatimu

Tersengal nafas sesak
terkadang limbung langkah berpijak
Bumi semakin menanjak
Onak berserak
menusuk telapak
mengoyak
Menguji batas-batas kesabaran tak beriak
Mendapatimu

Tinggal selempar tombak
Hamparan sajadah cinta terbentang
memanjang
Merebahkan segala hasrat
dihadapanmu
Sampai aku tak mampu lagi melapalkan abjad cinta

Untukmu
Persembahanku tak terukur jarak.

(Tangerang, 15 Juni 2011)

Sabtu, 12 Mei 2012

BULU HALUS RUMPUT SABANA

Oleh: Abu Gybran













Bulu halus di tanganmu
lembut
disentuh angin nampak menari
Tarian rumput sabana
indah
Meliuk sarat makna, mengalirkan kedamaian
Aku merasakannya di tiap hentakan
mabuk kepayang, melayang
Betapa tidak, tiap liukan menggoda
Kuda-kuda liar meneteskan liur
melengking pamer ringkikan penuh syahwat
Aku cemburu
cemburuku membatu
Selalu
Ku menjagamu agar tak diganggu
Sendiri
menikmati belai lembut bulu halus di  tanganmu
Rumput sabana tilam rindu
Aku merindu
bentanganmu
Aku mendamba
kau setia
Aku memuja
cinta

(Tangerang, 12 Mei 2012)

Kamis, 10 Mei 2012

JEJAK MARSINAH

Pahlawan Buruh Indonesia
Oleh: Abu Gybran

Di kalangan buruh, siapa yang tidak kenal dengan Marsinah? Buruh perempuan yang menentang ketidak-adilan sistem perburuhan pada rezim Orde Baru 19 tahun yang silam. Dia merupakan cikal bakal pergerakan dan perjuangan bagi buruh saat ini. Betapa tidak, bukan hanya keberaniannya tapi kesetiakawanannya terhadap rekan perjuangannya telah banyak memberikan inspirasi bagi kebangkitan buruh.  

Darah perjuangannya mendidih saat merasakan dan melihat ketidak-adilan managemen pabrik yang memproduksi arloji dimana Marsinah bekerja yakni PT. Catur Putra Surya, Porong, Sidoarjo, Jatim. Buruh saat itu meminta kepada pengusaha kenaikan upah yang sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Jatim. Pengusaha diam, aspirasi buruh tidak digubris sama sekali. 

Pada tanggal 3 Mei 1993 Marsinah dan seluruh buruh pabrik itu melakukan aksi mogok kerja. Pengusaha meminta bantuan aparat Kodim Sidoarjo untuk meredam aksi buruh agar tidak berlanjut. Keterlibatan militer terhadap perselisihan perburuhan saat itu memang teramat nyata. 

Tanggal 5 Mei 1993, 13 orang rekan Marsinah dipanggil ke Kodim Sidoarjo. Di bawah ancaman senjata mereka dipaksa menandatangani surat pengunduran diri lebih tepatnya adalah PHK sepihak.

Pada tanggal yang sama, didorong rasa solidaritas terhadap rekannya, dengan beraninya Marsinah mendatangi Markas Kodim itu sendirian. Sebenarnya Marsinah hanya ingin memastikan keberadaan nasib rekan-rekan perjuangannya. Inilah tanggung jawab yang diperlihatkan oleh sosok perempuan muda saat itu. Atas keberaniannya, rekan-rekannya menyatakan Marsinah lenyap pada pukul 10 malam karena memang tidak pernah kembali lagi setelah bertandang ke Kodim Sidoarjo tersebut.

Selama tiga hari Marsinah menghilang. Pada tanggal 8 Mei 1993 warga dikejutkan oleh penemuan mayat perempuan di sebuah gubuk Kelompok Tani di pinggir hutan Wilangan, Nganjuk. Kodisi mayat sangat mengenaskan akibat penyiksaan. Mayat perempuan muda yang berusia 24 tahun itu adalah Marsinah.

Siapa yang menyangka perempuan muda yang cerdas yang dilahirkan pada tanggal 10 April 1969 itu ajalnya direnggut oleh tangan-tangan kotor rezim biadab Orde Baru. Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Mastin dan Sumini itu adalah korban dari ketidak-adilan para penegak hukum yang hingga saat ini pelaku pembunuhnya tidak pernah tersentuh oleh hukum.

Marsinah memang sudah tiada, tapi semangat juangnya telah banyak menginspirasi jiwa-jiwa buruh pejuang yang lain. Dan memang sudah sewajarnya jika para aktivis buruh meneruskan cita-cita Marsinah untuk memperjuangakan nasib buruh agar lebih baik, tidak dilecehkan dan bermartabat. Marsinah adalah Pahlawan Buruh, semangatnya akan tetap hidup terus bersemayam di setiap perjuangan buruh. Doa kami; semoga kau damai pahlawan.........***     

Senin, 07 Mei 2012

Tanpa Batas

Oleh: Abu Gybran

Kau fikir bisa
aku meninggalkanmu
sendiri
Tidak !
Kau telah hidup pada ruang dan dimensi
hatiku
jauh sebelum kau menjelma
ada


Aku tidak bicara taqdir
sebab urat nadi masih berdenyut
Rupa dan warna masih terus berganti
menelisik jalan jati diri
Walau terkadang kita tak dapat memahami
Kenapa kita disatukan
tanpa batas
Jarak dan waktu luluh di kaki kita

Aku berkata padamu
Hempaskan ragu
belenggu

Aku tak kan membunuh
kesetiaanmu.

( Tangerang, 7 Mei 2012 )




Rabu, 02 Mei 2012

Pesta Sudah Usai

Oleh: Abu Gybran

May Day sudah berlalu. Buruh dipelbagai daerah memperingati Hari Buruh dengan melakukan aksi turun ke jalan. Seperti pesta besar bagi buruh dalam menyuarakan tuntutan perbaikan kesejahteraan bagi kehidupan yang layak pada pemerintah. Secara umum peringatan Hari Buruh tahun 2012 ini berjalan lancar dan aman.

Seperti yang dirilis oleh Kompas. Com (30/4) bahwa baru 15% dari total 46 juta buruh  di Indonesia yang menjadi anggota Serikat Buruh. Bahkan lebih ironisnya lagi 85% di antaranya belum mendapatkan upah layak. Terkait dengan upah layak ini buruh sebenarnya belum mendapatkan upah layak yang sebenarnya. Sebab bagaimana mungkin mendapatkan upah layak jika komponen yang mempengaruhi standar upah layak justru tidak mencerminkan rasa keadilan (sebagaimana tercermin dalam Peraturan Menteri No. 17/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kehidupan Layak).

Upah yang layak merupakan hak paling utama bagi buruh. Bukan hanya pengusaha tapi peran pemerintah melalui kebijakannya sangat diharapkan oleh buruh agar kesejahteraan buruh dan keluarganya mendapatkan kehidupan yang layak. Buruh pantas untuk mendapatkan kehidupan layak, sebab buruh ikut andil besar dalam pembangunan ekonomi bangsa. Bahkan tenaga kerja Indonesia di luar negeri mendapatkan gelar sebagai 'pahlawan devisa' atas perannya walau pun perlindungan pemerintah terhadap mereka belum maksimal dirasakan oleh mereka.

Kawan,....pesta sudah usai tapi pekerjaan belum selesai. Ada perjuangan besar menunggu di depan.. Terus  bergerak untuk sebuah cita-cita dan kemenangan. ***