Tentang Aku

Oleh: Abu Gybran

Setelah di PHK
 
Pada awalnya aku bingung setelah di PHK jadi buruh pabrik. Mau kerja apalagi? Aku tidak punya keahlian lain kecuali kembali mengajar di Madrasah dan menulis puisi dan cerpen, itu hanya sebatas di blog pribadi. Sementara kehidupan harus terus berjalan. Ya, sebab anak-anak dan istriku perlu biaya hidup dan ini menjadi tanggung jawabku sebagai kepala rumah tangga. Kebingunganku saat itu seperti telah membunuhku. Aku solah telah mati rasa. Betapa tidak, ketika aku mencoba melamar pekerjaan baru ke perusahaan lain, selalu gagal. Alasan dari kegagalanku adalah, klasik; usiaku sudah tidak menunjang lagi untuk menjadi pekerja di perusahaan. Padahal aku mempunyai pengalaman kerja yang cukup lumayan lama, bahkan aku juga pernah menjadi staff personalia. Tapi semua itu tidak ada artinya.........

Seiring berjalannya waktu, akhirnya aku kerja serabutan. Apa yang aku bisa dan mendatangkan uang, aku kerjakan. Kata orang aku kerja seperti tuyul, kerjanya tidak terlihat tapi hasil kerjanya nampak jelas. Yang penting halal itu prinsipnya dan anak-anakku bisa terus sekolah.

Hidup pas-pasan, itulah kehidupan yang tengah aku jalani bersama keluarga. Bersyukur saja itu kuncinya. Berusaha untuk merasa cukup dengan yang sedikit. 

Menyibukkan diri dengan terjun di beberapa organisasi kemasyarakatan juga di organisasi perburuhan adalah kesibukan baruku. Banyak juga orang-orang yang berkomentar; ngapain sibuk ngurusin buruh, 'kan bukan buruh pabrik lagi? Entahlah.......sebab hingga kini aku masih merasa bagian dari buruh. Sementara di tempat tinggalku, aku ditunjuk masyarakat menjadi Ketua Rukun Tetangga (RT). Sebuah jabatan pemerintahan yang tidak diminati banyak orang oleh karena tidak mendapatkan gaji atau upah. Bahkan aku pun dipercaya menjadi Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-Taqwa. Lagi, inipun kerja sosial hanya berharap pahala dari Tuhan.

Menulis, ya, menulis puisi barangkali yang tidak pernah aku tinggalkan dalam keadaan susah sekalipun. Puisi yang aku tulis di blog pribadiku selama hampir 3 tahun sudah berjumlah 101 puisi. belum lagi yang sudah dibukukan jumlahnya bisa mencapai dua ratusan. Aku menulis hanya untuk pemenuhan hoby saja, tidak lebih. Aku juga menulis soal perburuhan. Dengan demikian aku tidak merasa kesepian.........

Aku percaya, di PHK jadi buruh pabrik, bukan akhir segalanya. Masih banyak anugerah Tuhan yang bertebaran dan aku meyakini disana masih ada bagianku. ***
       

Tidak ada komentar: