Minggu, 30 Desember 2012

Setan Di Tahun Baru Masehi


Oleh: Abu Gybran













Inikah perayaan itu?
Hampir tidak ada celah dan ruang
penuh sesak dijejali syahwat liar
Memang segaja dibiarkan liar; kesenangan yang bertelanjang
terjun bebas tanpa batas
Berteriak keras
saat jarum jam menunjukkan angka nol-nol pas

Lengkingan suara terompet yang ditiup anak-anak tetangga sebelah rumah
seperti lengkingan suara keledai yang marah
Lelaki paruhbaya, penenggak homer mabuk parah
muntah-muntah.
Musik setan terus menghentak
bertarung dengan suara desahan
anak-anak manusia kesetanan
di kamar-kamar sewaan
di taman-taman bertilam koran
Syahwat terkuras
hingga kandas
di ujung pagi
tanpa harga diri
Kehormatan lenyap di pesta tahun baru masehi

Hah....!!!
Lagi-lagi setan yang berkuasa dan menguasai diri-diri yang lupa diri
menari-nari
sebab pertarungan telah dimenangi
dan telah dibuktikan janji
meracuni manusia hingga nanti
hingga semua mati. ***

(Tangerang, 30 Desember 2012) 

Sabtu, 22 Desember 2012

Surat Terbuka Untuk kawan-Kawan Buruh Yang Ter-PHK

PHK Bukan Akhir Segalanya
Oleh: Abu Gybran
















Kawan, kita tahu bahwa dunia ini seperti roda yang terus berputar. Dan kita saat ini barangkali sedang berada pada posisi dibawah. Saya banyak mendengar pada penghujung tahun ini, Desember 2012, banyak kawan-kawan buruh yang mengalami PHK. Jujur saja, saya merasa prihatin dengan kejadian ini. Tapi saya juga harus mengakui, inilah hidup kita sebagai buruh. Mau bilang apa ketika para pemilik modal menghentikan usahanya lantaran merasa jengah dengan sistem perburuhan yang mereka anggap tidak ramah lagi terhadap dunia usaha. 

Kita sudah berusaha memenuhi segala kewajiban kita sebagai buruh, walau seringkali hak-hak kita diabaikan. Kita sudah berjuang walau pada akhirnya kita mengalami keterpurukkan. Tapi setidaknya kita telah membuka mata dunia bahwa buruh di Indonesia masih ada dan solid.

Kawan, kehilangan pekerjaan sebagai buruh pabrik seyogyanya kita sikapi dengan bijak. Tidak perlu patah semangat. Sebab hidup harus terus berlanjut. Saya menyadari, mungkin kawan-kawan sering merasa bahwa setelah kita ter-PHK harus bekerja apa lagi. Resah sesaat itu biasa karena kita belum terbiasa dengan dunia baru yang bakal kita hadapi. Kita bingung karena merasa usia yang sudah tidak muda lagi. Kita seperti dibenturkan pada karang cadas, keras. Padahal tanpa kita sadari masih ada dunia yang lebih terang-benderang yang sedang menunggu kita. Asal kita mau, kita bisa hidup walau sudah tidak menjadi buruh pabrik lagi. Jadi kuncinya adalah kemauan untuk terus mengembangkan kemampuan diri. Usia yang sudah tidak muda lagi menurut ukuran pekerja pabrik jangan dijadikan halangan untuk meraih kemuliaan. 

Kawan, Bulan Desember dipenghujung tahun 2012, saya menyebutnya dengan Desember Kelabu karena banyak dikalangan kita yang kehilangan pekerjaan. Mungkin juga akan terus berlanjut di tahun 2013. Jadikan ini sebagai pelajaran. Beritahu kawan-kawan yang lain, jangan terlalu bergantung pada satu pekerjaan, sebab segala sesuatu ada akhirnya. Kita seringkali terjebak dengan satu pekerjaan yang kita geluti. Padahal pekerjaan kita sebagai buruh sangat bergantung pada si pemilik modal. Kita lupa, kita terlalu merasa nyaman ketika kita masih menjadi buruh. Kita baru sadar ketika kita kehilangan pekerjaan; lupa kalau usia sudah tidak memungkinkan lagi untuk menjadi buruh. Ya, kita memang seringkali lupa kalau suatu saat akan dan pasti mengalami PHK.

Kawan, jangan sesali apa yang sudah berlalu. Biar bagaimanapun kita telah ikut mewarnai dalam hiruk-pikuknya perburuhan di tanah air. Jangan sedih ketika kita dilupakan, sebab kita belum seberani pelaku sejarah seperti kawan Marsinah.

Kawan, sebelum senja menjelang, masih ada separuh jalan yang tersisa yang harus kita lewati. Walau sudah tidak menapaki jalan buruh lagi, yakinlah bahwa masih banyak jalan menuju kemuliaan diri. Kita telah ditempa sebagai buruh yang ulet, jadi buang jauh-jauh rasa putus asa yang membelenggu. Angggap saja kita telah menutup lembaran masa lalu dan tengah membuka lembaran baru. Lembaran terakhir yang akan membawa kita hingga dibatas senja. Penuh canda , penuh tawa, penuh bahagia. Semoga. Tetapa semangat, kawan.......!!!!   

Jumat, 14 Desember 2012

Khitan Bagi Perempuan


Oleh: Abu Gybran

Masih saja terjadi pro dan kontra terhadap keabsahan apakah perempuan itu harus di khitan sebagaimana laki-laki atau tidak? Banyak pendapat terutama para ahli medis yang mengatakan bahwa perempuan tidak mesti di khitan karena akan membawa dampak buruk bagi kesehatannya. Artinya menurut para ahli kesehatan khitan bagi perempuan tidak mendatangkan manfaat apapun. Bahkan ada yang berpandangan bahwa khitan bagi perempuan hanya merupakan tradisi atau mitos belaka.Lantas bagaimana pandangan islam dalam perkara ini?  

Menurut pandangan islam; dalam perkara ini para ahli fiqih berbeda setidaknya dalam tiga pendapat. Tapi yang paling masyur adalah pendapat yang mengatakan bahwa khitan bagi laki-laki itu adalah sunnah yang kemudian berubah menjadi wajib karena alasan kesucian dan kebersihan. Sementara khitan bagi perempuan adalah mulia. Sebagaimana sabda Rosulullah saw;

"Khitan itu sunnah bagi laki-laki dan memuliakan bagi perempuan." (HR.Ahmad dan Baihaqi dari Ibnu Abbas ra)

Pendapat ini dipegang oleh Ibnu Qudamah dalam Al mughni, yaitu khitan itu wajib bagi laki-laki dan mulia bagi wanita. Dalam riwayat yang lain Rosulullah saw bersabda;

"Sayatlah sedikit dan jangan berlebihan, karena hal itu akan mencerahkan wajah dan menyenangkan suami."

Jadi untuk khitan perempuan dianjurkan hanya memotong sedikit dan tidak sampai kepada pangkalnya. Namun tidak sebagaimana laki-laki seperti yang sudah disinggung diatas, bahwa bagi laki-laki mempunyai alasan yang jelas yakni untuk kesucian dan kebersihan. Bahkan hadits diatas pun tidak secara tegas memerintahkan untuk melakukan khitan bagi perempuan.

Oleh karenanya banyak para ulama menyerahkan khitan bagi perempuan ini pada budaya masing-masing negeri. Bila budaya disuatu negeri melakukan khitan bagi perempuan maka ada baiknya untuk mengikuti tapi pelaksanaan khitannya harus mengikuti perintah Rosulullah saw; "Sayat sedikit dan jangan berlebihan."
Dan biasanya khitan bagi perempuan ini dilakukan sejak masih bayi.

Kalau diperhatikan dan diteliti dengan seksama saya bisa menyimpulkan bahwa sejak awal khitan bagi perempuan tidak secara tegas diperintahkan sangat berbeda dengan laki-laki. Terlebih jika kita kompromikan dengan pendapat para ahli kesehatan yang mengatakan bahwa khitan bagi perempuan akan berdampak buruk ketika dewasa diantaranya adalah; khitan akan mengekang seksualitas ketika organ terpenting dalam relasi seksual dihilangkan.

Karena berdampak buruk maka pemerintah Mesir melarang khitan bagi perempuan sejak tahun 1959 hingga kini. Adalah mufti mesir, Syeikh Ali Gom'ah yang mencetuskan fatwa 'haram khitan bagi perempuan'.

Sekali lagi menurut saya bukan boleh atau tidaknya khitam perempuan ini, tapi alangkah indahnya jika diserahkan pada kebiasaan negeri masing-masing tapi pelaksanaannya tetap merujuk pada perintah Rosulullah saw. Sebab tidak ada dalil yang kuat dari perkara ini. Wallahu 'alam bishshowab. ***

Kamis, 29 November 2012

Siapa Yang Untung Dan Siapa Yang Buntung?

Pro Dan Kontra Kenaikkan
UMK Tahun 2013
Oleh : Abu Gybran

Bagi kalangan buruh seperti saya, tahun 2013 nanti merupakan tahun yang sangat bersejarah. Kenaikkan Upah Minimum Kabupaten/Kota sebesar 44% dari tahun sebelumnya adalah sesuatu yang sangat luaer biasa. Jadi wajar kalangan buruh bergembira untuk hal ini. Betapa tidak, UMK yang di tahun 2012 untuk Kabupaten Tangerang hanya Rp 1,527,000 menjadi Rp 2,200,000. Bahkan kenaikkan upah ini pun mampu menyamai kenaikkan upah DKI Jakarta.

Kenaikkan upah kali ini tentu bukan karena akal-akal buruh atau Serikat Buruh, tapi berdasarkan hasil survei KHL sebesar Rp 1,9 juta. Tidak berhenti sampai disini, kalangan buruh terus mengawal angka ini sampai naik ke meja perundingan Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota terutama melalui aksi-aksi buruh di bulan Oktober dan November 2012. "Hapus Outsourcing Dan Tolak Upah Murah" adalah isu yang diangkat oleh Serikat Buruh.

Rentang waktu Oktober dan November telah terjadi beberapa kali aksi buruh yang membuat pucat-pasi para pengusaha. Setiap aksi buruh, perusahaan terpaksa diliburkan untuk menghindari aksi sweeping buruh. Kerugian pasti dipihak pengusaha karena berhentinya proses produksi.

Lantas bagaimana dengan kenaikkan UMK bagi kalangan pengusaha? Untuk persoalan ini tentu saja cara pandangnya berbeda antara pengusaha dan buruh. Dalam perundingan di Dewan Pengupahan, pihak Apindo tidak berani untuk menerima besaran UMK Rp 2,2 juta dan menyerahkannya kepada pemerintah. Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Apindo Kabupaten Tangerang, Juanda Usman, pada Tempo Bisnis beberapa waktu yang lalu. Menurutnya, pengusaha menyerahkan putusan ke pemerintah bukan berarti kalangan pengusaha setuju dengan hasil rapat Dewan Pengupahan. "Tapi kami akan menempuh mekanisme lanjutan," katanya. Jika nanti UMK 2013 ditetapkan Gubernur, kalangan pengusaha akan mengajukan penangguhan upah.

Menanggapi sikap pengusaha yang merasa keberatan dengan kenaikkan UMK 2013, kalangan buruh menanggapinya biasa saja. Sebab bukan hanya sekali kalangan pengusaha melontarkan keberatannya tiap kali ada kenaikkan UMK tiap tahunnya. Buruh menganggapnya hanya sebagai 'gertakkan' belaka.

Sebagai buruh, saya tidak mau terlalu jauh ikut hanyut dalam suka-cita atas kenaikkan upah ini. Secara pribadi saya juga tidak mau 'gegabah' dalam menanggapai 'ancaman' pengusaha. Terusterang saya tidak mau gegabah mengatakan keberatan pengusaha ini hanya sebagai gertakkan belaka. Sebagaimana ramai dibicarakan dan dilansir oleh beberapa media elektronik, bahwa terutama industri yang tergolong pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sudah melakukan 'ancer-ancer' untuk mengurangi jumlah buruhnya. Bahkan Menakertrans, Muhaimin Iskandar, memberikan kelonggaran kepada pengusaha yang tergolong pada jenis UKM ini mengajukan penangguhan kenaikkan upah jika memang tidak mampu.

Sebagaimana diketahui, mekanisme penangguhan upah menurut undang-undang itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Harus memenuhi 7 (tujuh) yang disyaratkan sebagaimana dalam Peraturan Menteri No. 01/Men/1999 Pasal 21dalam proses audit. Hal serupa juga diatur dalam Keputusan Menteri No. 231/Men/2003. Artinya untuk melewati proses audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik yang ditunjuk oleh Menteri ini, pasti ada biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha. Mustahil gratis, sebab siapapun tahu negeri ini sudah dikepung oleh sistem birokrasi yang korup!

Masih ada waktu satu bulan kedepan hingga bulan Januari 2013 yang ditunggu oleh jutaan buruh di Indonesia untuk dapat menikmati kenaikkan upah baru. Ini pun kalau ancaman pengusaha itu cuma gertakkan belaka sebagaimana yang diyakini oleh kalangan buruh. Tapi jika benar terjadi PHK besar-besaran di tahun 2013 yang dilakukan oleh pengusaha terutama perusahaan padat karya terkait dengan kenaikkan UMK ini, itu artinya masih ada kelemahan dalam proses kenaikkan upah. Nah, kalau terjadi PHK terhadap buruh karena keterkaitan dengan besaran UMK, pertanyaannya adalah; Siapa yang untung dan siapa yang buntung? Bagaimana dengan nasib buruh selanjutnya? Saya berharap dan dengan tidak berburuk sangka baik pada pemerintah dan para penggiat perburuhan tidak ramai-ramai 'cuci tangan' melepaskan buruh dalam penderitaan karena kehilangan pekerjaan.

Guna menghindari hal-hal yang dapat merugikan baik pengusaha ataupun buruh, tentu saja Dewan Pengupahan harus berbenahdiri dalam mengolah proses kenaikkan upah ini agar mendapatkan nilai upah yang berkeadilan.***  

Rabu, 21 November 2012

Aksi Sweeping Buruh

Sweeping Buruh Ala Freman
Oleh: Abu Gybran

Saya selalu mendukung setiap aksi buruh yang menuntut perubahan perbaikan terutama soal upah murah. Tapi kali ini saya dikejutkan oleh aksi sweeping buruh yang dilakukan oleh sekelompok freman yang mengendarai sepeda motor 'menerabas' masuk pabrik dimana saya bekerja.

PT. Pearland, jam 12:30 saat buruh sedang beristirahat, sekelompok buruh entah dari mana dengan mengendarai sekitar 15 kendaraan sepeda motor langsung masuk lokasi pabrik berteriak-teriak mengajak buruh yang bekerja untuk ikut aksi. Mereka 'bersenjatakan' kayu dan menendang-nendang tong sampah. Padahal tindakkan mereka juga tergolong sampah. Mereka seperti mau perang tapi bingung siapa yang mau diperangin..!!!

Mereka berteriak mengancam dan menebar ketakutan pada buruh yang tidak ikut melakukan aksi. Bahkan ada salah seorang buruh perempuan yang sedang hamil pingsan karena ketakutan. Buruh yang sedang bekerja terpaksa keluar, bukan ikut aksi tapi pulang. Lagi pula buat apa mengikuti ajakan freman?

Setahu saya, hari ini memang ada aksi buruh yang dilakukan oleh teman-teman buruh dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) menuntut upah layak di tahun 2013. Saya tidak yakin kalau mereka yang melakukan aksi sweeping ke tempat saya kerja adalah anggota dari SPN. Mereka tidak mengenakan seragam dan ketika saya tanya siapa kordinatornya, mereka diam. Kalau dugaan saya benar bahwa mereka bukanlah dari anggota Serikat Pekerja, lantas siapa mereka?

Apa, ya, ada penyusup pada setiap aksi buruh......???
Atau mungkin benar bahwa yang melakukan sweeping buruh ala freman itu adalah anggota dari Serikat Buruh? Sekali lagi saya tidak yakin kalau yang melakukannya itu adalah murni buruh. Tapi jika benar pelaku sweeping anarkis itu adalah dari anggota Serikat Buruh, hah.....saya tidak bisa bicara apa-apa. Seperti inikah wajah buruh Indonesia???

Saya adalah buruh pabrik. Saya selalu mendukung aksi buruh untuk sebuah perubahan yang baik dengan cara-cara yang baik pula tentunya. Saya benci aksi buruh yang anarkis....!!! ***

Senin, 19 November 2012

Sistem Pemborongan Kerja

Sistem Pemborongan Kerja
Model Menakertrans.
Oleh: Abu Gybran


Buruh nampaknya harus menyiapkan kembali energinya guna mengkritisi aturan baru mengenai sistem kerja outsourcing. Sebab setelah sepintas saya menyimak pernyataan Pek Menakertrans mengenai peraturan baru itu, tidak ada perubahan yang berarti. Bahkan buruh akan dibenturkan pada aturan baru pada sistem pemborongan.

Sebagaimana telah diketahui, bahwa perusahaan penyedia jasa tenagakerja hanya boleh menerima lima jenis pekerjaan dari pemberi kerja yaitu; Pengeboran Migas, jasa transportasi, jasa kebersihan, jasa katering dan jasa keamanan. Selain dari lima jenis pekerjaan ini tidak boleh di alih dayakan.

Kemudian dalam aturan baru, sebagai alternatif pengganti outsourcing diluar lima jenis pekerjaan itu, maka Menakertrans membuat sistem atau model pemborongan. Bedanya model pemborongan ini tidak melalui perusahaan jasa tenagakerja. "Model borongan ini seperti misalnya ada order dari Nike pusat di AS untuk memproduksi sepatu di Indonesia selama tiga bulan, maka kontraknya bisa langsung ke perusahaan sepatu disini," terang Pak Menteri pada Vivanews.

Menurut saya tidak ada bedanya model pemborongan ini dengan outsourcing kalau cuma menghilangkan atau mengganti perusahaan jasa tenagakerja dengan Perusahaan pemberi order/ pekerjaan langsung kepada perusahaan penerima order. Sementara status buruhnya tetap tidak berubah yaitu sistem PKWT (perjanjian kerja waktu tertentu ).

Borongan dengan model PKWT  yang buruhnya langsung dikontrak oleh perusahaan pemberi kerja, hanya boleh dikontrak satu tahun dan diperpanjang satu tahun setelah itu buruh menjadi pekerja tetap pada tahun ketiga. Alasan Pak Menteri, model ini akan lebih memberikan jaminan kerja pada buruh. Sayangnya, Pak Menteri tidak cermat dalam hal ini, sebab model ini akan tetap memberikan peluang besar kepada perusahaan untuk mempekerjakan buruhnya dengan PKWT seumur hidup.

Bukankah yang sering terjadi itu seperti ini; perusahaan akan mempekerjakan buruhnya dengan sistem PKWT selama dua tahun. Nah menginjak tahun ke tiga dengan berakhirnya PKWT, maka perusahaan 'biasanya' tidak akan mengangkat buruh tersebut untuk menjadi buruh tetap. Perusahaan lebih cenderung mengambil pekerja baru atau men'jedakan' buruh yang masa PKWT-nya habis sementara waktu kemudian perusahaan yang bersangkutan akan memanggilnya kembali sebagai pekerja baru.

Buruh dibenturkan dengan peraturan menteri baru, dengan Model Pemborongan. Artinya buruh belum mendapatkan jaminan pekerjaan seperti yang diharapkan dalam setiap aksinya menuntut; Hapuskan Outsorcing...!!!***    

Jumat, 16 November 2012

Pawai Obor


Selamat Tahun Baru  1434 Hijriyah
Oleh: Abu Gybran
















Bagi muslim di Indonesia, terutama bagi remaja muslim, memperingati Tahun Baru Islam mungkin masih terasa asing bagi mereka. Sebab kemeriahan Tahun Baru Islam tidak seheboh Tahun Baru Masehi yang hampir diperingati oleh seluruh umat manusia dimuka bumi ini termasuk umat Islam didalamnya. Tentu saja hal ini membuat keprihatinan para pemuka agama terhadap 'ketidaktahuan' para remaja Islam khususnya pada kalender Islam itu sendiri. Hal ini karena sistem penanggalan yang berlaku secara nasional di Indonesia menggunakan penanggalan kalender Masehi. Bahkan sekolah Islam pun menggunakan kalender Masehi. Jadi wajar kalau pelajar remaja muslim tidak hapal bulan-bulan Islam.

Untuk memberikan pencerahan pada kaum muslimin khususnya pada remaja Islam, Dewan Kemakmuran Masjid At-Taqwa, Taman Cikande, Jayanti, Tangerang mengadakan kegiatan Pawai Obor dalam memperingati Tahun Baru Islam1434 Hijriyah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh remaja masjid mulai dari tingkat anak-anak hingga remaja dan orangtua dari peserta anak-anak yang sekaligus sebagai pengawas.     

Sebelum pemberangkatan Pawai Obor yang dilaksanakan sehabis shalat isya, ustazd M. Hafiz Javed memberikan sedikit pencerahan kepada peserta mengenai makna Tahun Baru Islam. Bahkan beliau dalam ceramahnya melakukan tanyajawab dengan peserta mengenai urutan bulan-bulan Islam. Dan saya tersenyum sebab peserta tidak ada yang hafal urutan bulan-bulan Islam. Tapi ada satu bulan Islam yang mampu diingat oleh peserta yaitu Bulan Ramadhan.

Walau kegiatan peringatan Tahun Baru Islam ini tak semeriah Tahun Baru Masehi, tapi setidaknya peringatan ini mampu memberikan pencerahan khususnya pada remaja muslim, bahwa disamping berkumpul dan berzikir di masjid, beginilah cara Islam memperingati Tahun Barunya; bukan dengan pesta yang mengarah pada perbuatan maksiat. "Selamat Tahun Baru Islam 1434 Hijriyah; semoga tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Amin". ***

Jumat, 09 November 2012

Musim Hujan Musim Banjir


Banjiiiir.....!!!
Oleh: Abu Gybran
November, curah hujan semakin meningkat. Tidak ada yang salah dengan kejadian alam seperti ini. Bulan ini memang bulan penghujan, jadi wajar kalaupun hampir tiap hari terjadi hujan. Hanya saja yang harus diwaspadai adalah masalah banjir. Banjir sepertinya telah menjadi 'musibah rutin tahunan', kedengarannya memang rada-rada aneh; musibah kok, rutin? Biasanya yang sering menjadi 'kambing hitam' adalah banjir kiriman dari Bogor. Nah, kalau masyarakat yang tinggal di daerah rendah seperti Jakarta dan Tangerang, mempunyai pandangan seperti ini, maka persoalan banjir tidak akan pernah teratasi dan akan menjadi musibah rutin disetiap tahunnya.

Sebenarnya banyak hal kenapa banjir selalu datang disetiap musim penghujan. Bukan cuma sekadar masyarakat ceroboh buang sampah sembarangan, tapi yang paling berdampak adalah tataruang kota dari Pemerintah Daerah yang terkesan 'asal jadi' tanpa memikirkan akibat yang bakal terjadi. Contoh yang paling mengemuka adalah lahan pertanian dan hutan penyangga di Bogor berubah menjadi tempat hunian atau vila-vila peristirahatan. Di Tangerang juga hampir sama saja, lahan persawahan yang merupakan tempat resapan air berubah menjadi lahan industri.

Nah, jika peruntukkan lahan atau tataruang kota tidak dibenahi sebagaimana lazimnya oleh Pemda terkait, pasti musibah banjir akan terus berulang. Mental masyarakat juga harus dibenahi, agar tidak berlaku jorok dengan membuang sampah sembarangan.

Bagi saya, cukup sekali mengalami musibah banjir pada tahun 2011 lalu. Banjir setidaknya merendam lima RT di Taman Cikande. Untuk tahun ini, saya ragu kalau banjir tidak balik lagi, sebab pesawahan yang dekat perumahan sekarang sudah berdiri pabrik yang sangat besar. Tempat air sudah semakin sempit, kemana lagi kalau bukan ke perumahan. Sepertinya saya harus segera berlatih untuk berteriak sekeras mungkin; "Banjiiiiiirrr.....!!!!" Siapa tahu ada yang dengar dan segera disadarkan.***

Ket. gambar, banjir di Taman Cikande tahun 2011       

Kamis, 01 November 2012

Pantun Salah Tingkah

Oleh : Abu Gybran












Pagi hari langitnya cerah,
hujan turun diwaktu siang
Hati galau, resah dan gelisah
kekasih pergi dibawa orang.......(kasiaaaan dech...)

Berbaju batik di hari Jum'at,
sayur lodeh rasanya asin
Abang rasa dunia mau kiamat,
dengar kabar dinda mau kawin.....(wah, gawat)

Burung pipit terbang tinggi,
hinggapnya di pohon nangka
Hati sakit tak terperi,
pacar kawin gini rasanya......(hahaha...rasaiiin)

Buah semangka warnanya merah,
dibeli dari Tanjungkarang
Hati gundah salah tingkah,
dinda tega hianati cinta abang..........(nyesel nih...hehehe)

Selasa, 30 Oktober 2012

Cerita Hujan

Oleh: Abu Gybran













Hujan bercerita padaku
siang tadi
Di meja makan
sebuah warteg, aku mendengarkan
jemariku memainkan sendok dan garfu
Makin deras
Makin beringas
deras
Terdiam lidah
tak sempat mengunyah
hah..!
sarat sumpah serapah
Ada gejolak amarah memerah
Liukkan hujan menghadirkan bayang wajah
wajah yang tak lagi ramah

Hujan bercerita padaku
Kau semakin menjauh
bersembunyi dibalik deras hujan
Ada yang kau sembunyikan
kata cinta yang disamarkan
menjauh meninggalkan
tak ada yang tersisa, tak ada lagi yang bisa diceritakan
Dan 
Aku mati bukan di tiang gantungan
tapi diam kesepian
dalam seribu kenangan
Menyakitkan....!!!


(Tangerang, 30 Oktober 2012)

Kamis, 25 Oktober 2012

Pengorbanan

Allah Diatas Segalanya
Oleh: Abu Gybran

Sebuah peristiwa yang teramat menggetarkan kalbu, peristiwa kemanusiaan antara kecintaan seorang ayah terhadap anaknya dan kecintaan terhadap perintah Allah yang diimani. Betapa tidak, seorang anak yang ditunggu kehadirannya sebagai cahaya mata dan sebagai pelipur lara diperintahkan untuk dikorbankan (disembelih) oleh Allah SWT. Sebuah pilihan yang teramat sulit; mengikuti hawa nafsu yang sesaat dengan mencintai anak atau mencampakkan perintah Allah yang Maha Pencipta.














Penggalan kisah Nabi Ibrahim AS dan peteranya Nabi Ismail AS ini, barang kali sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Ada banyak hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran dari kisah heroik ini. 

Yang paling mendasar adalah bagaimana mendudukkan persoalan dengan mengutamakan kecintaan terhadap ajaran Allah dengan 'mengabaikan' kecintaan duniawi. Karena iman. Iman yang telah dan mampu membuat seseorang tak tergoyahkan oleh godaan apapun.

Firman Allah: "Katakanlah jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, karib kerabat kalian, harta kekayaan yang kalian peroleh, perdagangan yang kalian khawatirkan kehancurannya, dan tempat-tempat tinggal yang kalian senangi, lebih kalian cintai daripada Allah dan Rosul-Nya serta jihad dijalan-Nya, maka tunggulah adzab yang menimpa kalian. Allah tidak memberi hidayah kepada kaum yang lebih menyenangi kesenangan hidup di dunia daripada membela agama-Nya." (QS. At-Taubah: 24)

Kalau ditinjau berdasarkan hukum dunia, dengan alasan apapun tidak dibenarkan seseorang untuk menghilangkan nyawa orang lain meskipun anak sendiri. Dan pastinya setan saat Nabi Ibrahim AS hendak mengorbankan anaknya sudah berusaha menghalangi dengan segala tipu-muslihatnya. Bahkan setan pun berusaha mempropokasi Ismail AS agar menolak ajakan sang ayah. Tapi sekali lagi karena iman. Iman yang telah meyelamatkan keduanya dari bujuk rayu setan laknatullah itu. Kita dapat perhatikan bagaimana keikhlasan seorang anak terhadap orangtuanya demi melaksanakan perintah Allah walaupun harus mengorbankan nyawanya sendiri.

Firman Allah: "Wahai ayahanda, lakukanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (QS. Ash-Shafat: 102)

Sejatinya pengobanan yang dilakukan oleh kedua hamba Allah tersebut merupakan pengorbanan untuk tegaknya syare'at islam, yang bukan cuma harta tapi juga jiwa. Suka atau tidak suka pasti setiap individu yang beriman kepada Allah diperintahkan untuk melakukan hal yang serupa yakni mengorbankan segala kesenangan duniawi dengan mendahulukan perintah Allah demi tegaknya syare'at islam.

Kita bisa tarik kesimpulan dari sepenggal kisah Nabi Ibrahim AS beserta puteranya, Nabi Ismail AS ini, bahwa islam lebih menekankan kepada 'kualitas' keimanan bukan cuma sekadar 'pengakuan' tanpa pengorbanan dalam praktek pengamalannya. Hal inilah barangkali yang dialami kaum muslimin saat ini, dimana kaum muslimin mulai kehilangan jati-dirinya. Perpecahan yang melanda kaum muslimin akibat rebutan kekuasaan, diinjak-injak kehormatannya dan dianggap sebelah mata oleh orang-orang yang memusuhinya. Itu karena keimanan yang mulai luntur.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Bukankah jumlah kaum muslimin itu banyak? Kenapa orang-orang yang membenci islam begitu mudah menghinakan kaum muslimin dengan segala tipu-dayanya? Jawabanya adalah karena kaum muslimin teramat mencintai dunia dengan berlebihan dan menjauhi perintah Allah yang semestinya lebih dicintai dari apapun.

Kita berharap, melalui Hari Raya Qurban 1433 H kali ini, kita disadarkan dari segala kekeliruan dan bersegera memurnikan agama Allah dengan pengorbanan sebagaimana telah dicontohkan pada kisah Nabi Ibrahim AS tersebut. Mendahulukan Allah diatas segalanya, insya Allah.***

Sabtu, 13 Oktober 2012

Di Kamar Gelap

Oleh: Abu Gybran

















Jatuh.....?
tidak, tepatnya adalah terjatuh
terperangkap
di kamar gelap
pekat
Melihat....?
tidak, hanya mampu meraba
mendengar bising suara
mantra-mantra
penuh amarah murka.

Jangan kau tanya
Sungguh aku tidak tahu berada dimana?

Terperangkap kepalsuan
kemungkinan

Ini bukan kehidupan
hanya bayangan
Tapi aku nyaman
dikegelapan
didalamnya aku sendirian, kesepian

Lepaskan
Kembalikan
Ribuan kali aku berteriak
berontak

Mungkin ini adalah kehendak
Kau Yang Maha Bijak...?
Jika demikian, beri aku sedikit cahaya
Untuk kehidupan nyata.

(Tangerang, 13 Oktober 2012)

Jumat, 12 Oktober 2012

Berhias Dalam Pandangan Islam

Sebaik-Baik Perhiasan 
Adalah Istri Shalehah
Oleh: Abu Gybran

Firman Allah: "Sungguh Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk." (QS. At-Tiin:4)

Dibandingkan mekhluk Allah yang lain, jelas manusia jauh lebih sempurna dengan makhluk apapun ciptaan-Nya. Bahkan dengan Malaikat sekalipun. Manusia indah sempurna dalam bentuk fisiknya. Namun tidak sedikit manusia yang dapat mensyukuri karunia ini. Manusia seakan tidak puas dengan penampilannya yang luar biasa ini. Sehingga alat dan bahan kosmetik untuk 'memoles' diri terus berkembang pesat mengikuti arus jaman. Merubah bentuk wajah dan bagian tubuh lainnya melalui operasi plastik, bukan lagi hal yang sulit untuk dilakukan. 

Bagaimana tatarias atau bersolek dalam pandangan islam? Apakah istri-istri Nabi Muhammad SAW juga bersolek seperti perempuan saat ini?  

Dalam syari'at islam, merawat diri sangat dianjurkan bagi umatnya agar tampil bersih dan rapi. Hal ini bisa kita liat dari anjuran Nabi SAW untuk memotong kuku, mencukur bulu ketiak dan kemaluan, menyikat gigi dan intinya adalah merawat diri sebaik mungkin. Bahkan ibadah shalat pun telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kesehatan tubuh, mulai dari wudhu hingga gerakan shalat yang sangat bermanfaat bagi olah tubuh.    

Namun demikian ada beberapa hal yang berkaitan dengan tatarias, berdandan atau bersolek guna mempercantik diri yang dilarang atau dianjurkan untuk ditinggalkan karena dipandang merubah ciptaan Allah atau dianggap merendahkan ciptaan Allah. Diantara yang dilarang itu adalah sebagai berikut;

1. Rambut Palsu

1. Dari Aisyah ra. berkata, telah bersabda Rosulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya Allah melaknat perempuan yang menyambung dan minta disambungkan rambutnya." (HR. Bukhori)

2. Dari Aisyah ra berkata: " Ada seorang perempuan Anshor hendak dinikahkan, padahal sebenarnya dia pernah mengalami sakit yang menyebabkan rambutnya.gugur. Kemudian keluarganya bermaksud hendak menyambung rambutnya, tapi sebelumnya mereka bertanya dulu kepada Nabi SAW maka jawabnya adalah Allah melaknat perempuan yang menyambung dan minta disambungkan rambutnya. (HR. Bukhori) 

Ditinjau dari dua keterangan diatas, ternyata mengenakan rambut palsu itu sudah ada pada jamannya Rosulullah SAW bisa jadi jauh sebelum islam itu ada. Kenapa perempuan suka mengenakan rambut palsu? Pasti ada sebabnya. Dan kenapa pula Rosulullah SAW melarang orang mengenakan rambut palsu? Pasti Rosulullah mempunyai alasan yang bisa dipahami dari sisi negatifnya bagi si pelaku atau orang lain terhadap larangan ini.

Ketika orang tua hendak menikahkan anak perempuannya yang berambut pendek karena sakit agar terlihat cantik oleh calon suaminya, tentu saja hal ini tidak dibenarkan karena mengandung pekerjaan bohong. Andai saja peristiwa diatas tidak dilarang oleh Nabi SAW saat itu, alangkah kecewanya si suami yang mengetahui tenyata rambut istrinya adalah palsu.

Bagaimana kalau mengenakan rambut palsu hanya sekadar untuk mempercantik diri? Sebab tidak sedikit orang yang diberikan oleh Allah dengan jenis rambut keriting tapi kemudian ditutupi dengan rambut palsu yang lurus. Alasannya agar terlihat cantik dan menarik. Hal ini sama saja; bukan hanya berusaha merubah ciptaan Allah tapi juga mengandung unsur penipuan yang dilarang....!!!

Dalam kitab Busyrol Karim juz 2:13 disebutkan: "Dan haram menyambung rambut dengan rambut manusia atau dengan yang berbahan najis semata-mata dan demikian juga dengan yang berbahan suci yang tak diijinkan suaminya."

Kalau dirinci sebagai berikut: 

1. Jika rambut palsu terbuat dari rambut manusia maka haram untuk dikenakan.
2. Jika rambut palsu terbuat dari bahan najis maka haram dikenakan.
3. Jika rambut palsu terbuat dari bahan suci tapi tanpa ijin suami maka haram dikenakan
4. Jika rambut palsu terbuat dari bahan suci serta dapat ijin suami maka halal dikenakan.

Jelasnya mengenakan rambut palsu boleh selama bahannya terbuat selain dari rambut manusia dengan ijin suami. 

Bagaimana mengenakan rambut palsu bukan untuk kecantikan atau agar menarik dipandang orang tapi hanya untuk keperluan diatas panggung, main drama, menari, film dan lainnya? Berdasar uraian diatas selama tidak menyimpang dari apa yang telah ditentukan oleh syari'at, maka itu boleh. Menurut saya rambut palsu yang dikenakan diatas panggung oleh seseorang hanya merupakan aksesoris panggung belaka. Sebab baik pemakai ataupun yang meliahat tidak ada yang dirugikan.

Kenapa rambut palsu yang terbuat dari rambut manusia tidak boleh dikenakan? Hal ini semata-mata karena Allh telah memuliakan anak Adam. Jadi sesuatu yang telah dimuliakan Allah tidak boleh dihinakan termasuk dijual-belikan. "Sesungguhnya Kami telah memuliakan bani Adam." (QS. Al- Isro:70) Wallahu a'lam bish-showab.

2. Tato

1. Firman Allah: "Dan aku akan suruh mereka merubah ciptaan Allah (dan mereka benar-benar mengubahnya). Barang siapa yang menjadika setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh dia mendapat kerugian yang nyata." (QS. An-Nisa:119)
  
2. Rosulullah SAW bersabda: "Allah melaknat perempuan yang menjadi tukang tato dan perempuan yang minta ditato, perempuan yang mencabut bulu alis dan perempuan yang minta bulu alisnya dicabuti, perempuan yang merenggangkan giginya demi kecantikan. Merekalah perempuan-perempuan yang mengubah ciptaan Allah." (HR. Bukhori/4604, Muslim/5695)

Hukum tato atau mentato atau melukis anggota badan adalah haram berdasar dua keterangan diatas. Oleh karenanya bagi seseorang yang sudah bertato maka segeralah bertobat dan berusahalah untuk menghilangkannya. Jika tato sulit untuk dihilangkan kecuali dengan merusak tubuh, maka hal ini pun tidak dibenarkan dalam islam. Carilah cara menghilangkan tato dengan tidak merusak atau mencederai tubuh dan teruslah berusaha.

Bagai dengan wudhu dan shalatnya orang bertato, sah apa tidak? Menurut saya wudhunya orang bertato itu sah sebab air wudhu tidak terhalang oleh tato yang berada dibawah kulit.

3. Kutek

Firman Allah: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku......" (QS. Al-Maidah:6)

Memakai kutek atau cat kuku hukumnya itu boleh sebagai perhiasan bagi perempuan. Terlebih jika dia berhias hanya diperuntukan bagi suaminya, tentunya hal ini akan menjadi nilai sendiri dalam keberagaman beribadah. Disamping sisi potifnya, kutek juga mempunyai sisi negatifnya terutama berkaitan dengan ibadah wudhu.

Kutek biasanya terbuat dari bahan yang kedap terhadap air. Jika perempuan yang mencat kukunya hendaknya dia harus menghapus kuteknya terlebih dahulu. Sebab air wudhu menjadi terhalang oleh karena cat kuku tersebut, maka wudhunya menjadi tidak sah.

Ada baiknya perempuan menghias kukunya ketika dia sedang menstruasi. Hal ini tidak akan mengganggu ibadah shalatnya. Atau bisa juga mengenakan kutek yang mudah dihapus manakala hendak berwudhu. Berdandan atau bersolek jika dapat mengganggu kelancaran ibadah, tentu lebih baik untuk ditinggalkan.

Penutup

Sebenarnya masih banyak perkara yang lain yang masih berkaitan dengan merias diri ini. Kesimpulannya adalah islam tidak melarang umatnya untuk berhias selama masih dalam konteks Al-Qur'an dan As-Sunah. Berhias selama tidak mengandung unsur 'merubah ciptaan Allah serta perbuatan dusta' yang diperuntukan bagi orang yang berhak melihatnya adalah ibadah. Buat perempuan atau para istri khususnya sangat dianjurkan untuk selalu tampil cantik dihadapan suaminya. Tentu saja yang harus lebih diutamakan adalah bagaimana menghias diri dengan akhlak yang baik. Bukankah sebaik-baik perhiasan adalah istri yang shalihah? *** 

Rabu, 03 Oktober 2012

Aksi Buruh


Hapuskan Outsourcing  
Dan Tolak Upah Murah
Oleh : Abu Gybran

Ribuan buruh melakukan aksi mogok hari ini (3/10) menuntut dihapuskannya sistem kerja outsourcing dan upah murah. Aksi mogok kali ini merupakan puncak dari rangkaian aksi-aksi terdahulu dengan isu yang sama. Sistem kerja kontrak outsorcing yang berdampak pada rendahnya upah buruh, telah berlangsung dari tahun 2003.

Dari awal buruh sudah protes pada pemerintah terkait dengan persoalan ini namun suaranya belum didengar. Kali ini ribuan buruh termasuk didalamnya buruh PT. Pearland tumpah ruah kejalan Raya Serang sebagai upaya aksi solidaritas sesama buruh. Kemacetan tidak terhindarkan, puluhan kilometer mengular dari Balaraja Kabupaten Tangerang hingga Cikande Kabupaten Serang.

Kegiatan produksi hari ini dihentikan atau diliburkan. Dikawasan Industri Balaraja tidak ada satupun pabrik yang beroprasi karena seluruh buruhnya ikut melakukan aksi. Aksi mogok buruh kali ini merupakan aksi terbesar karena dilakukan serentak dipelbagai daerah di Indonesia.

Mogok merupakan hak buruh. Jika persoalan perburuhan tidak mencapai kata sepakat dalam dialog antara pekerja/buruh, pengusaha dan pemerintah, maka mogok merupakan hak buruh yang dilindungi undang-undang. Artinya adalah mogok merupakan jalan pamungkas setelah tidak didapat kata sepakat dalam proses dialog. ***     

Sabtu, 29 September 2012

Pantun Kangen

Oleh: Abu Gybran














Burung elang bukan burung gelatik,
sayapnya patah gak bisa terbang.
Beribu-ribu wanita yang cantik,
hanya dinda yang abang sayang

Telaga indah airnya biru,
gemercik air mendayu-dayu
Walau cuma sehari gak ketemu,
dinda,....hati abang kian merindu.

Ikan gabus bukan ikan sepat,
berakhirnya di penggorengan juga.
Haduh, hati ini seakan sekarat
saat dinda menolak cinta  (hehehehhe....kacian banget dech)

Kemana harus mencari,
mantra sakti pengikat hati
Betapa banyak wanita yang antri
Hanya dinda yang abang nanti.

Gadis cantik memakai selendang,
rambutnya hitam terurai panjang.
Hati ini gamang kian meradang,
cinta abang remuk malah kau tendang !!! (waduh, si abang hancur) 

Dodol Garut rasanya nikmat,
dibawa lari ke Pelabuhan Ratu     (mau ngapain, tuh?)
Kalaulah dunia ini belum kiamat
cinta dinda tetap akan abang tunggu.    (gak ada kapoknya si abang ya)

(Tangerang, 29 September 2012)

Selasa, 18 September 2012

Menyoal : "Innocence Of Muslims"

Saya Tidak Boleh Berdiam Diri
Oleh : Abu Gybran

Walau tidak ada sangkutpautnya, muslim seringkali disudutkan dengan tindakkan-tindakkan teroris. Mendengar hal ini, saya masih bisa bersabar karena semua itu adalah fitnah belaka yang dilakukan oleh orang-orang yang membenci Islam. Saya sama sekali tidak terpancing. Namun akhirnya kesabaran saya terusik setelah menyaksikan cuplikan film badut; "Innocence of muslims" yang melecehkan Nabi Muhammad SAW.

Atas pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh sutradara Nakoula Basseley Nakoula alias Sam Bacile, saya benar-benar marah. Saya tidak boleh berdiam diri melihat kemungkaran seperti ini. Saya harus melawan mereka yang memusuhi Islam dengan cara saya sendiri. Ini perintah Nabi Muhammad SAW yang saya yakini kebenarannya;

"Apabila kalian melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tanganmu. Apabila tidak sanggup, maka rubahlah dengan lidahmu. Dan apabila tidak sanggup, maka rubahlah dengan hatimu. Dan itulah selemah-lemahnya iman." (Al-Hadits).

Dalam perlawanan yang bakal saya lakukan, saya akan melakukan dengan ketiga-tiganya; dengan tangan, perkataan dan hati.

Cara perlawanan saya tentu saja tidak dengan mengangkat senjata, karena memang saya tidak bakal mampu. Saya akan mempergunakan tangan, pikiran dan hati saya melalui tulisan sederhana seperti ini. Saya tidak akan mencaci-maki mereka yang benar-benar memusuhi Islam sekali pun karena bagi saya mencaci-maki orang yang tidak sejalan dengan aqidah dan keimanan kita hanya akan menguras energi belaka.

Saya pun tidak akan membalas caci-maki mereka, karena kalau saya melakukan hal serupa, lantas apa bedanya saya dengan mereka? Saya berpikir, semakin mereka memusuhi Islam dengan cara apa pun, baik disadari atau tidak; sesungguhnya mereka telah mengagumi kebesaran Islam. Dan keimanan saya semakin bertambah, sebab upaya serta tipu daya mereka tidak akan pernah dan mampu menumbangkan Islam.

Tidak halnya dengan ideologi buatan manusia seperti komunis yang ditahun 1990-an karena kebencian mereka, akhirnya mereka pun dapat menghancurkannya. Islam tidak. Sebab Islam adalah agama satu-satunya yang mendapat ridho Allah SWT. Ini aqidah muslim. Oleh karenanya saya pun akan mempertahankannya dengan cara-cara yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Kenapa Harus Memusuhi Islam?
Seperti diberitakan dibeberapa media cetak dan elektronik, dalam pengakuannya kepada aparat penyidik kepolisian Amerika Serikat, Sam Bacile, mengaku sangat membenci Islam. Kenapa? Apa karena dia seorang penganut Kristen? Saya juga tidak tahu alasannya kenapa. Dan saya pun tidak peduli dia beragama apa. Hal ini penting saya sampaikan; bukan karena dia Kristen kemudian saya berusaha untuk melawannya karena dia telah melakukan pelecehan terhadap Islam. Tidak...!!! Siapa pun dan beragama apa pun, ketika sudah melecehkan agama Islam, maka saya akan melawannya.

Sekalai lagi, saya tidak peduli orang mau beragama apa. Dalam ajaran Islam; Tidak ada paksaan dalam beragama. Islam adalah agama kedamaian dan orang-orang Islam bukan teroris. Tapi ketika muslim diusik, maka mereka pun akan bangkit dan marah. Dan anehnya orang-orang yang membenci Islam malah menyalahkan Islam; Islam anarkis, islam garis keras dan yang menyakitkan tuduhan 'teroris'. Tidak ada asap kalau tidak ada api. Jangan membangunkan macan yang sedang tidur kalau tidak mau diterkam macan. Muslim akan membalas jika harga dirinya, kehormatannya, agamanya sudah dilecehkan. Seperti yang terjadi hampir disemua belahan bumi ini muslim melakukan aksi protes atas beredarnya film "innocence of muslims".

Musuh Allah Pasti Hancur
Wahai orang-orang yang membenci dan memusuhi Islam. Saya serukan pada kalian bahwa Islam bukan agama teroris. Islam adalah rahmat bagi seluruh alam semesta. Hentikan kebencian kalian. Bertobatlah pada Tuhan sebelum matahari terbit di barat. Selagi ada kesempatan, segera kalian memohon ampunan Tuhan sebelum Tuhan menghancurkan kalian sebagaimana Dia menghancurkan musuh-musuhnya terdahulu. ***

Sabtu, 15 September 2012

Cerber : HITAM PUTIH SUMIRAH (4)

Petaka Malam Hitam
Oleh: Abu Gybran

Sebelum Sumirah meneruskan ceritanya, Ibas memesan minuman air mineral pada Sumirah. Dan tanpa berpikir panjang, Sumirah langsung bangkit berjalan mengambil dua botol kemasan kecil dari lemari pendingin, yang letaknya agak jauh dari tempat duduk Ibas. Kesempatan sesaat itu digunakan Ibas untuk menumpahkan minuman bir ke tong sampah didekatnya. "Alhamdulillah, aku terselamatkan untuk tidak meminum minuman setan ini," ungkap hatinya bersyukur.

Dan yang membuatnya merasa lebih lega, kini dia tidak nampak seperti orang asing karena di mejanya ada sebotol minuman bir yang sudah kosong. Setidaknya para pengunjung yang lain beranggapan bahwa Ibas bagian dari mereka. Sebab akan terlihat ganjil di mata mereka terlebih oleh pemilik warung, datang ke warung pojok kalau cuma ngobrol saja dengan pelayan. Bahkan bisa dicurigai sebagai petugas keamanan dan ketertiban yang menjadi musuh bagi para pemilik warung remang-remang.

Ibas menyaksikan kehidupan malam itu seperti berada di dunia lain. Kehidupan yang samasekali belum pernah dilihatnya. Dia hanya pernah mendengar dari cerita orang-orang. Sementara bagi para pengunjung adalah hal biasa atau boleh dikatakan kurang pas kalau minum-minum tidak sampai mabuk.atau mengajak para pelayan yang merangkap pelacur itu main esek-esek di kamar sempit yang letaknya dibelakang warung atau keluar cari penginapan lain.

"Minumannya, kang," kata Sumirah sambil menyodorkan sebotol minuman mineral yang dipesan Ibas. Tanpa mikir dua kali dia langsung meneguk minumannya karena memang tenggorokkannya sudah terasa kering. Hampir satu jam dia menahan haus. Itu karena dia tidak mau memotong cerita Sumirah. Ya, karena keterbatasan waktu yang diberikan si Mamih itu hanya tiga jam saja. Jika lebih dari waktu yang ditentukan, dia harus bayar uang tambahan lagi.

"Mirah, berapa lama kamu jadi pembantu di rumahnya tuan Kiem Lian itu?" Ibas bertanya dengan pertanyaan baru.

"Hanya dua tahun, kang."

"Dua tahun?"

"Ya, lebih satu bulan kalau gak salah. Aku sudah tak ingat lagi, kang."

"Kenapa berhenti kerja?"

Sumirah terdiam beberapa saat. Dia berusaha mengingat-ingat kembali kejadian yang telah menimpanya. Kejadian yang sebenarnya ingin dia lupakan. Sebuah peristiwa yang teramat pahit untuk diingat. Petaka malam hitam dimana dia tak mampu mempertahankan kesuciannya. Kesucian dirinya telah dirampas paksa oleh tuan majikannya. Sesekali Sumirah menelan air liurnya. Dia berusaha menenangkan dirinya yang mulai gemetaran karena amarah. Tenggorokkannya mendadak kering. Tatapannya kosong. Lidahnya menjadi kelu. Sepertinya dia sangat membenci peristiwa itu. Dengan terbata sambil berusaha menahan tangis, dia melanjutkan ceritanya itu.

Dalam penuturannya; saat itu tengah malam, karena didera rasa lelah yang teramat sangat, Sumirah tertidur tanpa mengunci pintu kamarnya terlebih dahulu. Pintu kamarnya bahkan tidak tertutup rapat. Kebetulan malam itu tidak seperti biasanya, tuan majikannya malah masih nonton televisi diruangan tengah. Tuan majikannya memang hoby nonton sepak bola. Waktu tuan majikannya mau mengambil air minum ke ruangan dapur, dia melihat pintu kamar Sumirah yang tidak tertutup rapat. Karena udara malam saat itu cukup dingin, hatinya tergerak untuk menutup pintu kamar Sumirah agar udara dingin tidak masuk. Lewat celah pintu yang sedikit terbuka, sepintas dia melihat Sumirah yang tertidur pulas tanpa selimut. Dia tertegun, hatinya terusik, penasaran karena melihat posisi tidur Sumirah yang kaki kirinya menggantung ditepi ranjang. Saat itu niat baiknya mulai dikalahkan oleh bisikkan setan. Dalam tidurnya, Sumirah tidak tahu kalau malam itu petaka tengah merayap perlahan menghampirinya. Setan benar-benar telah merasuki jiwa tuan majikannya. Sumirah telah kehilangan sesuatu yang dijaganya, kesucian.

"Malam itu aku benar-benar telah kehilangan," ungkapnya hampir tak terdengar. Sumirah terdiam. Dia seakan tak sanggup lagi untuk menceritakan kisahnya. Dia menatap Ibas yang serius mendengarkan ceritanya. Ibas menarik napas panjang seakan dia pun larut dalam kesedihan yang dialami oleh Sumirah.

"Sudahlah, Mirah. Jika kau tak sanggup, jangan kau teruskan. Tapi.....apakah setelah kejadian itu kau tidak melaporkan ulah majikanmu ke Polisi?"

"Tidak, kang. Aku takut, lagi pula aku masih butuh pekerjaan. Tuan majikanku mengancam akan memecatku kalau aku buka mulut."

Ibas berusaha memahami keadaan Sumirah. Seorang gadis lugu yang tentu saja tidak memahami seluk-beluk hukum dan dia lebih memilih untuk diam. Karena dia beranggapan kejadian yang menimpanya merupakan aib yang tidak boleh diceritakan pada siapa pun. Dia berusaha menutupinya sendiri. Dia tidak sanggup membayangkan betapa malunya jika orang lain tahu tentang aib yang menimpanya itu.

Dirinya mencoba untuk terus bertahan dan bersabar untuk terus bekerja menjadi pembantu pada majikannya itu. Harapannya hanya satu; semoga kejadian yang menjijikan itu tidak terulang kembali.

Namun dalam perjalanannya, harapannya itu tidak berjalan seperti apa yang diingininya. Bahkan teramat jauh menyimpang dari apa yang diharapkannya. Aib yang berusaha dia tutupi telah benar-benar menenggelamkannya. Tuan majikannya telah mengulang perbuatan yang sama berkali-kali. Yang menyakitkan hatinya adalah ternyata nyonya majikannya tahu apa yang dilakukan suaminya terhadap Sumirah, namun dia tidak mampu untuk menolong Sumirah. Nyonya Kiem Lian hanya terdiam, bahkan lebih cenderung membiarkan suaminya meniduri Sumirah karena dia merasa sudah tak mampu lagi memberikan kesenangan biologis pada suaminya itu.

"Suatu malam, aku kabur dari rumah majikan saat mereka tidur. Aku sudah tidak tahan untuk terus-terusan menjadi budak sek tuan Kiem Lian," ungkapnya dengan hati yang telah luluh-lantak. Menurutnya saat dalam pelariannya, dia tidak tahu mau kemana. Yang terpenting adalah jauh dari rumah majikannya itu. Dia hanya mengikuti langkah kakinya. Dia ingin membuang bayang-bayang wajah majikannya yang teramat nyinyir itu. Laki-laki biadab yang telah merampas kehormatan dirinya.

Dengan menumpang kendaraan ojek, malam itu Sumirah pergi jauh meninggalkan rumah majikannya. Tidak ada yang tahu dia mau kemana. Hanya malam yang mengiringinya. (Bersambung) ***

Rabu, 15 Agustus 2012

ORANG-ORANG ANEH

Oleh : Abu Gybran

Ada beberapa prilaku dari orang-orang yang ingin saya tulis disini. Terus terang, saya tidak habis pikir ketika mengetahui prilaku mereka yang menurut saya adalah aneh. Betapa tidak, mereka bukan cuma pintar menilai orang lain tapi juga sangat piawai dalam merancang lamunan; jikalau, seandainya dan sesuatu yang tidak pernah mereka kerjakan. Bagi saya mereka adalah orang-orang aneh yang malas.

Pertama; adalah orang yang ingin hidupnya tetap sehat. Bahkan, doanya kepada Tuhan selalu memohon diberikan kesehatan dan panjang umur. Tapi prilakunya justru menyimpang jauh dari apa yang dia mohonkan pada Tuhan. Prilaku hidupnya tidak mencerminkan prilaku hidup sehat. Semisal; merokok, meminum minuman keras, paling doyan buang sampah sembarangan, cuek dengan kebersihan badan dan prilaku lainnya yang menyimpang. 

Memakan barang yang diharamkan atau sesuatu dari hasil pekerjaan yang diharamkan oleh Tuhan; semisal korupsi, maling, judi serta hasil dari menipu tidak akan menyehatkan badan. Jiwa menjadi terguncang, tidak tenang yang pada gilirannya menimbulkan berbagai macam penyakit.

Kedua, adalah orang yang ingin hidupnya selalu senang dan banyak harta. Akan tetapi dia sendiri tidak pernah mau kerja keras. Bagaimana mungkin? Sekalipun minta kepada Tuhan seribu kali dalam sehari, jelas tidak akan bisa. Bukan Tuhan tidak kuasa tapi Tuhan hanya akan memberikan jalan kehidupan bagi orang-orang yang berusaha. 

Orang semacam yang tersebut diatas, disamping malas bekerja juga mempunyai prilaku yang sangat buruk yaitu menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan Tuhan. Ketika keinginannya tidak tercapai, timbul sifat iri dan dengki pada orang lain yang telah berhasil. Tidak tanggung-tanggung terkadang orang seperti ini menilai Tuhan dengan mengatakan Tuhan tidak adil. Hah...!!! Padahal dirinya yang tidak adil terhadap dirinya sendiri.

Ketiga, adalah seseorang yang ingin mempunyai keluarga yang baik; istri atau suami dan anak-anak yang baik. Akan tetapi prilakunya tidak mencerminkan kebaikan untuk dijadikan tauladan bagi keluarganya. Kita barangkali sering mendengar ada suami yang gak betah tinggal dirumah, istri yang selingkuh dan anak-anak yang kabur dari rumah.

Artinya ada prilaku yang salah pada anggota keluarga. Biasanya kalau sebuah rumahtangga kondisinya sudah seperti ini paling mudah untuk saling menyalahkan. Prilaku hidup seperti ini seringkali mendera orang-orang yang justru berlimpah harta. Bagaimana mungkin keluarga 'mawadah warahmah' seperti yang diinginkan kalau anggota keluarga tidak tahu peranannya harus berbuat apa, terlebih bagi seorang suami.

Dan......masih banyak hal-hal yang aneh dalam pandangan saya yang tidak bisa saya sebut satu persatu disini. Tapi intinya adalah; TUHAN TIDAK AKAN MERUBAH NASIB PADA SUATU KAUM KECUALI KAUM ITU SENDIRI YANG MAU MERUBAHNYA. 

Keberhasilan apapun bentuknya dan sekecil apapun tidak akan bisa diperoleh hanya dengan mengucap 'sim salabim aba kadabra'. Disamping doa pada yang Maha Kuasa, keberhasilan hanya mampu diperoleh dengan kerja keras dan terus berusaha.***

Minggu, 12 Agustus 2012

Pasar Tumpah Gembong


BUDAYA BURUK
Oleh : Abu Gybran

Tiap bulan puasa seperti halnya tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya, Pasar Tumpah Gembong di jalan Raya Serang km 32, Tangerang, selalu saja macet. Terlebih jika sore hari menjelang berbuka puasa, kemacetan bisa mencapai 2 kilometer.

Kemacetan ini disebabkan oleh banyaknya para pedagang kaki lima yang berjejer hampir menghabiskan separuh lebar jalan. Mulai dari pedagang petasan, pedagang es buah dan pedagang lainnya yang seolah berebut tempat paling depan atau pinggir jalan. Anehnya, saya tidak melihat ada penertiban disana yang dilakukan oleh pengelola pasar atau Pemda terkait. Sehingga pedagang merasa bebas dan sedikitpun tidak merasa bersalah telah membuat kemacetan.

Sebut saja pak Karim, pedagang timun suri, yang saya sempat tanya kenapa dia mengambil lapak berjualan di pinggir jalan? Jawabannya membuat saya tercengang, bahwa dia berjualan di pinggir jalan sudah mendapat ijin dari pengelola pasar. Buktinya dia membayar uang retribusi atau dia menyebutnya uang keamanan kepada petugas pengelola pasar. Nah, lho.....!!!

Makna Puasa
Jika dikaitkan dengan makna puasa yang seharusnya setiap pribadi mampu bertenggang rasa dengan sesama, tentu saja hal ini tidak sejalan dengan ajaran puasa itu sendiri. Dengan berbaik sangka, saya yakin para pedagang dan pengelola pasar atau penguasa Pemda terkait, juga melaksanakan ibadah puasa. Lantas bagaimana dengan pahala puasanya lantaran mereka telah menggangu para pengguna jalan?

Sebagai pengguna jalan yang setiap hari saya melewati jalan ini, saya hanya berharap; para pedagang, pengelola pasar dan Pemda terkait, segera dibukakan pintu hatinya (hehehehe....kaya kultum ramadhan saja) atas budaya buruk yang telah berlarut-larut ini. Kepada pak Polisi Lalulintas dan pemerintah terkait lainnya, segera tertibkan mereka agar tidak lagi terjadi kemacetan.***


Sabtu, 04 Agustus 2012

Cerber : HITAM PUTIH SUMIRAH (3)

Tutur Sumirah
Oleh : Abu Gybran

"Aku, Sumirah. Aku lahir disebuah desa kecil yang jauh dari keramaian, yaitu sebuah desa yang terletak disalah satu kaki Gunung Halimun bagian selatan. Awalnya aku merantau ke Tangerang bekerja sebagai pembantu rumahtangga atau yang lebih populer dengan sebutan babu. Maklum saja aku kan cuma tamatan SMP. Aku bekerja disebuah rumah milik tuan Kiem Lian dari keturunan etnis Tionghoa dari Teluk Naga. Aku biasa menyebutnya dengan kata tuan. Istrinya, sudah lama lumpuh dikedua kakinya. Aku tidak tahu namanya, aku hanya memanggilnya dengan kata nyonya," tutur Sumirah mengawali cerita hidupnya. 

Pengakuannya, hampir setiap hari dia selalu berdua dengan sang nyonya karena keluarga ini tidak mempunyai seorang anakpun. Sementara tuan Kiem Lian selalu berangkat pagi dan pulang sekitar jam 10 malam. Tuan bekerja di toko miliknya di Pasar Anyar, Tangerang. 

Dia sangat betah bekerja dikeluarga ini, terlebih tuan dan nyonya sangat baik kepadanya. Dia sering mendapatkan hadiah atau ampao ketika Hari Raya Imlek. Bahkan dia merasakan seperti tidak perlakukan sebagai babu, tapi seakan sebagai bagian dari keluarga. Entahlah, apakah karena mereka tidak mempunyai keturunan? Pertanyaan seperti ini yang sering mengganggu pikirannya. Tapi dia tidak mau memikirkan hal ini terus, dia tidak mau terjebak apalagi berprasangka buruk. Terlebih kepada tuannya yang tanpa sepengetahuan nyonya sering memberikan uang lebih diluar gaji bulanannya.

"Tuan, ini untuk aku?" tanya Sumirah suatu hari ketika menerima uang dari tuannya, bukan uang gajinya. Dia kerapkali bertanya demikian karena takut uang yang diberikan tuannya itu bukan untuk dirinya tapi uang untuk belanja harian. Jumlahnya cukup besar menurut ukurannya, kadang melebihi gaji bulanannya.

"Ya, untuk kamu, Mirah. Hasil dari keuntungan toko bulan ini cukup lumayan," jelas tuan Kiem Lian. Tuannya memberikan uang itu ketika Sumirah berada di dapur saat menyiapkan makan malam. Sementara si nyonya berada ditengah, diruangan keluarga diatas kursi rodanya sedang nonton televisi. Sumirah melihat ada senyum kecil di bibir tuannya. Dia sempat menatapnya sesaat. Ada perasaan ganjil menyelinap dalam benak hatinya. Sebab bukan sekali atau dua kali tuannya memberikan uang diluar gajinya, tapi sering. Dan dia kerap menyaksikan senyum genit tuannya itu saat memberikan uang padanya.

"Sudah kamu simpan saja uang itu, tapi tolong jangan kamu ceritakan ke nyonya, ya," lanjut tuannya sambil meninggalkan Sumirah di dapur. Sepeninggal tuannya, dia langsung bergegas masuk ke kamarnya untuk menyimpan uang pemberian tuannya itu. Kamar Sumirah terletak dibelakang bersebelahan dengan dapur.

Jam dinding menunjukkan pukul 23:00. Pekerjaan Sumirah baru saja selesai. Waktunya istirahat tidur untuk melepas lelah. Tuan dan nyonya sudah masuk kamar terlebih dahulu. Mereka sudah tertidur. Malam itu hujan cukup deras dan udara menghembus dingin lewat celah-celah lubang angin. Sumirah merasakan seperti mati kehidupan malam itu. Sepi, hanya sesekali terdengar lolongan anjing milik tuannya yang kandanganya terletak disamping rumah dibawah pohon jambu.

Matanya sulit sekali dipejamkan malam itu. Sumirah sulit tidur dimalam hujan itu. Dia masih kepikiran soal uang pemberian tuannya. Menurutnya ada ketidakwajaran. Tapi dia selalu berharap semoga saja tuannya tidak mempunyai maksud lain. Sebab katanya, dia sering mendengar cerita tentang kebaikan majikan terhadap pembantunya sering berujung pada persoalan yang menyakitkan. Terlebih dirinya saat itu baru menginjak usia 19 tahun. Ada rasa takut yang dia tidak bisa pungkiri. "Aku harus bisa menjaga diri," hatinya membatin.

Sampai tengah malam pikirannya menerawang kemana-mana. Dia teringat kedua orangtuanya di kampung. Tidak ada siapa-siapa lagi di rumah itu kecuali kedua orangtuanya. Sumirah memang anak tunggal. Sumirah terpaksa meninggalkan mereka dan menitipkan pada pamannya yang rumahnya bersebelahan dengan rumah kedua orangtuanya.

Dalam penuturannya malam itu dihadapan Ibas, Sumirah terdiam sesaat. Ibas menangkap, betapa Sumirah ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Orang yang sangat dia cintai. Sumirah berusaha melepaskan belitan kemiskinan yang senantiasa mengakrabi keluarganya. Makanya dia berusaha mengirimkan sebagian hasil kerjanya tiap bulan untuk kedua orangtuanya. Sumirah berusaha membuat kedua orangtuanya tersenyum.

"Rasanya sangat berat, kang." Sumirah melanjutkan penuturannya. "Ada kepedihan di hatiku saat melihat mereka menangis ketika aku melangkah meninggalkan mereka, terutama ibuku," lanjutnya hampir tak terdengar.  Pikirannya menerawang saat kali pertama dia meninggalkan kampung halamannya.

Malam kian larut, seperti yang diceritakan Sumirah. Seperti malam-malam sebelumnya, tiap kali dia menerima uang diluar gajinya yang diberikan tuannya, matanya selalu sulit untuk diajak tidur. Dia sudah lelah, bahkan teramat lelah. Ada kegelisahan yang menyelimutinya. Namun menjelang shubuh, saat hujan mulai mereda, dia terlelap. Pada tidurnya yang sesaat, dia sempat melihat senyum kedua orangtuanya berkelebat dalam mimpi pendeknya. *** (Bersambung)                 

Rabu, 18 Juli 2012

Cerber : HITAM PUTIH SUMIRAH (2)

Warung Pojok
Oleh: Abu Gybran

Sore hari saat senja merona, sepulang kerja, Ibas tidak langsung pulang kerumah. Kali ini, setelah perburuannya gagal di Taman Sari, dia bertekad untuk mendatangi warung remang-remang yang berderet disepanjang Jalan Raya Serang, tepatnya di kilometer 32. Warung remang-remang yang lebih populer dengan sebutan warung pojok bagi para pelanggannya, awalnya hanyalah tempat mampir para sopir truck untuk sekadar makan, ngopi atau rehat sejenak setelah menempuh perjalanan jauh. Namun dalam kelanjutannya, para pemilik warung sengaja mempekerjakan perempuan-perempuan muda sebagai pelayan untuk menarik pelanggan yang tentu saja adalah para lelaki hidung belang.

Warung pojok yang berubah fungsi, perlahan tapi pasti, berubah menjadi tempat pelacuran terselubung. Minuman keras menggantikan hidangan kopi panas. Pelanggannya pun berubah tidak hanya para sopir truck, tapi sudah mewabah pada para penikmat sek dari berbagai kelas sosial.

Warung pojok yang dikunjungi Ibas letaknya tidak jauh dari kawasan industri. Jadi sangat wajar jika selalu ramai pengunjung. Keramaian sangat nampak terlebih pada malam minggu, banyak laki-laki yang masih kategori muda yang hanya sekadar beli rokok atau nongkrong-nongkrong didepan warung.

Selepas maghrib kehidupan di warung pojok makin menggeliat menunjukkan sifat aslinya sebagai tempat pelacuran. Ibas menelisik dan pandangannya tertuju pada salah satu warung yang dia anggap cukup ramai pengunjungnya. Ibas langsung masuk. Dia berusaha untuk tidak terlihat canggung agar mata yang menatapnya mengira kalau dia adalah memang pelanggan yang sering berkunjung. Walau sebenarnya dia tidak bisa memungkiri kalau hatinya benar-benar merasa khwatir. Dia takut ada orang yang mengenalinya. Sebab lokasi warung pojok tidak jauh dari tempat tinggalnya, hanya beberapa kilimeter. Tentu saja akan banyak orang yang salah sangka yang akan menyudutkan dirinya sama dengan lelaki hidung belang. "Ini sangat bahaya," bisik batinnya penuh cemas.

Ada keraguan sesaat yang menjebak, tapi kemudian Ibas sadar bahwa pekerjaannya memang beresiko. "Toh, aku tidak melakukan apa-apa. Tuhanku Maha Tahu," dia berusaha menguatkan hatinya.

Didalam ruangan yang tidak terlalu lebar dengan penerangan lampu yang sengaja dibuat remang-remang, Ibas merasakan napasnya sesak karena banyaknya asap rokok. Belum lagi bau minuman yang menyeruak menghantam penciumannya. Gelaktawa lelaki hidung belang yang mulai mabuk sangat kental dengan kehidupan hitam. Musik dangdut cirebonan, tarling, ikut mewarnai suasana. Suaranya cukup keras dengan ditingkahi dentingan gelas-gelas minuman beradu.

Mata Ibas menyapu seluruh ruangan. Dipojok dia melihat perempuan gendut setengah baya, rambutnya sebahu dengan sedikit dicat warna merah pada bagian depannya. Tangannya tak henti-henti mengipaskan kertas koran yang dilipat ketubuhnya yang berkeringat. Dia duduk mengawasi setiap gerak-gerik para pelayan yang sibuk melayani pelanggan. Sesekali Ibas memperhatikan perempuan gendut itu memonyongkan mulutnya mengeluarkan asap rokok. Ibas menduga, dialah pemilik warung yang biasa dipanggil Mamih oleh para pelayan dan para pelanggannya. Mamih bukan hanya sebagai pemilik warung, tapi juga merangkap sebagai mucikari atau germo.

"Wah, Mih, ramai sekali malam ini, gak seperti biasanya," kata Ibas setelah berada didekat perempuan yang biasa dipanggil Mamih itu. Ibas langsung duduk di bangku yang kebetulan kosong dihadapannya. Dia berusaha seakrab mungkin. Dia membuka sebungkus rokok yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dia berusaha merokok sambil menahan batuk, terpaksa, karena dia memang bukan perokok. Si Mamih menatapnya sesaat, sikapnya agak acuh. Tangan kanannya mematikan rokok diasbak yang sudah penuh dengan puntung rokok.

Mamih menarik napas dan mengeluarkan asap rokok yang terakhir melalui lubang hidungnya yang pesek. Sekilas Ibas melihat senyum Mamih yang sumringah.

"Biasa saja, mas. Warung pojok akan selalu ramai jika ada pelayan barunya," ujarnya sambil ngekeh tertawa kecil. Tawanya sangat jelek, napasnya juga bau naga karena banyak merokok.

"Pelayan barunya yang mana, Mih?"

"Itu yang ada di meja paling tengah," Kata Mamih sambil mengarahkan jari telunjuknya pada seorang pelayan. Perempuan muda yang usianya sekitar 22 tahun. Penampilannya sangat berbeda dengan pelayan-pelayan seniornya yang dandanannya menor-menor.

"Boleh saya minta ditemenin sama dia, Mih?"

"Boleh saja, mas. Mau disini atau pergi keluar?"

"Disini saja, gak kemana-mana. Cuma nemenin saya minum," ungkap Ibas berharap. Ibas dengan sangat terpaksa memesan sebotol minuman bir untuk memuluskan rencananya. Minuman beralkohol yang selama ini dia jauhi. Tak pernah terlintas sedikitpun dalam hatinya untuk bersentuhan dengan minuman yang diharamkan dalam agama Islam. Bukan cuma rasanya yang dia belum tahu, tapi harganya pun sangat mahal menurut ukuran kantongnya. Harganya bisa tiga kali lipat dari harga Supermarket sekalipun. Tangan Mamih sangat terampil membuka botol bir dan menuangakannya perlahan pada gelas dihadapan Ibas.

"Silakan diminum, saya akan pangilkan orangnya," kata Mamih sambil bangkit dari tempat duduknya. Tak lupa di meneguk sisa minumannya yang tinggal setengah gelas. Dia sudah terbiasa meminum minuman yang beralkohol. Sendawanya, waw.......sangat jelek sekali seperti lengkingan seekor keledai. Ibas pun mengangkat minuman yang sudah terisi bir dan mendekatkan kemulutnya. Dia hanya pura-pura agar tidak terlihat aneh dihadapan si Mamih. Jangankan meminumnya, mencium baunya saja dia sudah tersedak. "Puih, apa enaknya minuman ini, baunya saja seperti bau air seni orang dewasa," katanya dalam hati.

"Sumirah," panggil Mamih agak berteriak karena suaranya hampir kalah oleh suara musik yang berisik. 

"Ya, Mamih. Ada apa?" Perempuan muda bernama Sumirah itu menghampirinya. Dari logatnya yang sedikit mengayun, bisa ditebak, kalau Sumirah pasti orang Sunda. 

"Temenin tamu ini, Mamih mau keluar dulu sebentar cari angin. Mamih gerah."

Si Mamih ngeloyor keluar sambil tangannya memasukkan uang ke kantong celana jeans-nya yang ketat. Sebelumnya Ibas memang telah memberikannya uang dua ratus ribu agar bisa ngobrol dengan Sumirah. 

"Silakan duduk," kata Ibas pada Sumirah yang masih berdiri. Ibas tidak memperkenalkan dirinya, karena dia beranggapan nama pelanggan seperti tidak penting di warung pojok ini. Lagi pula, bagi para pelayan nama pelanggan memang tidak begitu penting, sebab tugas mereka hanya melayani atau menemani minum-minum kalu tidak diajak kencan keluar sambil berharap uang tip. Terkadang mereka pun sering mendapatkan uang saweran saat menemani pelanggan berjoget dalam kedaan mabuk tentunya. Ibas benar-benar menyaksikan drama kehidupan hitam malam itu.

"Kamu sudah berapa lama kerja disini?" Tanya Ibas membuka obrolan. Semula Ibas ingin merekam obrolan itu dengan telephon genggamnya, tapi percuma karena suasananya cukup berisisk. Dia berusaha mengingatnya saja dan mencatatnya dalam hati.

"Baru tiga hari, mas. Oya, maaaf, aku panggilnya akang atau mas saja?"

"Terserah kamu saja, Mirah."

"Akang saja, ya? Biar akrab."

"Ya, boleh," jawab Ibas singkat.

Ibas mematikan rokoknya keasbak yang hanya sempat dia isap sekali. Dia menatap Sumirah sesaat. Cantik juga, pikirnya. Rambutnya yang hitam panjang dibiarkan terurai. Ada lesung pipit dikedua pipinya. Saat itu Ibas memperhatikan seperti ada kebingungan yang nampak di wajah Sumirah. Sumirah seperti sedang memikirkan sesuatu. Barangkali, Ibas menduga-duga, mungkin Sumirah bingung melihat penampilannya yang berbeda dengan para pelanggan yang biasa mampir. Sumirah pun melirik gelas minuman Ibas yang masih penuh.

Dengan tidak membuang waktu, Ibas langsung mengajaknya ngobrol. Awalnya hanya obrolan basa-basi karena Ibas tidak mau Sumirah tahu tentang maksud dia yang sebenarnya. Setelah obrolan makin cair, sampai juga pada apa yang Ibas inginkan. Sumirah tidak sungkan-sungkan menceritakan tentang perjalanan hidupnya hingga dia terdampar bekerja menjadi pelayan sekaligus melacurkan dirinya di warung pojok ini. Padahal sebelumnya dia belum pernah bercerita kepada siapapun, terlebih tentang siapa dia yang sebenarnya. Tentu saja saat itu Ibas berusaha menjadi pendengar yang baik dan hanya sesekali melontarkan pertanyaan disaat Sumirah menuturkan cerita hidupnya.

Malam terus merayap, suasana makin menggila. Ibas terbawa dan menyatu dalam penuturan tentang kisah hidup Sumirah yang pilu. Kisah hidup yang semua orang pasti tidak mau untuk menjalaninya. Teramat berat dan teramat hitam.*** (Bersambung)    



          


Senin, 16 Juli 2012

Cerber: HITAM PUTIH SUMIRAH (1)

Menyasar Taman Sari
Oleh: Abu Gybran

Disudut Kota Serang, senja belum begitu jauh meninggalkan hari yang mulai beringsut temaram. Hasan Basri bergegas menyusuri Jalan Tirtayasa yang basah karena hujan. Lampu penerangan jalan banyak yang mati. Sampah yang berserakan bertingkah genit, bermain-main dengan angin. Gerobak-gerobak pedagang kaki lima yang berderet dikiri dan kanan jalan hampir memakan seluruh ruas jalan, terkesan betapa semerawutnya sudut kota. Potret kehidupan yang masih dianggap wajar karena hampir bisa dijumpai disetiap sudut kota di negeri ini. 

Hasan Basri yang lebih akrab dipanggil Ibas itu, sesekali melompat menghindari genangan air. Dalam benaknya saat itu hanya ada satu tujuan; dia harus bertemu seseorang. Ya, seseorang yang akan dia mintai keterangannya perihal kehidupan malam. Ibas sedang melakukan perburuan untuk melengkapi cerita novelnya yang pertama. Sebenarnya dia sudah lama ingin mengangkat cerita dibalik kisah perempuan-perempuan malam pada sisi yang lain, yang berbeda. Bukan hanya transaksi esek-esek yang memang menjadi salah satu pekerjaan mereka, dia meyakini dibalik itu semua pasti ada sisi baik yang mereka kerjakan. Tidak melulu semuanya hitam.

Pada sisi yang lain, Ibas pun sering menyaksikan perlakuan yang diskriminatif dalam masyarakat luas terhadap perempuan malam ketika mereka berusaha untuk bertobat. Dalam pandangan Ibas, semestinya masyarakat ikut peduli membantu mereka mendapatkan haknya kembali pada kehidupan normal. Bukan mencibir dan memojokkan mereka. Ibas ingin membuktikan; bahwa seburuk-buruknya manusia selalu punya keinginan untuk kembali pada kehidupan yang normal. 

Jam di tangannya menunjukkan pukul 19:00 saat dia sampai disebuah tempat yang dia tuju, yaitu Taman Sari. Sebuah taman yang tidak terlalu luas yang terletak tidak begitu jauh dari statsiun kereta api Serang. Taman kota yang bila malam berubah menjadi 'koloni' tempat mangkalnya perempuan-perempuan penjaja sek kenikmatan sesaat dan tempat waria mencari mangsa. Padahal menurut sejumlah pedagang kaki lima, petugas Satuan Polisi Pamong Praja sering melakukan razia penertiban terhadap mereka yang mangkal ditempat ini. Namun penyakit kambuhan masyarakat ini hanya hilang sesaat kemudian menjamurt lagi. Siapa yang harus disalahkan? Ketika mereka melakukan aktivitas seperti ini karena tuntutan ekonomi, karena terpaksa.

Sesaat Ibas celingukkan, bingung. Dia tidak tahu siapa yang harus dan bisa diajak bicara? Pandangannya kurang jelas karena lampu taman banyak yang mati. Tempat-tempat duduk di taman satupun tidak ada yang kosong, bahkan dia menyaksikan tidak sedikit pasangan yang menurutnya tidak muda lagi menggelar koran dipojokkan taman hanya untuk kencan. Baginya ini adalah pandangan dan pengalaman pertama dalam hidupnya.

"Cari teman kencan, ya, mas?" Tanya seorang perempuan yang menghampirinya dari arah belakang. Ibas berbalik dan pandangannya menelisik sesaat pada si penanya. Dalam keremangan malam dia dapat memastikan bahwa yang mendekatinya adalah perempuan muda dengan rambut sebahu dan mengenakan T-shirt ketat sampai jelas tergambar lekuk tubuhnya. Penampilan perempuan itu makin ngejreng dengan sepatu hak tingginya.      

"Ya," jawab Ibas singkat. Sesaat dia gelagapan dan sedikit gemetaran. Namun untungnya dia segera dapat menguasai keadaan. Pemandangan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Sebab dia dilahirkan dan dibesarkan ditengah lingkungan yang agamis. Hingga dia berkeluarga, baru memilih tempat tinggal yang jauh dari kampung halamannya. Rumah sederhana yang tidak begitu jauh dari tempat kerjanya. Bahkan kakenya merupakan seorang pemimpin pondok pesantren yang terletak diselatan Banten. Dan dia adalah salah seorang alumni pesantren itu.

"Pucuk dicinta ulam pun tiba. Kebetulan, mas. Aku lagi kosong, nih," ujar perempuan yang tadi menyapanya manja. "Namaku Nita, mas," lanjutnya lembut sambil menyodorkan tangan.

Ibas berusaha bersikap akrab dan langsung menjabat tangan Nita yang baru dikenalnya itu. Sebenarnya hatinya merasa berat karena dia tahu perempuan yang dijabat tangannya itu bukan muhrim. "Astaghfirallah, aku telah berbuat kesalahan," dia membatin penuh penyesalan.   

Ibas tidak langsung menyebutkan namanya. Dia diam sesaat. Dia seperti merasakan keganjilan saat mendengar dan gaya bicara Nita. Seperti dibuat-buat. "Wah, jangan-jangan perempuan yang ada dihadapanku ini seorang banci," kembali hati kecilnya membatin penuh selidik. Dia segera menarik tangannya. Saat itu, jabatan tangan Nita erat sekali.

"Ah, tidak. Aku kesini mencari temanku," Ibas beralasan.
"Gak usah malu-malu begitu, sih, mas."
"Benar, sungguh aku hanya mencari temanku," tegas Ibas.
"Ih, si mas ini, bikin gemas, deh."

Nita berusaha memeluk Ibas, karena dia melihat Ibas berusaha menghindarinya. Ibas memang berusaha mengelak sambil menepiskan kedua tangannya perlahan. Dia berusaha begitu agar Nita tidak merasa tersinggung. Tapi Nita ngotot, bahkan makin menggila menarik-narik tangan Ibas. Suaranya sudah tidak terkontrol lagi, seperti bukan suara perempuan."Ah, dugaanku benar, dia memang waria."

Nita memang benar waria atau sering disebut banci. Mahluk yang selama ini oleh Ibas dianggap mahluk yang paling aneh. Menurutnya aneh karena orang seperti Nita, ko, bisa merasa nyaman dengan penyimpangan sek yang menderanya. Disengaja ataupun tidak disengaja penyimpangan sek adalah tetap salah dan berdosa besar dalam pandangan agama yang diyakini Ibas. Menurutnya, penyimpangan sek ini bukan kehendak Tuhan....!!! Tapi orang yang sakit jiwanya.

Nita terus berusaha memaksa dan Ibas benar-benar berontak. Dia lari meninggalkan tempat itu sambil mengucap istighfar berkali-kali. Seperti maling yang dikejar massa. Napasnya putus-putus. Untungnya dia bisa terbebas dari pelukkan dan kejaran banci pada malam naas itu.

Walau rencananya malam itu gagal, tapi setidaknya dia sudah mendapat gambaran sedikit bahwa kehidupan perempuan-perempuan malam itu sebenarnya tidak nyaman, keras dan sarat dengan persaingan. Terlebih bagi seorang Nita, seorang banci yang harus merombak penampilannya agar telihat cantik seperti perempuan sungguhan. Tentu untuk keperluan semua itu, Nita harus mengeluarkan biaya yang tida sedikit, sebab kalau sekadar dandan asal-asalan,....hehehehe....pasti pelanggannya banyak yang lari.

Kehidupan perempuan-perempuan malam yang kali pertama Ibas saksikan di Taman Sari, tidak seindah bulan purnama dan seharum bunga sedap malam. Penuh rekayasa. Hidup dalam lingkaran kebohongan. Penuh kepalsuan. Dan Ibas akan terus berusaha untuk mencari tahu lebih jauh dari apa yang telah ia dapatkan malam itu. Malam di salahsatu sudut Kota Serang, di Taman Sari. ***  (Bersambung)


Rabu, 04 Juli 2012

Lestari

Oleh: Abu Gybran

Melekat
rekat
erat

Lestari
abadi
di hati
tak 'kan memungkiri
janji
yang telah kita sepakati
Sampai kau dan aku mati

 










(Tangerang, 4 Juli 2012)

Pada-Mu Tanpa Batas
Oleh: Abu Gybran

Pagi, belum begitu jauh beranjak
Ketika permohonan usai terangkai bertali ikhlas
Apapun akhirnya adalah kuasa-Mu

Pagi, belum begitu jauh beranjak
Ketika senyum menyungging mengawali sapa
Apapun tafsirnya, bagiku adalah ibadah

Tanpa batas
berkasih sayang dengan-Mu
Tiap waktu, sampai diakhirnya
sampai bibir tak mampu lagi mengembang senyum
pagi hari
sampai hati berhenti merangkai mimpi
sampai Kau bisikkan terakhir kali dalam firman-Mu
"Kembalilah pada-Ku"

Dan aku ikhlas dalam syurga-Mu

(Tangerang, 6 Juli 2012)