Kamis, 25 Desember 2014

1/2 Gelas Kopi Pahit

Oleh: Abu Gybran

















Tinggal separuh, 1/2 gelas kopi pahit
tersisa tanpa tahu harus diminum atau tidak, atau dibiarkan saja
sampai dingin.
Kopi terakhir, esok entahlah.......

Pahit, bukan hanya kopi tanpa gula itu
Semuanya terasa pahit, mati rasa
Lumpuh setelah lepasnya baju zirah pelindung
Satu persatu hilang dalam genggaman entah kemana

1/2 gelas kopi pahit menyingkap tabir
betapa hancurnya jelang kesudahan dari sebuah perjalanan
Tanpa warna
Menghitam daun dan bunga tanpa embun bergelayut
padahal pagi begitu dingin

Menafsirkan tiap tarikan napas
selagi masih tersisa jatah hidup dan mata belum tertutup
Betapa semuanya telah meninggalkan jauh
Tak mungkin waktu mengulang
di hadapan hanya tersisa 1/2 gelas kopi pahit
pun masih bingung mau diapakan?
Membiarkannya dingin sendirian adalah kesia-siaan
Tapi, bersediakah kau menemaniku menghabiskan 1/2 gelas kopi pahit?
Ia adalah separuh dari napasku.


(Tangerang, 25 Desember 2014)

Selasa, 23 Desember 2014

104 Perusahaan Mengajukan Penangguhan UMK 2015

Oleh: Abu Gybran

Serang, (22/12) 
Ribuan buruh dari Tangerang Raya kembali berdemo di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) dalam upaya mendesak revisi besaran UMK 2015. Dalam pantauan saya, demo buruh kali ini tidak diikuti oleh seluruh federasi serikat buruh yang ada di Provinsi Banten. Sehingga demo buruh kali ini terasa sedikit hambar dan tentu daya 'gedornya' kurang menghentak. Padahal jika saja demo ini dilakukan serentak oleh buruh yang ada di Banten, tentu perhatian pemerintah akan besar pula. Atau paling tidak akan menjadi perhatian serius dari pemerintah terkait utamanya adalah dari Plt. Gubernur Banten, Rano Karno.

Kepala Disnakertrans Provinsi Banten, Hudaya Latuconsina, mengatakan bahwa sudah ada 104 perusahaan yang tersebar di Provinsi Banten telah mengajukan penangguhan besaran UMK 2015. Dari 104 perusahaan di antaranya 53 perusahaan dari Kabupaten Tangerang, 33 dari Kota Tangerang, 12 perusahaan dari Kabupaten Serang, 5 perusahaan dari Kota Tangsel dan 1 perusahaan dari Kota Cilegon. Jumlah buruh yang bekerja di 104 perusahaan sebanyak 47.383 orang dan yang telah menyetujui penangguhan UMK 2015 sebanyak 38.937 buruh.

Sebagaimana kita ketahui syarat penangguhan UMK oleh perusahaan harus pula disetujui oleh buruh yang bekerja di dalamnya. Dalam hal ini tentu yang menandatangani persetujuan penangguhan adalah perwakilan buruh. Bandingkan 38.937 buruh telah menyetujui penangguhan UMK 2015 dengan hanya 1000-an buruh yang melakukan demo menuntut revisi besaran UMK 2015. Bukan hanya daya 'gedornya' yang berkurang tingkat respons pemerintah pastinya akan berkurang.

Saya berpikir bolak-balik, apa ya, sebanyak 38.937 buruh benar-benar menyetujui penangguhan UMK 2015? Atau hanya rekayasa pengusaha dengan beberapa buruh yang 'berselingkuh' dengan pengusaha dengan meng-atas-namakan perwakilan buruh?

Baik, sekarang kita abaikan dulu data penangguhan UMK 2015 yang telah masuk ke Disnakertrans Provinsi Banten. Sekarang kita kembali pada aksi yang tengah dilakukan oleh para pejuang buruh hari ini. ALTAR tidak ada matinya, gemanya tetap menyentak. "Kita upayakan revisi itu. Jangan sampai aksi kita kali ini pulang tanpa hasil. Bahkan jika aksi kita hari ini tanpa hasil sekalipun, harus ada tindak lanjut berikutnya kawan-kawan. Kita bukan piknik datang ke sini. Kita ini pejuang. Kita bukan pecundang," kata salah seorang orator di Mobil Komando.

Perhatikan kalimat terakhirnya, KITA BUKAN PECUNDANG. Ya, buruh bukan pecundang. Buruh bukan penitip nasib. Jika merasa buruh dan jika merasa hak upah belum menyentuh standar layak; KENAPA HARUS BERDIAM DIRI DIBALIK TEMBOK PABRIK?

(Kawan, saat saya menulis aksi ini, saat-saat kita mau bubar pulang). Pulang saya naik Angkot. Di perjalanan pulang itu waktu sudah merayapi senja. Sepanjang jalan dari Pakupatan hingga Cikande, sepanjang itu pula banyak pabrik-pabrik besar berjejer. Saya melihat banyak kawan-kawan kita keluar pabrik, pulang. Ya, kita sama-sama pulang, kawan........***

*Choki Shak Hidayat dan Papih Ocid , gambarnya saya pinjam....hehehehe..

Senin, 15 Desember 2014

Catatan Tentang Kita

Oleh: Abu Gybran

















Sampai di mana kita bicara? Aku lupa mencatatnya
Bahwa tiap denyut nadi adalah sejarah, tiap kata adalah sejarah
dan tiap langkah adalah sejarah. Hitam dan putih adalah warna sejarah
Atas dan bawah adalah putaran hidup yang menyejarah
Kita adalah bagian dari sejarah

Kenapa harus sembunyi dari rasa salah? Pengkhianatan itu selalu ada
Suka atau tidak kita pernah berkhianat. Bahkan mengkhianati Tuhan
Menghujat Tuhan karena kebodohan kita, saat kita merasa tidak disatukan
dalam ikatan yang kita sebut jodoh.

Kejahiliyahan kita adalah menganggap Tuhan itu ada ketika kita berada di atas
dan Tuhan itu tidak ada saat kita berada di bawah

Sudahlah, mari kita berdamai
Aku tidak takut untuk mencatatkan perjalanan kita yang hanya separuh jalan itu
Bahwa tidak menyatunya kita adalah jalan Tuhan
Bukan berkhianat ketika kau memilih jalanmu sendiri
dan kau tinggalkan aku di jalan yang lain
Jalan yang pernah kita pilih untuk kita tapaki hingga batas akhirnya

Mengumpulkan kembali yang tercecer dalam satu catatan
Menyakitkan, tapi itulah sejarah
Catatan tentang kita.

(Tangerang, 15 Desember 2014)

Kamis, 04 Desember 2014

PNS Disayang, Buruh Ditendang

Oleh: Abu Gybran

Pemprov DKI Jakarta melalui Gubernurnya, Ahok, akan memberikan gaji 12 juta per bulan pada pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan terendah. Menurutnya rencana ini akan diterapkan apabila nantinya sistem kerja fungsional telah diterapkan. Pada tahap awal, mekanisme kerja fungsional akan diterapkan di kantor pelayanan terpadu satu pintu di tingkat kantor kelurahan, kecamatan dan wali kota. (Kompas, 3/12)  

Luar biasa, begitu perhatiannya pemerintah pada PNS ini. Bahkan jauh hari pemerintah sudah berencana di tahun 2015 yang tinggal menyisakan beberapa hari kedepan ini akan menggelontorkan anggaran sebesar 6 triliun untuk kenaikan gaji pokok dan tunjangan uang makan bagi PNS. 

Secara pribadi, saya tidak ada masalah dengan rencana pemerintah tersebut, lagi pula kalau pinjam istilah presiden kita, pak Jokowi, itu Bukan Urusan Saya. Hanya saja, saya ingin menyampaikan pada pemerintah bahwa rakyat Indonesia yang perlu perhatian itu bukan hanya PNS, tapi ada petani ada nelayan bahkan ada buruh yang saat ini sedang berjuang untuk mendapatkan upah layak sebesar 3,2 juta yang jauh lebih rendah dari gaji PNS golongan rendah sekalipun.

Buruh untuk mendapatkan upah layak harus demo terlebih dahulu dan tidak cukup sekali. Kalau buruh belum menutup jalan tol, pemerintah seolah cuek bebek saja. Yang lebih memprihatinkan lagi, Menaker bahkan lebih berpihak pada pengusaha ketimbang pada buruh. Menurutnya, belum lama ini, bahwa tuntutan buruh atas besaran upah layak 3,2 juta tidak realistis. Gubernur DKI, Ahok, juga menyarankan pada buruh di Jakarta yang menginginkan upah lebih dari 3,2 juta agar pindah saja dari Jakarta.

PNS disayang, Buruh ditendang. Ungkapan ini barangkali sangat pas sebagai gambaran betapa pemerintah begitu perhatiannya pada PNS, sementara pada buruh selalu dianggap bikin rusuh. Padahal buruh adalah rakyat yang paling taat membayar pajak pada negara. Siapa yang selama ini sering mengemplang uang pajak negara? Bukan buruh. Siapa yang sering tertangkap KPK karena memiliki rekening gendut? Bukan buruh. Siapa yang sering keluyuran di Mall pada jam kerja? Bukan buruh. ***

Selasa, 02 Desember 2014

Menaker Tak Memahami Ketenagakerjaan?

Oleh: Abu Gybran

Benar adanya; Jika amanat (jabatan) diberikan pada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya. 

Dalam catatan saya kali ini, saya tidak sedang mengancam agar sepak terjang Menaker yang baru seumur jagung ini segera menemui kehancurannya. Hanya sangat disayangkan pernyataannya terhadap kenaikan upah buruh seakan lebih berpihak pada pengusaha ketimbang buruh yang semestinya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.

Dalam acara pertemuan dengan Apindo di Kuningan, Senin 1 Desember 2014, dalam pembukaannya Menaker, Hanif Dakhiri berpendapat bahwa penetapan upah di Indonesia cenderung tidak seimbang, menurutnya, penuntutan hanya dibebankan pada pengusaha saja, namun tidak ada tuntutan untuk prodiktivitas kerja. Menaker juga berpendapat bahwa selama ini tuntutan upah yang diajukan pekerja atau buruh tidak realistis. Dia membandingkan upah minimum buruh lebih besar ketimbang upah minimum PNS golongan 3A.

Saya tidak tahu apa yang sedang berkecamuk dalam pemikiran pak Menaker, apa karena baru jadi menteri atau memang tidak memahami soal seluk beluk ketenagakerjaan. Tapi dia merasa dituntut untuk tampil menyelesaikan persoalan upah yang dia sendiri belum memahami sepenuhnya. Sehingga cara bicaranya pun cenderung asal jeplak.

Menurutnya yang acap kali menimbulkan masalah adalah regulasi yang mengatur kenaikan upah tiap tahun, sebab regulasi ini tidak menuntut produktivitas tenaga kerja. Lanjutnya, UMP harus naik tiap tahun, tapi produktivitas pekerja bervariasi.

Dalam peneropongan saya, pak Menaker sepertinya sudah merasa tidak nyaman dengan aturan atau regulasi yang mengatur kenaikan upah tiap tahun. Barangkali ini hasil bisikan dari Menteri Perindustrian, Saleh Husin, yang mengusulkan metode penetapan besaran UMP dilakukan 5 tahun sekali.

Saya ingin sampaikan pada pak Menaker, bahwa soal tuntutan produktivitas tenaga kerja itu ada aturan mainnya tersendiri. Bahkan ada kalanya sistem peningkatan produktivitas buruh itu ada dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) karena hal ini merupakan salah satu komponen dalam penilaian untuk membedakan besaran upah buruh/pekerja. Sebenarnya kalau saja pak Menaker jeli, sebenarnya hal ini sudah diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.

Seyogyanya pak Menaker lebih memperhatikan nasib buruh, sebab buruh berada pada posisi yang selalu dipojokan. Terutama dalam aksi-aksi menuntut kenaikan upah, seperti kata pak Menteri; tuntutan buruh itu tidak realistis. Ini bukti bahwa posisi buruh selalu dipojokan.***
 

Sabtu, 29 November 2014

Diam Berarti Kalah

Oleh: Abu Gybran

Saya semakin yakin bahwa hidup ini tidak dirancang untuk menang. Oleh karenanya saya selalu berpendapat bahwa pribadi-pribadi yang baik adalah pribadi yang senantiasa terus bergerak dengan segala perubahan-perubahan yang dapat memposisikan diri pada sebuah kemenangan. Sebab berdiam diri tanpa melakukan apapun berarti kalah....!!!

Saya juga sependapat dengan orang-orang yang sering berpegang pada kata-kata bijak bahwa;"berhati-hatilah jika melangkah dan jangan sampai terperosok dua kali pada lubang sama." Tidak ada yang salah dengan kata-kata bijak ini. Tapi sayangnya kata-kata bijak ini seringkali diartikan apa adanya. Sehingga tidak sedikit orang yang banyak mengunakan pertimbangan-pertimbangan hingga pada yang tidak masuk akal sekalipun ketika hendak melakukan sebuah perubahan untuk dirinya. Artinya lebih banyak pertimbangannya ketimbang tindakkannya. Alasannya adalah takut salah dan takut masuk lubang dua kali. Padahal lebih baik salah karena melakukan perubahan daripada tidak pernah salah karena berdiam diri. Mengambil pelajaran ketika terjatuh agar tidak terjatuh dua kali sangat berbeda dengan berdiam diri karena takut salah. Menurut saya justru berdiam diri merupakan kesalahan yang sangat besar.

Dalam menyikapi hal ini, tentu tidak dibenarkan pula 'gegabah' mengenyampingkan risiko yang bakal terjadi. Pertimbangan atau perhitungan sebelum melangkah itu penting. Meminimalisir risiko kesalahan berbeda dengan ketakutan yang tidak beralasan, ketakutan yang membelenggu. Sebab setiap keputusan yang diambil pasti mengandung risiko. Pribadi yang baik pasti sudah siap dengan risiko apapun. Tidak menyesal apalagi putus asa. Yakinlah bahwa; "Orang yang benar itu bukan berarti orang yang tak pernah berbuat salah, tapi orang yang benar itu jika melakukan kesalahan, maka ia akan segera menutupinya dengan sebuah perubahan yang lebih baik." ***

Kamis, 27 November 2014

Usulan Gila Seorang Menteri Terhadap Kenaikan Upah Buruh

Oleh: Abu Gybran

Menyaksikan aksi buruh yang turun ke jalan pada beberapa hari terakhir ini, kiranya mengusik hati seorang menteri. Adalah Menteri Perindustrian, Saleh Husin, menilai perlu adanya perubahan dalam metode penetapan UMP guna meminimalisir gejolak penolakan dari buruh ketika penetapan UMP dilakukan.

Usulan perubahan yang dimaksud Memperin adalah perhitungan besaran UMP yang biasanya dilakukan tiap tahun menjadi lima tahun ke depan. Menurutnya hal ini akan memberikan kepastian baik bagi pengusaha maupun bagi buruh. Selain itu buruh juga jangan menuntut UMP terlalu berlebihan. Pak menteri pun mengusulkan agar kenaikan upah berdasarkan pada tingkat produktifitas masing-masing buruh.

Sejenak saya berpikir; apakah Menperin ini tahu soal buruh? Apakah dia tidak tahu bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok itu selalu naik tiap tahun bukan lima tahun sekali? Kalau bukan gila, saya kira usulan menteri ini teramat lebay. Saya ingin mengatakan pada pada Pak Menteri yang terhormat bahwa UMP atau UMK itu adalah standar dasar atau sebagai jaring pengaman dari upah layak buruh. Setelahnya untuk membedakan upah di antara buruh, tentu tingkat produktifitas buruh menjadi salah satu nilai tersendiri dalam membedakan besaran upah. Dan hal seperti ini biasanya sudah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ditiap perusahaan.

Sementara Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Hanif Dhakiri, terkesan melimpahkan persoalan tuntutan buruh ini pada Pemerintah Daerah. Menteri yang gemar blusukan ini malah kabur ketika buruh mendatangi Kantor Kemenakertrans.

Yang lebih menyakitkan lagi bagi buruh adalah usulan Gubernur DKI, Ahok, mengusulkan pada buruh yang menginginkan UMP 3 juta agar pindah saja dari DKI. Menurutnya UMP 2,7 juta sudah berdasarkan rumus perhitungan upah layak.  Gila......!!!

    

Selasa, 25 November 2014

Upah Layak 2015 Itu Rp. 3,200,000,-

Oleh: Abu Gybran
Balaraja (25/11). Demo kali adalah memblokir pintu gerbang jalan Tol Balaraja Barat. Ribuan buruh dari berbagai organisasi Serikat Buruh bergabung dalam aksi kali ini. Sebelumnya telah disampaikan permintaan maaf oleh salah seorang Korlap melalui pengeras suara di Mobil Komando kepada seluruh masyarakat utamanya masyarakat yang berada di sekitar Balaraja, bahwa buruh terpaksa melakukan penutupan jalan agar mendapat perhatian dari pemerintah terkait. Cara-cara santun sudah ditempuh dalam bernegoisasi mengenai tuntutan upah layak Rp. 3,2 juta. Tapi pemerintah, yakni Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen menganggap tuntutan buruh terlalu berlebihan. "Jika lebih dari Rp. 2,7 juta tidak bisa, berat untuk kalangan industrinya," katanya.

Semakin siang jumlah buruh terus bertambah. Luar biasa semangat mereka. Kenaikan harga BBM pun ikut disinggung oleh orator dalam orasinya yang meledak-ledak. Kenaikan harga BBM telah merampas dan menenggelamkan upah buruh. Tidak terkendalinya kenaikan harga sembako merupakan efek dari kenaikan BBM. Kebujakan pemerintahan baru Jokowi-JK yang dinilai oleh kalangan buruh tidak berpihak pada rakyat.
 
Pukul 11:00 buruh mulai bergerak ke arah titik kumpul berikutnya yakni di Lampu Merah Bojong, tepatnya jalan yang menuju ke pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang. Saya tidak bisa menggambarkan kemacetan panjang ini. Sepanjang Jalan Raya Serang antara Balaraja hingga Bojong macet total. Luar biasa jumlah buruh terus bertambah. Dalam pantauan saya, dimana saya melihat pabrik-pabrik di sepanjang jalan Raya Serang terutama di KM 22, pabrik diliburkan. 
 
Buruh terus bergerak menuju Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Bagi buruh upah layak tahun 2015 itu sebesar Rp. 3,200,000,- bukan Rp. 2, 710,000,- seperti yang sudah di tanda tangani oleh Bupati Tangerang. Revisi UMK 2015 yang dianggap telah melecehkan keberadaan buruh. Buruh akan terus melakukan aksi jika tuntutan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Aksi ribuan buruh ini berlangsung tertib dan aman. ***   




Senin, 24 November 2014

Tidak Semua Anak Yatim Berhak Mendapatkan Zakat

Oleh: Abu Gybran

Ketika pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-Taqwa Taman Cikande melalui Unit Pengelolaan Zakat (UPZ) memberikan santunan kepada 91 orang anak yatim pada tanggal 16 November 2014, pengurus DKM mendapatkan kritikan dari salah seorang tokoh masyarakat bahwa anak yatim itu tidak berhak untuk mendapatkan zakat. Artinya yang pengurus lakukan itu salah. Saya sebagai Ketua DKM bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut. Dan saya secara pribadi tidak anti terhadap kritik atau masukan jika hal tersebut untuk membangun atau kepentingan bersama.  

Dalam tulisan sederhana ini saya ingin meluruskan dan sekaligus menjawab kritikan tersebut diatas agar tidak terjadi fitnah.

Terbatasnya Golongan Penerima zakat

"Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk (1) orang-orang fakir, (2) orang-orang miskin, (3) amil zakat, (4) para mu'allaf yang dibujuk hatinya, (5) untuk memerdekakan budak, (6) orang-orang yang terlilit hutang, (7) untuk orang-orang di jalan Allah dan (8) untuk mreka yang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah;60)

Ayat tersebut dengan jelas menggunakan kata "Innamaa" yang memberikan makna hasher (pembatasan). Artinya ayat ini menunjukkan bahwa zakat hanya diberikan untuk delapan golongan tersebut dan tidak untuk yang lainnya.

Bagaimana dengan Anak Yatim?

Mari kita perhatikan keterangan para ulama mengenai keterangan ayat di atas. Yatim adalah orang yang ditinggal mati orangtuanya sebelum ia baligh (dewasa). Istilah dalam Al-Qur'an demikian dan hal itu sama dengan yatim-piatu.

Jika yatim termasuk dalam 8 golongan di atas, semisal ia fakir atau miskin, maka ia boleh atau berhak atas santunan zakat. Artinya tidak selamanya anak yatim berhak mendapatkan zakat. Kenapa? Karena anak yatim pun ada yang kaya atau berkecukupan dengan harta peninggalan orangtuanya. Bisa juga anak yatim diangkat oleh orang lain menjadi anak angkat di mana orangtua angkatnya hidup berkecukupan. Nah, anak yatim yang hidup berkecukupan ini jelas tidak berhak untuk mendapatkan zakat.

1. Imam Ibnu Utsaimin ditanya; apakah anak yatim berhak menerima zakat? Jawab beliau; "Anak yatim yang miskin berhak menerima zakat. Jika anda menyerahkan zakat anda kepada pengurus anak yatim miskin ini, maka zakat anda sah." (Majmu' Fatawa. 18/346)

2. Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, seoran Mufti dari Kerajaan Saudi Arabia di masa silam menerangkan bahwa; Jika yatim itu fakir atau miskin, maka ia bagian dari orang-orang yang berhak menerima zakat, sebab ia termasuk golongan fakir atau miskin. Namun jika ia ada yang menafkahinya dan hidup berkecukupan, maka ia sama sekali tidak berhak menerima zakat.

3. Kembali Imam Ibnu Utsaimin menerangkan bahwa; Wajib kita ketahui bahwa zakat sebenarnya bukanlah untuk anak yatim. Zakat itu disalurkan untuk fakir dan miskin dan golongan penerima zakat lainnya. Anak yatim bisa saja hidup kaya karena orangtuanya meninggalkan harta yang banyak untuknya. Ada pun sedekah, maka itu sah-sah saja diberikan pada yatim sekalipun ia hidup berkecukupan. (Majmu' Fatawa, 18/307)

Kegiatan Rutin Bulan Muharam

Adapun santunan yatim yang dilakukan rutin tiap bulan Muharam oleh pengurus DKM At-Taqwa Taman Cikande selama ini telah memenuhi persyaratan sebagaimana keterangan di atas. Sebab sebelum pembagian zakat kepada mereka yang yatim itu, pengurus terlebih dahulu mendata keberadaan yatim yang jelas-jelas memang termasuk yatim yang termasuk pada golongan fakir ataupun miskin.

Saya kira tulisan ini sudah cukup untuk meluruskan dan menerangkan kritik atau masukan di atas. Sekadar untuk diketahui dengan tidak bermaksud merendahkan, bahwa hampir seluruhnya kehidupan yatim yang berada di kampung-kampung sekeliling Taman Cikande, termasuk dalam kategori fakir atau miskin. Oleh karenanya mereka berhak mendapatkan zakat. Sekali lagi, bukan karena yatim-nya mereka mendapatkan zakat tapi karena mereka termasuk golongan fakir atau miskin sebagaimana yang telah diterangkan oleh firman Allah dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah; 60.  Wallahu a'lam bishshowab.***
  

Sabtu, 22 November 2014

Makan Bersama Setan

Oleh: Abu Gybran

"Apa bila ada orang yang masuk rumah, kemudian dia mengingat Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan mengatakan (kepada temannya) 'Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam'. Tapi apabila dia tidak mengingat Allah ketika masuk, maka setan akan mengatakan 'Kalian mendapatkan tempat menginap'. (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Barangkali hal yang saya tulis ini nampak sepele dalam pandangan kita. Atau barangkali memang benar kita menganggapnya sepele dan kita tidak pernah mempedulikannya. Bisa juga karena sebab lain; tidak tahu atau pura-pura lupa atau memang benar-benar lupa. Yakni soal mengucapkan 'basmallah' ketika hendak makan apapun. Begitu pentingkah? Ya, sebab jika makanan yang kita makan tidak diawali dengan ucapan do'a 'bismillah', setan telah ikut makan bersama kita dalam satu wadah. 

Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya setan akan ikut menyantap makanan yang tidak diawali dengan membaca bismillah sebelum makan." (HR. Muslim dan Ahmad)

Sebab Wurud Hadits

Hudzaifah bin Yaman ra. menceritakan; Apabila kami makan satu nampan bersama Nabi SAW, kami tidak berani mengambil makanan sebelum Nabi SAW yang mengawali mengambilnya. Suatu ketika kami makan satu nampan bersama Nabi SAW, tiba-tiba ada anak kecil 'nyeruduk' untuk mengambil makan, lalu Nabi SAW memegang tangannya. Kemudian datang lagi orang badui datang 'nyeruduk' untuk mengambil makanan, dan tangannya langsung dipegang oleh Nabi SAW. Lalu Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya setan akan ikut menyantap makanan yang tidak diawali dengan membaca bismillah sebelum makan. Setan datang dengan memanfaatkan anak kecil ini agar bisa ikut menyantap makanan, lalu aku memegang tangannya. Kemudian setan datang lagi dengan memanfaatkan orang badui agar bisa ikut menyantap makanan, lalu aku pegang tangannya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan setan itu sedang aku pegang bersamaan aku memegang tangan kedua orang ini." (HR. Ahmad dan Muslim)

Oleh karenanya Nabi SAW selalu mengajarkan anak kecil agar ketika makan, diawali dengan membaca bismillah. Artinya orangtua harus mengajarkan ini pula kepada anak-anaknya. Begitu pentingnya perkara ini sampai-sampai Nabi SAW mengajarkannya bukan hanya pada muslim yang sudah dewasa tapi juga pada anak-anak kecil.

Dari Umar bin Salamah, ia berkata: "Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Nabi SAW, tanganku selalu berseliweran di nampan saat makan, maka Nabi SAW bersabda:

"Wahai anakku, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada dihadapanmu." Selanjutnya seperti itu cara makanku setelah itu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Bagaimana Jika Lupa?

Saking pentingnya, jika kita lupa pun, Nabi SAW masih mengajarkan kepada kita agar membaca ini: "Bismillahi fii awwalahu wa akhirohu." (dengan nama Allah di awal dan di akhir) (HR. Ibnu Hiban)

Dengan demikian kita seperti makan dari awal lagi, dan setan terhalang untuk ikut makan bersama kita, dimana sebelumnya setan telah mendapatkan bagian dari makanan tersebut.

Betapa pentingnya bacaan bismillah sebelum makan ini. Sebab ia adalah senjata yang paling ampuh untuk mengusir setan. Tidak selayaknya bagi kita untuk melalaikan perintah Nabi SAW ini. Jika kita pernah melalaikan perkara ini, maka mulailah dari sekarang untuk selalu mengucapkan bismillah ketika hendak makan apapun makanan itu jika kita tidak ingin makan bersama setan.

Buang jauh-jauh kebiasaan buruk, yakni mem-photo makanan terlebih dahulu yang hendak disantap kemudian memamerkannya di media sosial ketimbang membaca 'bismillah'..........***

Kamis, 20 November 2014

Wayang

Oleh: Abu Gybran




















Wayang, wayang, wayang dimainkan
Wayang, wayang, wayang dipentaskan
Wayang adalah bayang-bayang
Wayang adalah potret kehidupan yang dibatasi waktu tayang
Wayang berbeda dengan wayang-wayangan

Kita adalah wayang hidup berbeda dengan wayang-wayangan yang mati rasa
Rakyat adalah wayang
Pemimpin adalah dalang juga sejatinya adalah wayang
tunduk pada lakon yang telah ditentukan
Taqdir
Digerakkan dalang yang Maha Pengasih dan juga Maha Penyayang

Wayang, wayang, wayang dimainkan
Rakyat bergerak mengikuti irama ketukan dalang
dalam damai kesejahteraan
Pemimpin kaya dengan rasa, tidak menempatkan rakyat dalam kotak kayu kusam
seperti wayang-wayangan

Rakyat dan pemimpin adalah wayang orang
Dunia adalah panggung pentas kehidupan
Perannya yang berbeda
Yang tertindas karena lemah
Yang tertawa karena berkuasa
Berputar dan bertukar
Berhenti pada batas tayang, mati

Wayang, wayang, wayang tak lagi dimainkan
akhir pagelaran
Tutup lawang sigotaka

(Tangerang, 20 November 2014)


Rabu, 12 November 2014

Kopiku yang Hilang

Oleh: Pitaloka Albaca Dabra















Andai kamu masih ada disini
duduk manis di ruang tamu
seraya menatap taman
Ada satu bunga dengan tujuh warna
Namun kemarin...............
Musim semi seketika berganti
Memaksa rona memilih warna
Saat merah mauku, justru biru katamu
Kopiku yang hilang
Hitammu tak kufahami
Pada ampas kopi yang tak dapat kutuang
Hingga gula pun tak terasa lagi

Kopiku yang hilang
Endapan pahitmu menyisakan sepi.

(Tenggamus 19 Mei 2914)

Selasa, 11 November 2014

Sehangat Nasi Goreng dan Segelas Teh Manis

Oleh: Abu Gybran

Ketika orang-orang sibuk mendefinisikan arti pahlawan dalam kekinian pada peringatan hari pahlawan 10 November, aku justru mengartikan bahwa pahlawan saat ini adalah istriku. Betapa tidak, sehebat apa pun seorang suami pasti ada peran istri di belakangnya. Kedengarannya mungkin terasa lebay. Tapi aku mengatakan ini sesungguhnya dan bukan pura-pura apa lagi upaya pencitraan agar disebut suami setia.

Seperti halnya pagi ini, di meja makan sudah tersedia sepiring nasi goreng dan segelas teh manis. "Sebelum berangkat kerja sarapan dulu, pak." Katanya dibarengi dengan lengkung senyumnya yang khas dan tak pernah berubah. "Terima kasih (sayang)," jawabku singakat. Aku sengaja tidak menjaharkan kata sayang, aku hanya mengatakannya dalam hati. Menyembunyikan dan menyimpannya sebab menurutku, kata sayang tidak mesti selalu diungkapkan melalui ucapan. Rasa sayang akan lebih mempunyai makna jika diungkapkan melalui laku bahwa aku mencintainya hingga sampai di batas senja. Insya Allah.

Nasi goreng dan segelas teh manis, potret dari kesederhanaan rumah tanggaku. Sungguh terasa nikmat, sebab aku tahu istriku menyajikannya dengan segala ketulusan cinta. Aku dan istriku telah sepakat dan meyakini bahwa kebahagiaan itu bukan terletak pada seberapa besar harta yang dimiliki, tapi seberapa banyak yang bisa dinikmati. Selalu berusaha sabar itu kuncinya.

Istriku adalah pahlawanku. Barangkali kata-kata ini pun akan terasa lebay ditelinganya. Aku memang tak pandai memuji istriku dengan kata-kata. Aku justru menjadi pemalu, tidak seperti sebelum aku mendapatkannya dulu. Kreatifitasku mendadak hilang dalam menyusun kata-kata. Jangankan bersyair menyusun beberapa kalimat saja untuk mengungkapkan rasa sayang, aku sudah tak mampu. Syukurnya kehangatan bersamanya tidak pernah berubah. Tetap hangat seperti nasi goreng dan segelas teh manis buatannya. ***

Sabtu, 08 November 2014

Tidak Apa-Apa Tatoan yang Penting Bisa Bekerja

Oleh: Wagimin Rock

Jika Dunia yang Selalu Menjadi Ukuran

Menarik, itulah kalimat pertama yang meluncur dari lisan saya setelah menyaksikan dan mendengar ulasan Ustazd Felix tentang bagaimana manusia harus memilih pemimpin atau tokoh yang terbaik di antara orang-orang yang terburuk. Manusia, utamanya adalah muslim sudah kehilangan idealisme dan mulai melemah dan 'menoleransi' keburukan seorang pemimpin atau tokoh yang berakhlak buruk. Agar tidak nampak salah kerena terlanjur sudah memilih, maka yang terjadi adalah para pemilih mulai menoleransi keburukan tokohnya demi dan atas nama "the greater good," asal kerjanya bagus. Sebuah pembenaran yang dipaksakan dan keliru. 

Begitulah sebuah pragmatisme yang telah merenggut idealisme. Dan parahnya hal ini terjadi ketika umat Islam tengah berusaha untuk bangkit, untuk menjadi khalifah yang mengatur dunia ini dengan aturan yang syar'i. Bayangkan saja, jika umat manusia dalam kekinian sudah berani menoleransi keburukan, bagaimana nanti dengan generasi yang akan datang? Bagaimana nanti cara mereka berpikir?

Jika kita mewariskan kelemahan kita menoleransi akhlak dan prilaku yang buruk menjadi sebuah pembenaran, barangkali ini yang bakal terjadi pada generasi mendatang: mereka akan dengan entengnya mengatakan "Tidak apa-apa tatoan juga yang penting bisa bekerja. Tidak apa-apa kafir dan tidak shalat yang penting amanah. Tidak apa-apa riba yang penting manfaat." 

Sungguh hal tersebut merupakan sebuah pemikiran sesat sama sesatnya dengan orang yang berpikir: "Daripada berkerudung tapi judes. Daripada muslim tapi korup." Nah, kalau sudah begini kita tidak bisa berpikir ideal dan syar'i. Artinya kita sudah tidak bisa lagi menilai kebaikan atau keburukan berdasarkan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Kita sudah tak peduli lagi dengan Al Qur'an dan Al Hadits. Bahkan dengan sombongnya manusia kerap kali melontarkan pertanyaan yang juga menyesatkan: "Mending mana, berkerudung tapi judes atau buka aurat tapi baik?"

Untuk diketahui kalimat-kalimat atau pertanyaan seperti di atas, bila terucap tidak akan membawa kepada ketaatan kepada Allah sedikitpun. "Tidak apa-apa tatoan, merokok, yang penting bisa kerja." Bagaimana bila besok anak-anak kita yang berkata demikian? Nauzdubillah.........

Ini tentang contoh teladan, figur, imitative learning yang tanpa sadar akan dibawa oleh generasi muda. Dimana esok akan membawa dan menyeret mereka semakin jauh dari Islam saat dunia yang selalu dijadikan ukuran keberhasilan dan kesuksesan. Maka jika demikian halnya, kehidupan akhirat sebagai tempat tujuan akhir yang kekal dan abadi tidak akan pernah didapat. 

"Dan akhirat itu (dibandingkan dunia) lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al A'laa: 17).

Sebagai catatan penutup, ada baiknya kita mengukur diri dengan akhirat yakni selalu dan berusaha mendahulukan urusan akhirat sebelum dunia, sebab jika kita istiqomah dengan segala urusan akhirat, maka dunia akan mengikuti dengan sendirinya. Ibarat menanam padi, rumput pasti akan ikut tumbuh bersamanya. Kita perlu mendidik diri kita untuk tetap syar'i dan idealis. Serta mampu mencontohkan diri bisa berkarya tapi juga berahlak mulia. Bukankah Rasul SAW diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak yang mulia? Dan manusia yang terbaik adalah manusia yang baik pula akhlaknya.***  

Jumat, 07 November 2014

Upah Buruh Jawa Tengah Paling Rendah

Oleh: Abu Gybran

Pengusaha mengancam akan merelokasi pabriknya ke daerah lain, utamanya adalah Jawa Tengah dari Jabodetabek. Hal ini dilakukan jika buruh terlalu banyak menuntut soal kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK/K) Rp. 3 hingga 3,75 juta/bulan termasuk tuntutan revisi jumlah Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

Menurut Asrial Chaniago dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), relokasi pabrik adalah cara agar perusahaan tidak colaps. Perusahaan padat karya seperti pabrik garmen dan sepatu paling banyak terkena dampak kenaikan UMP. Daerah Jawa Tengah merupakan salah satu tujuan pengusaha untuk merelokasi pabriknya. Alasannya adalah karena pengusaha menganggap upah buruh di Jawa Tengah Masih tergolong rendah.

Benarkah Karena Tuntutan Upah 
Perusahaan Menjadi Kolaps?
Saya sebagai mantan buruh pabrik yang telah menghabiskan separuh hidup di pabrik, tentu tidak mempercayai kolaps-nya perusahaan itu karena tuntutan kenaikan upah buruh. Banyak sebab yang membuat perusahaan menjadi berhenti beroperasi. Yang paling nyata adalah pungutan liar dari instansi pemerintah terkait. Mulai dari istilah uang keamanan untuk aparat keamanan hingga uang pelicin lainnya. Mengurus segala macam perijinan, jika ingin lancar perusahaan terpaksa mengeluarkan uang yang tidak sedikit. 

Bahkan untuk pengurusan barang-barang eksport dan import di bea dan cukai, mulai dari sewa gudang hingga pengurusan surat-suratnya, harus mengeluarkan uang. Terlebih jika di pabrik ada Kawasan Berikatnya, sejumlah petugas bea dan cukai yang berkantor di perusahaan itu sudah dipastikan mendapatkan gaji tambahan dari perusahaan yang bersangkutan.

Nah, biaya-biaya siluman itulah penyebab utamanya. Jika saja perusahaan berani untuk tidak mengeluarkan uang-uang siluman itu dan mengalihkannya untuk kesejahteraan buruhnya, tentu akan lain ceritanya. Istilah bahwa buruh adalah mitra perusahaan akan menjadi ril adanya. 

Saya berkesimpulan bahwa kenaikan upah buruh bukan penyebab perusahaan menjadi kolaps dan untuk bertahan perusahaan harus merelokasi pabriknya ke daerah Jawa Tengah. Kalau pun benar, tentu tidak 100% kebenarannya. Para pengusaha itu lupa, kalau Jawa Tengah juga masih Indonesia dan di sana banyak buruh yang berani bersuara lantang menolak upah murah. Buruh yang ingin hidupnya sejahtera tidak takut kehilangan pekerjaan. 

Untuk kawan-kawan di Jawa Tengah, terus bergerak. Tolak upah murah. Kalian adalah buruh, kalian adalah pekerja bukan budak dan bukan mesin produksi. Kita buruh berhak atas pekerjaan dan upah yang layak. ***

Kamis, 06 November 2014

Rindu dan Sula yang Membunuh

Oleh: Abu Gybran

















18 November, lekat dalam ingatan
Dekat, sangat dekat. Bahkan seakan tanpa jarak
Di otakku yang sudah tak waras
Tidak ada tanggal dan bulan lain, semuanya 18 November
Sudah terpatri. Akan selalu menjadi rindu
Rindu disetiap waktu.
Menjadi sula tajam yang membunuh, rindu yang merenggut
Mengoyak-ngoyak ketidakmampuanku, mengingat hari yang lain
Ketiadaan dirimu telah merubah jalan yang semestinya kita lalui
Aku berada pada jalan yang tidak aku sukai
Jalan sunyi yang di kiri dan kanannya adalah pagar sepi

Jalan sunyi yang kulewati dipenuhi rindu yang kutinggalkan di belakang
Setiap langkah adalah rindu yang kujatuhkan
Berharap segera habis
Sebab mustahil aku bisa menjamah dirimu di ketinggian mimpimu
dan mimpi orang yang tak kukenal
Aku hanya memiliki rindu yang tersisa
Rindu bermata sula tajam dan membunuh
jiwa yang merapuh

18 November
Otakku sudah tak waras

(Tangerang, 06 Nopember 2014) 

Rabu, 05 November 2014

Hasad

Oleh: Abu Gybran

Hasad artinya dengki, yaitu sikap hati yang tidak senang terhadap orang lain yang mendapatkan nikmat. Orang yang mempunyai sifat dengki selalu menginginkan nikmat yang diperoleh oleh orang lain hilang. Baik itu nikmat berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan atau kedudukan dengan harapan agar dia mendapatkan nikmat tersebut.

Hasad ini merupakan sifat yang sangat tercela dan termasuk Suul Khuluq yakni perangai buruk yang dilarang karena dapat menimbulkan sifat permusuhan, kebencian dan putusnya hubungan silaturahmi. Allah SWT berfirman:

"Adakah mereka iri hati (hasad) Kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia itu?" (QS. An-Nisa: 54)

Ayat ini menjelaskan tentang kedengkian orang-orang Yahudi terhadap kenabian Muhammad SAW yang dikaruniakan Allah kepadanya dan bukan kepada orang-orang Bani Israil. Dari sifat hasad inilah mereka mengambil sifat permusuhan hingga saat ini. Bahkan akan selalu dan terus membuat rencana-rencana jahat untuk menghalangi orang-orang agar tidak mempercayai dan beriman kepada Rosululloh SAW. Mereka terus dan tanpa henti mengumbar fitnah terhadap Islam. Karena sifat hasadnya itu menjadi penghalang mereka untuk beriman kepada kebenaran yang telah diturunkan oleh Allah.

"Janganlah kamu saling membenci, saling dengki, jangan saling berpaling dan jangan saling memutuskan hubungan, tetapi jadilah hamba Allah yang bersaudara. Maka tidak halal bagi seorang muslim memboikot saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Bukhori-Muslim)

"Hindarilah sifat dengki itu, maka sesugguhnya sifat dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar atau rumput." (HR. Abu Dawud)

Watak Munafik
Hasad adalah watak orang munafik yang senang bila melihat orang mukmin mendapat bencana dan akan merasa sedih dan jengkel apa bila melihat orang-orang yang beriman mendapatkan kenikmatan. Sejatinya orang-orang yang terjangkiti penyakit hasad ini adalah pengecut. Mereka akan terus mengumbar fitnah hingga kenikmatan yang diperoleh orang-orang beriman itu benar-benar hilang. Allah SWT berfirman:

"Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka gembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak akan mendatangkan kemudhorotan bagimu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. Ali Imran: 120)

Begitu besar bahayanya dampak dari sifat hasad ini sehingga Allah melarang dan memerintahkan agar kita semua menjauhi sifat ini sejauh-jauhnya.

*Sumber bacaan: 
Terapi Terhadap 15 Macam Penyakit Hati
(KH. Abul Hidayat Saerodjie)  
  

Senin, 03 November 2014

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim

Oleh: Abu Gybran
Pada hari Asyura banyak kaum muslimin menjadikannya sebagai Lebaran Yatim. Artinya di hari itu kita dianjurkan untuk berbagi dengan anak yatim. Kita pun sudah tahu bahwa keutamaan menyantuni anak yatim dan itu berlansung setiap waktu. Sebab ini adalah perintah Allah dan Rosul-Nya. Jadi tidak hanya dikhususkan pada moment tertentu saja dalam setahun sekali. Kita menyadari bahwa anak yatim hidup bukan hanya pada hari Asyura saja. 

Rosululloh SAW bersabda: 

1. "Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod; 131, Shahih)

2. "Kedudukkanku dan orang yang mengasuh anak yatim di syurga seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini." (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod; 133, shahih)

3. "Kedudukkanku dan orang yang menanggung anak yatim di syurga bagaikan ini," (Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya). (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod; 135, shahih)

Itulah beberapa hadits yang disebutkan oleh Imam Bukhori dalam kitab beliau Adabul Mufrod.

Lebaran Anak Yatim

Mengkhususkan waktu untuk menyantuni anak yatim harus dibarengi dengan dalil yang shahih. Karena kita diperintahkan menyantuni dan membahagiakan anak yatim setiap saat bukan hanya pada moment tertentu. Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa menurutnya ketiga hadits di atas, Rosululloh SAW menetapkan amalan dengan maksud umum dan mutlak, maka itu tidak menunjukkan mesti dikhususkan dengan cara dan aturan tertentu. (Majmu' Al Fatawa,20:196)

Adapun dalil yang membicarakan masalah Lebaran Anak Yatim pada hari Asyuro adalah sebagai berikut; Rosululloh SAW bersabda: "Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim di hari Asyuro (10 Muharam), maka Allah akan mengangkat derajatnya dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat." (HR.Ahmad)

Dalam jalur sanad hadits ini terdapat seorang perawi yang bernama Habib bin Abi Habib. Para ulama hadits menyatakan bahwa perawi ini matruk (ditinggalkan). sehingga mengkhususkan menyantuni dan membahagiakan anak yatim pada hari Asyura dengan dalil ini dirasa kurang tepat. Namun demikian tidak sedikit juga para ulama berpendapat bahwa jika kedudukkan hadit dhaif (lemah) tapi didalamnya terkandung makna mampu untuk memotivasi fadhilah 'amal atau keutamaan amal, maka boleh diamalkan.

Terjebak Pada Sebatas Peringatan

Kita umat Islam, terkadang bangga bisa memperingatai Hari Besar Islam dengan meriah. Bahkan pelaksanaan PHBI seringkali dijadikan tolok ukur keberhasilan kita dalam berdakwah. Berapa kali dan seberapa sering juga seberapa meriahnya PHBI yang kita laksanakan dijadikan standar keberhasilan umat Islam dalam melaksanakan ajaran-Nya. Tapi kita lupa, bahkan kita seringkali tidak merasakan apa-apa setelah PHBI yang kita laksanakan. Hanya sebatas seremonial belaka ! 

Sebagai contoh; kita memperingati Maulid Nabi SAW denga meriahnya, tapi setelahnya ahlak kita perilaku kita tidak seperti apa yang Nabi SAW contohkan. Kita masih suka mencela, memfitnah, memusuhi saudaranya dan mempertontonkan ahlak yang buruk lainnya. Padahal kita setiap tahun memperingati maulid Nabi SAW. Inikah keberhasilan dakwah itu?

Satu lagi, kita memperingati Isro' mi'roj Nabi SAW setiap tahunnya dengan meriah, tapi setelahnya masjid tetap sepi dari shalat berjama'ah. Bahkan seringkali kita melalaikan perintah shalat itu sendiri. Inikah yang dijadikan tolok ukur keberhasilan itu?

Sama halnya dengan kita memperingati Lebaran Anak Yatim pada 10 Muharam, tapi setelahnya kita jangankan peduli dengan anak yatim ingat saja tidak. Tentu kita semua tidak menghendaki kesalahan-kesalahan cara berpikir serta amalan kita bahwa selama ini kita terjebak hanya pada sebatas peringatan semata. Saya sedang tidak mengatakan bahwa PHBI itu sia-sia dan tidak penting, tapi jauh lebih penting mengamalkan isi dari apa yang telah kita peringati.

Perhatikan sabda Rosululloh SAW; "Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk badanmu, wajahmu (yang nampak dari luar), tapi Allah hanya melihat apa kamu sekalian amalkan." (HR. Bukhori-Muslim)

Santunan Anak Yatim DKM At-Taqwa Taman Cikande

Saya sebagai Ketua Dewan Kemakmuran Masjid At-Taqwa Taman Cikande, beserta pengurus yang lainnya yang belum genap dua minggu, insya Allah akan mengadakan Santunan Anak Yatim pada bulan Muharam ini. Sekaligus dengan kegiatan IKRAM pada tanggal 16 November2014. Harapannya adalah mengajak dan memberikan pemahaman kepada umat Islam bahwa menyantuni anak yatim adalah perintah Allah dan Rosul-Nya. Setiap saat dan bukan hanya pada hari Asyuro saja.      

Kamis, 30 Oktober 2014

Upah Tidak Sebanding Dengan Harga-Harga Sembako

Oleh: Abu Gybran

Hari ini saya ikut aksi bersama kawan-kawan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Kantor Dinas Tenagakerja Kabupaten Tangerang. Tuntutan utama adalah kenaikan Upah Minum Kabupaten (UMK) tahun 2015 sebesar 3,7 juta. 

Aksi yang dilakukan pagi hingga siang hari berjalan damai. Aksi buruh ini akan terus berlanjut jika tuntutan buruh tidak dipenuhi oleh pihak-pihak terkait, maka buruh akan menggelar aksi lebih besar lagi. Boy, koordinator aksi mengatakan bahwa pemblokiran jalan, utamanya Jl. Raya Serang dan Jl. Raya Bojong yang mengarah ke Puspemkab Tangerang, terpaksa akan dilakukan jika tuntutan buruh tidak dipenuhi.

Upah yang diperoleh saat ini sudah tidak sebanding dengan harga-harga Sembako. Terlebih di bulan Nopember yang tinggal dua hari lagi pemerintah akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tentu upah buruh akan semakin tenggelam. Inilah alasan kenapa buruh melakukan aksi saat ini.

Saya begitu semangatnya dalam aksi ini, padahal saya bukan buruh pabrik lagi.***

Rabu, 29 Oktober 2014

Perjalan Hidupku.

Oleh: Abu Gybran

Terjun bebas. Ya, terjun bebas. Dulu aku terkurung oleh tembok pabrik puluhan tahun. Terlalu lama memang, kalau saja tidak diingatkan oleh waktu, mungkin hingga kini aku masih terkurung. Tanpa disadari ada sebagian kebebasanku yang terenggut, terpasung dalam ketidak-pastian. Hidup dalam kekangan sebuah aturan yang kadang bertolak belakang dengan keinginan hati. Kebebasan yang dilumpuhkan. Walau pada sisi yang lain (aku merasa) penghasilan memang cukup sekalipun harus berakrobat mengaturnya agar cukup untuk kebutuhan satu bulan. Tapi selama menjadi buruh pabrik hampir saja aku tak dapat mengenali diriku sendiri. 

Oleh karenanya, aku tidak menyesal atau sedih ketika dipecat oleh pimpinan managemen pabrik walau tanpa alasan yang jelas. Aku menerimanya dengan lapang dada.

Kini aku hidup di luar tembok pabrik. Duh, ternyata dunia ini luas sekali. Aku bisa menyaksikan kapan matahari terbit dan tenggelam. Aku seperti berada ditempat lain, bukan di dunia yang selama ini aku kenal. Aku bisa pergi kemana aku suka. Aku bisa menulis puisi seharian tanpa takut diawasi manager pabrik. Aku merdeka dan merasakan hidup yang sesungguhnya.

Di luar tembok pabrik, aku telah menemukan jati diriku. Hidup yang sebenarnya hidup. (bersambung)

Curhat Melalui Puisi

Oleh: Abu Gybran

















Pada siapa?
Mencurahkan isi hati yang sudah menyesaki ruang-ruang dada, tak tertampung
Keluh yang tak menemukan jalan keluar
Resah yang tak menemukan jalan ketenangan
Sendiri tak lagi sanggup menghindar dari kejaran bayang-bayang yang menyiksa
Waktu telah membenturkan diri dan menyeret pada tempat yang tak pernah disinggahi
Terasing di ruangan sepi

Pada hujan?
Hujan tak pernah memahami betapa selama ini aku selalu mengajaknya bicara
Sesaat, dia pergi dan hanya menyisakan tanah basah
Hujan tak pernah mendengar keluhku

Pada angin?
Angin hanya mengusap wajah resah, tapi tak membawanya pergi menjauh
Resah yang menebal menutupi aliran darah, ketenangan yang tersumbat
Angin membekukan resah dan mengeras

Pada siapa?
Pada-Mu, Tuhan
melalui puisi curahan hati kutulis berbaris-baris
Kadang terpenggal tak semuanya utuh. Terlempar hingga ujung garis
Aku sudah tak mampu lagi memilah kata-kata yang dapat mewakili keluh dan resah
Puisi yang sulit dimengerti, tapi ada jiwaku yang hidup di dalamnya
Aku sudah tak peduli, sebab raga pasti mati
Tapi tidak dengan puisi.

(Tangerang, 29 Oktober 2014) 


Kamis, 16 Oktober 2014

Andai Saya Jadi PNS Bukan Buruh Pabrik

Oleh: Abu Gybran

Tiap menjelang pergantian tahun, Serikat Buruh sibuk mengatur langkah-langkah untuk ikut aktif dalam rancangan kenaikan upah. Disamping keterlibatan perwakilan buruh pada Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota dalam menentukan besaran kenaikan upah, Serikat Buruh terkadang melakukan survei sendiri ke pasar-pasar untuk mengetahui harga kebutuhan pokok utamanya. Kebutuhan Hidup Layak (KHL) merupakan standar yang harus terpenuhi. 

Ritual tahunan ini wajib diikuti oleh buruh. Sebab jika buruh hanya menggantungkan sepenuhnya pada pengusaha terkait dengan kenaikan upah, jangan harap buruh bisa hidup sejahtera. Dan percuma saja ada perwakilan buruh yang duduk di Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota kalau tidak didukung dan dikawal sepenuhnya oleh buruh. Sebagaimana diketahui dalam DPK/K yang terdiri dari tiga unsur penguasa (pemerintah) dengan segala kebijakannya, pengusaha dengan modalnya, sudah lazim kalau mereka bisa menyatu dan terakhir buruh sendirian dengan segala keterbatasannya. Oleh karenanya sangat diperlukan penguatan dari luar. Serikat Buruh atau buruh harus dan terus aktif menyuarakan penolakan terhadap upah murah. Bukan hanya teriakan tapi juga harus didukung oleh data hasil survei pasar dan pendukung lainnya.

Bukan hal yang mudah bagi buruh untuk mendapatkan upah yang layak, saya menyadari betul soal ini. Betapa tidak, perjuangan buruh terjepit di antara dua pusaran yang sangat kuat. Pemerintah dengan segala kepentingannya tentu tidak ingin membiarkan para pemilik modal 'ngacir' ke luar negeri. Apa lagi pengusaha atau pemilik modal tentu ingin mendapatkan keuntungan yang besar. Caranya yang paling mudah adalah tentu dengan menekan biaya pengeluaran upah sekecil dan semurah mungkin. Seperti yang telah sedikit saya singgung di atas, kalau buruh hanya mengandalkan kenaikan upah pada pengusaha yang dekat dengan penguasa itu, tentu buruh tidak akan pernah merasakan upah yang layak.

Coba pikir masuk akal tidak; Ketua Umum Apindo, Softan Wanandi mengatakan bahwa kenaikan upah buruh hanya 1% hingga 3% saja di tahun 2015 nanti. Kenaikan upah sebesar ini, dihantam oleh kenaikan BBM saja di Nopember 2014 ini, upah buruh akan lenyap tanpa bekas.

Buruh turun ke jalan melakukan aksi minta kenaikan upah 30% dibilang sinting? Wajar sebab yang mengatakannya bukan buruh pabrik. Saya, mantan buruh pabrik, bisa merasakan betapa susahnya menjadi buruh pabrik. Terlebih jika buruh diposisikan sebagai mesin produksi sebab hingga kini kebijakan-kebijakan pemerintah belum sepenuhnya berpihak pada pada buruh. Lain halnya perhatian pemerintah pada Pegawai Negeri Sipil (PNS), Polri dan TNI, begitu besarnya. Bayangkan saja betapa enaknya mereka, tidak perlu harus demo minta kenaikan upah. Tahun 2015 yang tinggal dua bulan lagi, pemerintah akan mengalokasikan anggaran sebesar 6 triliun untuk kenaikan gaji pokok dan uang makan bagi mereka. Dimana perhatian pemerintah untuk buruh pabrik yang paling getol membayar pajak pada negara?

Saya yakin bukan kemauan buruh melakukan ritual tahunan, aksi turun ke jalan minta kenaikan upah. Andai saja perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyatnya sama. Buruh itu bukan produk gagal sebagai rakyat, buruh juga punya martabat yang harus 'dimanusiakan'. Kadang saya pun suka berangan-angan; andai saya jadi PNS bukan buruh pabrik, oh, alangkah nyamannya tinggal di Indonesia.

Bukan saatnya berangan-angan dan menyesali yang sudah terjadi. sebab kemuliaan seseorang terletak pada seberapa besar usahanya dalam melakukan perubahan. Kemuliaan Serikat Buruh atau buruh terletak pada pada seberapa besar perjuangannya untuk sebuah perubahan. Bukan diam atau menyerahkan sepenuhnya pada nasib. Sebab diam adalah kematian. SELAMAT BERJUANG BURUH DAN TOLAK UPAH MURAH. ***

        

Selasa, 14 Oktober 2014

Seribu Janji Seribu Kata Dusta

Oleh: Abu Gybran

 















"Tanahku yang kucintai
engkau kuhargai"

( 1 )
Seribu janji dan seribu kata dusta mengiringi di belakangnya
laksana rangkaian doa yang terus diucapkan
Pada mereka yang menunggu mukjizat perubahan
Menyampirkan asa pada sosok yang mengenakan jubah keadilan

Dajal yang mengaku telah mendapat amanat dari Tuhan
Penipu yang telah mengaku bertemu dengan Rasul Kekasih Tuhan


Mereka yang berharap mukjizat perubahan, tidur lelap dalam mimpi yang tak berkesudahan
Mimpi-mimpi yang dibagikan, di sana
Di alam angan tanpa wujud, di negeri dongeng antah berantah

Janji dan kata dusta hanya didapati dalam lembaran-lembaran kitab setan
Penuhi rongga-rongga, mulut berliur bisa mematikan

Mereka, rakyat jelata melakukan ritual kematian dalam pesta lima tahunan
terjebak dalam pusaran dua kata; janji dan dusta. Penipu yang menyamar ratu keadilan
Menelan gunung, meminum lautan dan menyantap hamparan hutan
dalam gelimang penderitaan mereka yang tak berkesudahan
Mereka yang telah mengantarkan Dajal pada singgasana kekuasaan
Mengais-ngais muntahan
Sekadar menjaga agar napas tak terputus dalam kerangkeng kemiskinan

( 2 )
Wooooiiii.........!
Kalian bukan orang-orangan sawah yang kepanasan dan kedinginan
Kalian bukan budak-budak yang kehilangan kemerdekaan
Kalian bukan santapan yang terhidang di meja makan
Kalian bukan mesin-mesin produksi perusahaan
Kalian bukan wayang-wayang yang hanya bisa bergerak jika dimainkan 

Pewaris negeri ini adalah kalian
Sawah, gunung, hutan dan lautan adalah milik kalian
Bangun dan bangkitlah kalian

Dari mimpi panjang yang tak berkesudahan
Dari kerangkeng kemiskinan
Dari belenggu penipu yang memenjarakan
Dari Dajal yang merampas kemerdekaan

Bersatu kalian, merdeka dalam satu tujuan
Bunuh dan matikan ketidakadilan

( 3 )
Penipu dan Dajal tangannya terikat oleh janji dan kata dustanya sendiri
Ditikam keserakahan
Meninggalkan catatan merah darah dalam lembaran-lembaran kitab setan

( 4 )
Tanah kami
Ya, tanah aku dan kalian
Tanah dimana kita menabur kebaikan
Tanah syurga
Ya, disini. Di tanah yang kita pijak
Bukan di tanah negeri dongeng

(Tangerang, 14 Oktober 2014)

Senin, 13 Oktober 2014

Melirik Sarnaja, Bakal Calon Kepala Desa Pangkat

Oleh: Abu Gybran

Melirik Sarnaja, bakal calon Kepala Desa Pangkat Kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang, adalah menarik untuk diketahui. Pada usianya yang ke 42 tahun di tahun 2015 nanti, pria yang dikenal senang berorganisasi dengan segudang pengalamannya ini, akan ikut dalam pertarungan memperebutkan kursi Kepala Desa Pangkat yang akan diselenggarakan tahun 2015 nanti.

Terjun di dunia politik bukan hal baru bagi dirinya. Menjadi kader Partai Politik sudah dijalaninya pada tahun 1998-2002 pada Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Kecamatan Jayanti, sebagai sekretaris. Bahkan dia pun pernah menjadi Sekretaris Tanfidziyah 2002-2006 pada PAC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Artinya untuk mengabdikan diri menjadi Kepala Desa, rasa-rasanya bukan perkara sulit bagi seorang ayah dengan dua anak dan satu istri ini.

Menariknya lagi, dalam mengembangkan kemampuannya untuk bisa terjun ke masyarakat dalam upaya ikut serta membuat sebuah perubahan, Sarnaja yang asli putra dari Desa Pangkat ini membekali dirinya dengan mengikuti berbagai kegiatan berupa Lokakarya, Seminar maupun Work Shop yang diselenggarakan oleh Lembaga atau Organisasi Kemasyarakatan lokal mau pun nasional.

Mewujudkan Mimpi
Mencalonkan diri menjadi Kepala Desa merupakan media atau jalan untuk mewujudkan mimpinya. Sebuah mimpi dan keinginan yang tidak muluk-muluk. Sebab menurutnya terjun pada masyarakat pada tataran pemerintahan yang paling rendah sekalipun, bisa memberikan perubahan pada tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik dan utamanya adalah masyarakat Desa Pangkat.

Salah satu kerangka kerja jika dia terpilih menjadi Kepala Desa adalah memaksimalkan sumber daya masyarakat berupa kerajinan yang berbasis pada Industri Rumahan. Menurutnya tidak sulit mencari bahan baku untuk menopang kegiatan ini. Sebab dengan memanfaatkan limbah industri, utamanya industri garmen, limbah potongan kain-kain kecil bisa dijadikan bahan kerajinan berupa keset kaki, misalnya.  Kegiatan ini jika dikelola dengan baik akan menghasilkan nilai ekonomis yang hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat itu sendiri.

Diperlukan strategi dan rumusan tersendiri untuk merubah paragdima masyarakat bahwa sampah atau limbah adalah sesuatu yang mampu menghasilkan nilai ekonomis dan keindahan.    

Juga, pemanfaatan lahan pertanian menjadi garapan yang bakal diutamakannya. Desa Pangkat yang sebagian besar penduduknya adalah petani, perlu pemberdayaan tersendiri. Peningkatan hasil pertanian menjadi pokok kerangka kerja. Penyuluhan pada para petani cara-cara pemanfaatan lahan pertanian agar dapat meningkatkan hasil produksi yang lebih baik serta pengadaan alat-alat pertanian modern, bisa diupayakan dengan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang. Sebagai Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), Sarnaja mengerti betul soal ini.

Menepis Keraguan
Awalnya, pria yang tak pernah lepas mengenakan topi ala penyanyi rap ini, ragu untuk mencalonkan diri menjadi calon Kepala Desa. Bukan tanpa alasan, sebab untuk menjadi calon Kepala Desa harus 'beruang'. Sarnaja menyadari betul soal ini; politik uang sudah menjadi budaya yang mengakar. Partisipasi masyarakat dalam pemilihan Kepala Desa pun seakan tak bisa lepas dari istilah 'serangan fajar.'

Melalui gerakan Benteng Demokrasi, sebuah organisasi kemasyarakatan yang digagasnya, Sarnaja, dari jauh hari sudah berupaya mengajak masyarakat untuk ikut dalam gerakan demokrasi tanpa embel-embel uang. Bukan perkara yang mudah, tapi setidaknya masyarakat tahu bahwa politik uang ditinjau dari sudut pandang manapun adalah sesuatu yang tidak dibenarkan.

Upayanya tersebut tidak sia-sia, ketika dia berniat mencalonkan diri menjadi Kepala Desa, masyaratkat memberikan respon yang baik. Dukungan dari masyarakat sudah cukup untuk menepis keraguannya. Dengan segala keyakinan serta pengalamannya dalam organisasi masyarakat mau pun Partai Politik, Sarnaja melenggang menjadi bakal calon Kepala Desa Pangkat yang pemilihannya akan dilaksanakan pada tahun 2015 mendatang. MEMBANGUN DESA UNTUK INDONESIA.***
            

Jumat, 10 Oktober 2014

Kegaduhan Cinta

Oleh: Abu Gybran
















Riuh angin yang meriuh memanggil hujan
Nyalak halilintar penuhi undangan hujan yang memanggil
Gelegar yang menggemuruh menghancurkan segala kerapuhan
Penyesalan yang meluluhlantakan kesetiaan yang terpelanting di separuh jalan
Kegaduhan cinta, aku telah dikalahkan oleh waktu yang merenggut
Bersama angin, hujan dan halilintar
Kau biarkan aku terkapar
Ditikam sepi hati yang terbakar

Senja jatuh di pelukan malam, tertatih aku menapaki kelam
Menanggalkan semua kisah suram
Kegaduhan cinta, kisah suram kubiarkan tidur di atas tilam
Membiarkan, sebab waktu juga yang akan menenggelamkannya hingga karam

Ribuan kali aku menepis bayangmu, tak kupungkiri
Asa pernah kusampirkan pada indahnya lengkung senyummu

Menapaki sisa perjalanan, dalam kesendirian mengakrabi sepi yang sudah menjadi bagian
lembaran hidup. Menyatu dengan waktu
Menikmati tiap desah napas tanpa kesah
Aku sudah terbiasa membiarkan bayangmu yang kadang berkelebat, tanpa harus mengingatnya
Aku bisa
Aku sudah terbiasa
Waktu lalu telah banyak bicara padaku
Bersama sepi aku ingin kembali membangunkan mimpi yang mati suri
dari sepenggal malam, sisa waktu yang masih ada.

(Tangerang, 10 Oktober 2014)
  

Kamis, 09 Oktober 2014

Dimana Keadilan Itu?

Oleh: Abu Gybran

Tiba-tiba saja saya merasakan sesak napas yang sangat luar biasa setelah mendengar pemerintah di tahun 2015 akan mengalokasikan anggaran untuk kenaikan gaji pokok dan uang makan Pegawai Negeri Sipil (PNS), Polri dan TNI sebesar 6 triliun. Luar biasa perhatian pemerintah kepada mereka. 

Sebagai mantan buruh pabrik yang juga sebagai rakyat Indonesia yang getol bayar pajak pada negara, saya merasa ada ketimpangan dari kebijakan pemerintah tersebut. Betapa tidak, perhatian pemerintah nyaris tidak ada pada buruh. Saya merasakan betapa buruh dibiarkan bertarung sendirian melawan pengusaha untuk sekadar minta kenaikan upah dengan standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Itu pun harus dengan berdarah-darah terlebih dahulu melalui aksi turun kejalan.

Melakukan aksi menuntut kenaikan upah bukan tanpa resiko, yang bakal dihadapi buruh setelah melakukan aksi antara lain di PHK secara permanen, Di PHK kemudian direkrut kembali menjadi buruh kontrak dan yang paling menyedihkan adalah buruh dimutasi pada bagian pekerjaan yang tidak layak agar tidak nyaman bekerja kemudian dibiarkan mengundurkan diri. Atau buruh dibenturkan pada dua pilihan; pertama tetap bekerja dengan upah murah, kedua di PHK dengan pesangon satu kali ketentuan.

Bukan perkara mudah untuk mendapatkan pesangon ketika buruh di PHK massal. Pengusaha paling bisa mengulur-ngulur waktu hingga sampai pada proses persidangan di PHI. Terlebih jika perusahaan berargumen pailit akibat kenaikan upah. Biasanya perusahaan melibatkan auditor yang ditunjuk oleh perusahaan untuk meng-audit total kekayaan perusahaan. Dan dalam proses audit biasanya juga banyak data palsu alias tipu-tipu. Buruh atau Serikat Buruh harus jeli dalam perkara ini. Proses semacam ini panjang dan melelahkan bagi buruh.
 
Dimana keberpihakan pemerintah terhadap buruh dan dimana keadilan itu? Buruh harus terus berjuang untuk kesejahteraan hidupnya. Sebab jika terus berharap pada kebijakan pemerintah yang ramah terhadap buruh, rasa-rasanya masih dalam alam mimpi.***      

Senin, 29 September 2014

Pesangon Bagi Buruh Kontrak?

Oleh: Abu Gybran

Berawal dari pertanyaan seorang buruh;"Apakah buruh kontrak dapat pesangon jika sudah habis masa kontrak kerjanya?"

Pertanyaan seperti ini barangkali sering kita dengar, bahkan ada juga yang bertanya apakah buruh kontrak juga berhak atas Tunjangan Hari Raya (THR)? Tentu jawabannya sangat beragam. Ada yang bilang dapat pesangon ada juga yang bilang tidak dapat pesangon. Bahkan ada juga yang jawabnya sambil berkelakar;"Dapat pesangon, tapi ambilnya di Vietnam."

Pendapat saya, dimana saat sekarang saya bukan buruh lagi (saya korban PHK), pertanyaan dari salah seorang kawan kita itu perlu di jawab dengan benar agar tidak menimbulkan kebingungan bagi buruh yang masih aktif. Saya tidak bermaksud mengajari para aktivis buruh yang barangkali 'jam terbangnya' sudah melalang buana. Saya hanya ingin bertukar pikiran dan berdiskusi dengan kawan-kawan semua terkait dengan pertanyaan dimaksud.

PKWT Dalam Pasal-59 Ayat (1 s/d 8 )
Undang-Undang No.13/2003

Dalam pasal ini PKWT sudah diatur demikian rupa termasuk syarat-syaratnya dan termasuk akibat yang ditimbulkan jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya.

1. Penyimpangan yang kerap terjadi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap buruhnya adalah kontrak kerja yang berkepanjangan atau terus menerus. Padahal PKWT itu hanya boleh dilakukan 2 tahun saja dan diperpanjang 1 kali selama 1 tahun.

Setelahnya adalah jika perusahaan bermaksud kembali merekrut Buruh yang bersangkutan dengan istilah pembaruan PKWT, maka pembaruan ini hanya berlaku 1 kali saja yaitu selama 2 tahun. Ini pun setelah sebelumnya buruh melewati masa tenggang waktu 30 hari dari habisnya masa PKWT yang pertama.

Dari sini kita bisa tarik kesimpulan bahwa PKWT hanya berlaku paling lama 5 tahun. 

2. Pelanggaran berikutnya yang kerap dilakukan oleh perusahaan adalah meng-PKWT-kan semua jenis pekerjaan. Padahal PKWT itu hanya berlaku pada jenis pekerjaan tertentu (lihat Kep.100/Men/VI/2004)

Nah, jika syarat-syarat PKWT dilanggar, maka demi hukum PKWT tersebut menjadi batal dan jatuh secara otomatis menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Maka jika buruh kontrak diberhentikan dengan alasan masa kontrak habis, padahal kontraknya sudah melebihi batas waktu kontrak yang telah ditentukan oleh hukum atau buruh diberhentikan dengan alasan serupa padahal dia kerja saat itu bukan pada jenis pekerjaan yang dibolehkan untuk di PKWT-kan, maka buruh dimaksud berhak atas pesangon.

Kalau pun sebelumnya ada perjanjian tertulis antara buruh dan majikan (biasanya buruh tanda tangan saja sekali pun buruh tahu bahwa kontrak kerja berkepanjangan itu melanggar aturan; alasannya jelas, buruh butuh pekerjaan), maka perjanjian semacam ini cacat hukum. Sebab isi perjanjian nilainya tidak boleh lebih rendah dari hukum yang berlaku terlebih menyimpang dari hukum dimaksud.

Tentu, sekali pun pesangon itu hak buruh tapi dalam perkara ini tidak serta merta untuk mendapatkannya. Buruh atau Serikat Buruh harus berani membawanya ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) jika perundingan bipartit sebelumnya menemui kegagalan.

Tapi intinya buruh PKWT jika diberhentikan dengan alasan habis masa kerjanya, padahal PKWT-nya menyimpang dari syarat-syarat yang telah ditentukan oleh hukum, maka buruh kontrak berhak atas pesangon sebesar masa kerja yang telah dilaluinya. Tapi jika buruh kontrak diberhentikan karena masa kontrak kerja sudah habis dan PKWT-nya memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, maka buruh yang bersangkutan tidak berhak atas pesangon.

Soal Lain

Bagaimana jika buruh kontrak diberhentikan oleh perusahaan padahal kontrak kerjanya belum habis? Dalam hal ini perusahaan wajib membayar kepada buruh sebagai ganti rugi sebanyak sisa masa kerja yang belum dijalani oleh buruh. (Perhatikan Pasal-62. UU No. 13/2003)

Begitu pula dengan Tunjangan Hari Raya (THR), semua buruh termasuk pekerja kontrak berhak atas THR. (Kep/Men-04/1994) ***           

Kamis, 25 September 2014

Cerita Bohong Seputar Batu Cincin

Oleh: Abu Gybran

Fenomena batu akik atau batu cincin berbagai jenis batu sedang digandrungi oleh banyak penggemarnya. Para pemburu batu cincin rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mendapatkan berbagai jenis batu. Batu kalimaya, batu ruby, batu bacan, batu sungai dareh, batu kucubung dll. Bukan hanya berburu soal keindahan batunya, tidak sedikit pula para penggemar batu akik ini yang mempercayai bahwa batu-batu itu mempunyai kekuatan ghaib. Mereka mempercayai bahwa dalam batu akik ada makhluk penunggunya atau yang lebih dikenal dengan istilah Khadam.

Entah sudah berapa kali saya mencoba menelusuri cerita-cerita bohong yang dikemas oleh tukang-tukang batu dan para normal yang mencari keuntungan dengan menempelkan label Mustika atau Jimat yang bisa mendatangkan manfaat bagi si pemakainya.  Kita simak cerita bohong dari beberapa khasiat batu-batu berikut:

1. Batu Kalimaya

Batu jenis kalimaya ini apa bila di sorot lampu atau senter akan mengeluarkan cahaya yang berpendar warna-warni, antik dan indah. Tapi dibalik keindahannya, sering dikaitkan dengan hal-hal ghaib. Bahkan kegunaannya bisa untuk menjaga badan alias kebal terhadap senjata tajam. Konon menurut ceritanya lagi, bahwa Mustika Batu Kalimaya ini khadamnya adalah seorang laki-laki tua setingkat syekh. Bukan hanya kebal terhadap senjata tajam bagi si pemakainya, batu jenis ini pun memiliki khasiat lainnya, di antaranya;
- Kekuatan pelet terhadap lawan jenis
- Selalu beruntung dalam bisnis dan pekerjaan
- Anti ilmu hitam dan
Seabrek-abrek cerita bohong lainnya.

2. Batu Kucubung

Batu jenis kucubung ini tak kalah indahnya dengan batu kalimaya. Warnanya ungu sangat memikat. Nah, cerita bohongnya adalah batu ini mengandung energi pengasihan. Khadam yang bersemayam dalam batu ini adalah seorang nenek-nenek yang memegang tongkat kayu. Khadam tersebut bernama mbah Sawitri.

Khadam mbah Sawitri ini konon katanya mampu juga membantu pemilik batu cincin untuk mendatangkan keberuntungan, ketentraman batin dan manfaat penyembuhan. Siapa sebenarnya mbah Sawitri? Entahlah, saya juga tidak tahu. Namanya juga makhluk ghaib tentu sulit melacak alamatnya......hehehehe

Dan masih banyak jenis batu lain dengan cerita-cerita bohong yang sengaja dibesar-besarkan untuk mendongkrak harga jualnya. Lain jenis batu lain pula khadamnya. 

Perbuatan Syirik

Sebagai manusia yang beriman kepada Allah tentu sangat dilarang mempercayai dan bergantung pada kekuatan lain selain pada kekuatan Allah SWT. Secara logika saja, rasa-rasanya sulit untuk mempercayai bahwa batu cincin bisa memberikan manfaat kepada pemakainya kecuali hanya sebatas keindahan. Tapi jika ada orang yang menyampaikan bukti bahwa setelah dia memiliki batu cincin tertentu kemudian dia merasakan efeknya. Jangan dulu percaya, sebab bisa saja setan ikut campur tangan dalam perkara ini. Jadi bukan karena efek batunya tapi efek dari perbuatan setan yang telah merasuki hati si pemilik batu.

Seperti yang telah saya singgung di atas, bahwa kebohongan-kebohongan yang dikemas sedemikian rupa terkait dengan batu akik ini telah banyak menghipnotis penggemarnya. Yang lebih miris lagi, tidak tanggung-tanggung pedagang atau tukang batu cincin menggandeng seorang ustadz untuk duduk di kios batunya. Tugas ustadz adalah menerangkan faedah atau kegunaan batu yang ditanyakan oleh calon pembelinya. Hadeeeehh......ustadz salah kaprah, seharusnya bertugas amar ma'ruf nahi munkar, bukan malah jadi penerang soal batu akik.

Mempercayai serta bergantung pada kekuatan lain selain pada kekuatan Allah SWT adalah perbuatan syirik. Dan termasuk perbuatan dosa besar. Astaghfirolloh........***

 

Dibolehkan Memberikan Daging Hewan Kurban Kepada Non Muslim

Oleh: Abu Gybran

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Muntahanah: 8)

Tinjauan Ulama Mazhab

1. Ulama mazhab Malikiyah berpendapat makruhnya memberikan daging kurban kepada orang non muslim. Dalam hal ini Imam Malik mengatakan bahwa; "Memberikan daging kurban kepada selain mereka (orang kafir) lebih aku sukai."

2. Ulama mazhab Syafi'iyah berpendapat haramnya memberikan daging kurban kepada orang kafir untuk kurban yang wajib. Kurban wajib adalah kurban karena adanya nazar. Sedangkan makruh memberikan daging kurban yang sunnah. Yang dimaksud kurban yang sunnah adalah kurban di Hari Raya Idhul Adha hingga hari-hari Tasyrik.

3. Imam Al-Baijuri As-Syafi'i mengatakan bahwa boleh memberikan sebagian kurban sunnah kepada orang kafir dzimmi yang miskin. Tapi ketentuan ini tidak berlaku bagi kurban yang wajib. (Hasyiyah Al-Baijuri; 2/310)

3. Syaikh Muhamad bin Shalih Al-Utsaimin, juga membolehkan seorang muslim memberikan daging kurban kepada non muslim sebagai shodaqoh, dengan syarat bahwa mereka tidak sedang memerangi kaum muslimin. (Fatawa Ibnu Utsaimin; 25/133) 

Kajian

Setelah kita memahami apa yang telah disampaikan atas pandangan para Ulama Mazhab di atas, kiranya dapat menarik kesimpulan bahwa daging kurban boleh dibagikan kepada orang-orang kafir dzimmi dan atau kepada orang-orang kafir mu'ahid ( orang kafir yang mengikat perjanjian damai dengan kaum muslimin ) baik karena statusnya sebagai orang miskin, kerabat, tetangga atau dalam rang menarik hati mereka. Namun tidak dibolehkan memberikan daging kurban kepada orang kafir harby ( orang kafir yang sedang berperang dengan kaum uslimin ). Hukum ini juga berlaku untuk pemberian shodaqoh sebagaimana firman Allah:


"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Muntahanah: 8)

Bahkan demikian pula dengan Nabi Muhammad saw, dimana beliau pernah memerintahkan Asma' binti Abu Bakr ra. untuk menemui ibunya dengan membawa harta (sebagai hadiah/shodaqoh) padahal ibunya masih musyrik.

Kesimpulan

Memberikan bagian daging hewan kurban kepada orang kafir dibolehkan karena status hewan kurban sama dengan shodaqoh atau hadiah. Sementara tidak ada larangan bagi kaum muslimin untuk memberikan shodaqoh atau hadiah kepada orang kafir dzimmi. Namun demikian hal ini masih dianggap tabu bagi sebagian kaum muslimin. Padahal dengan memberikan daging kurban kepada orang-orang non muslim bisa dijadikan sarana dakwah. Inilah Islam yang rahmatan lil 'alamin. Cinta Allah juga cinta pada sesama***