Sabtu, 24 Desember 2011

Kangen

Kangen

Hampir tiga bulan saya tidak menulis. Untuk mengobati rasa kangen, pertama yang ingin saya sampaikan adalah menyapa pada pembaca semua yang masih setia mengunjungi blog saya ini; "Apa kabar semuanya?" Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan tak kurang suatu apa pun.

Menjelang tahun baru 2012, khususnya dalam tiga bulan terakhir ini, dinegeri yang kita cintai ini banyak kejadian yang sungguh mengusik hati nurani kita. Persoalan korupsi yang tak kunjung selesai, kisruh persoalan lahan pertanian antara warga dan perusahaan yang mendapat ijin dari pemerintah untuk mengolah hutan menjadi perkebunan kelapa sawit seperti yang terjadi di Bandar Lampung.

Yang tidak kalah hebatnya adalah persoalan perburuhan. Buruh melakukan aksi demo disejumlah daerah terkait dengan kenaikan Upah Minimum Kabupaten/ Kota (UMK). Kenapa dengan upah buruh?.........

Tahun 2012 saya akan lebih banyak menulis persoalan buruh. Saya sudah merasa jengah dengan persoalan perburuhan yang setiap tahun selalu muncul kepermukaan dan tidak pernah kunjung selesai yakni sistem kerja kontrak dan outsourcing. Apa, ya, buruh juga harus melakukan aksi jahit mulut didepan gedung DPR agar suaranya dapat didengar oleh para wakil rakyat?

Harapan saya; semoga tahun 2012 adalah tahun kemenangan bagi rakyat yang tertindas khususnya buruh. 

Selasa, 27 September 2011

CINTA DIMATA SEORANG SUFI

Oleh: Abu Gybran

"Katakanlah jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu cintai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan RasulNya dan jihad fisabilillah, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya". (QS. At-Taubah: 24)

Bicara soal cinta, siapa sih, yang tidak kenal dengan kata cinta? Saya meyakini, bahwa semua manusia di jagad raya ini mengenal kata cinta. Sebuah kata yang mudah untuk diucapkan. Tapi apakah setiap manusia dapat merasakan manis serta lezatnya cinta? Lantas arti yang sebenarnya dari cinta itu sendiri seperti apa dan bagian anggota badan mana yang mampu menghadirkan rasa cinta yang kemudian dapat dirasakan sehingga lidah dengan mudahnya mengucapkan bahwa cinta telah hadir?

Ragam Definisi Cinta
Beragam manusia, beragam pula soal corak, definisi dan tentunnya rasa. Sepanjang kehidupan ini tidak akan pernah kehabisan kata untuk menyoal cinta. Karena sesungguhnya dalam sejarah kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari persoalan cinta. 

Cinta adalah misteri, karena tidak seorang pun yang mampu menerangkan definisi cinta secara konkrit dan ilmiah, karena memang cinta bukanlah matematika. Cinta adalah sebuah kekuatan yang mampu meluluh-lantakan tembok pemisah sehingga bisa menyatukan manusia dengan yang lainnya. Juga sebaliknya, cinta adalah arak yang memabukkan. Kejahatan yang terjadi seringkali diakibatkan karena cinta yang membuta dan memabukkan. Cinta adalah panggung sandiwara, yang mempertontonkan segala adegan rupa, corak dan penampilan. Cinta adalah anugerah yang suci dan bersih laksana embun diwaktu pagi. Cinta adalah sikap dan cinta adalah cinta. 

Cinta Dimata Seorang Sufi
Cinta dimata seorang sufi merupakan dan lebih dikenal dengan istilah mahabbah. Kata mahabbah berasal dari kata hubb yang artinya adalah biji atau inti.  Sedangkan hubb terdiri dari dua suku kata, yakni ha dan ba. Artinya ha adalah ruh dan ba adalah badan atau jasad. Oleh karena hubb merupakan sebuah proses dari awal hingga akhir  dari sebuah keyakinan atau keber-agama-an.

Dalam beberapa sumber menyebutkan, khususnya dalam buku Love Of God (Jalaluddin Rahmad, 2000;17), bahwa kata Allah dalam bahasa Arab berasal dari kata walaha; walah, yalihu, ilahan.  Kata ilah yang kemudian ditambah alif-lam sebelumnya, maka ia menjadi Allah. Walaha artinya keserahan, kecintaan dan kerinduan seperti yang dirasakan oleh seorang ibu terhadap anaknya. Dalam perasaan rindu dan cinta akan melahirkan kegelisahan dan keresahan spiritual yakni kecintaan hati terhadap yang Maha Pemberi Cinta.

Dalam hal soal cinta, orang-orang sufi boleh dibilang paling terdepan dalam perkara ini. Kecintaan mereka terhadap kekasihnya merupakan perwujudan dari segenap  rasa penghambaan. Kekasihnya adalah Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Mereka gila cinta dengan segala cintanya, setiap detik, setiap waktu, bahkan disetiap denyut nadi. Cinta kepada Allah dengan mengalahkan cinta kepada yang lain, mampu menyibak segala tirani yang menghalangi pandangan antara pecinta dan yang dicinta. Sehingga melahirkan mukhasyafah (tersingkap segala rahasia) dan yang nampak adalah hanya Allah. Ya, cinta para sufi memang teramat mengharu-birukan kalbu.

"Aku mencintaiMu dengan sebuah cinta
Malam tak tidur siang membisu
Meratap tangis dimalam kelam" (syair Al-Janjay)

Begitulah cinta, tadinya saya ingin sekali terus menggali cintanya para sufi lebih dalam lagi sampai pada tingkatannya. Tapi saya harus batasi karena cinta tidak akan pernah kehabisan kata-kata. Sekali lagi, cinta adalah cinta. Dan cinta yang tertinggi bagi manusia adalah cintanya terhadap Allah dan Rasul-Nya. (QS. At-Taubah; 24) ***

Sabtu, 24 September 2011

BUAT APA ADA SERIKAT BURUH?


Oleh: Abu Gybran

Sepulang kerja, diatas angkot. Jam 17:00 kendaraan Angkot yang saya tumpangi penuh sesak oleh buruh yang hendak pulang. Saya perhatikan wajah-wajah lelah buruh pabrik yang hanyut oleh hembusan angin yang masuk lewat celah jendela Angkot yang sengaja dibiarkan sedikit terbuka, membuat mereka nampak nyaman dan diam dalam lamunannya masing-masing.  Ada yang mengusik hati saya saat dua orang buruh yang duduk didepan saya berbincang mengenai Serikat Buruh. Inti dari perbincangan mereka adalah mengenai keberadaan atau fungsi Serikat Buruh.

"Buat apa ada Serikat Buruh? Selama kita kerja, perusahaan telah memberikan hak-hak kita semuanya, menurut aku sih, gak perlu ada Serikat Buruh. Buat apa?"

Buat apa?........Ya, pertanyaan ini yang mengusik hati saya. Seperti ada yang ganjil dari pertanyaan ini, terlebih hal ini dilontarkan oleh seorang buruh. Tapi saya pun tidak mampu menyalahkan buruh yang melontarkan pertanyaan ini dimana dia dan mungkin juga teman sekerjanya merasa nyaman dan sejahtera oleh karena perusahaan dimana mereka bekerja telah memberikan hak-hak buruhnya. Sehingga keinginan untuk mendirikan Serikat Buruh menjadi dikesampingkan.

Kalau merunut ke belakang, dimana saya pun pernah menjadi ketua Serikat Buruh, bahkan sekarang pun saya masih aktif di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) perburuhan di Serang, saya harus mengakui bahwa memang keinginan buruh akan timbul untuk mendirikan Serikat Buruh jika mereka merasa kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan dianggap kurang. Sehingga keberadaan Serikat Buruh sangat diperlukan guna menyalurkan segala aspirasi mereka. Nah, ini pandangan keliru yang harus diluruskan. Sebab keberadaan Serikat Buruh bukan karena ada atau tidak adanya perselisihan antara buruh dan pengusaha, tapi keberadaannya merupakan kebutuhan bagi buruh. Artinya Serikat Buruh itu penting bagi buruh.

Kembali pada pertanyaan di atas, kalau buruhnya sejahtera karena perusahaan sebagai majikan telah memberikan hak-hak buruhnya, lantas nanti pengurus Serikat Buruh kerjanya apa?

Terus terang, saya bingung harus menjawabnya. Alasan atau hujah apa yang harus saya sampaikan? 

Bukan untuk membela diri kalaupun pada akhirnya saya membalikkan pertanyaan ini; "Apakah bisa menjadi jaminan kesejahteraan buruh di suatu perusahaan akan terus berkelanjutan?" Saya yakin jawabannya pasti; tidak...!!! Saya tidak berkehendak untuk memberikan contoh kasus dalam hal ini. Karena tidak sedikit perusahaan yang tiba-tiba ambruk dan kemudian buruhnya bingung mencari perlindungan untuk mengurus hak-hak mereka.

Sebagai Mitra
Serikat Buruh bukan hanya ngurusin mogok kerja bagi anggotanya. Pada penjelasan Undang-Undang No 21 Tahun 2000 tentang Serikat Buruh, bahwa Serikat Buruh merupakan sarana untuk memperjuangkan kepentingan buruh dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan. Oleh karena itu buruh atau Serikat Buruh harus memiliki tanggung jawab atas kelangsungan perusahaan dan sebaliknya pengusaha harus memperlakukan buruh sebagai mitra sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.

Buruh dan Serikat Buruh merupakan mitra kerja perusahaan. Artinya ada dan tidak adanya Serikat Buruh bukan pada persoalan sejahtera atau tidaknya buruh tapi lebih dari pada itu Serikat Buruh sebagai penyeimbang dalam hubungan industrial. Serikat Buruh ada bukan untuk memusuhi perusahaan seperti banyak diyakini oleh sebagian buruh saat ini. Saya yakin perbincangan buruh yang saya dengar di atas Angkot itu berpikiran bahwa Serikat Buruh adalah lawan tanding perusahaan. Sehingga keberadaannya hanya diperlukan kalau buruh mengalami ketidak-sejahteraan.

Saya sering menyaksikan ketika buruh berusaha mendirikan Serikat Buruh di saat merasa dizhalimi oleh pengusaha dan tidak sedikit yang berakhir dengan pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurut saya, walau tidak sepenuhnya tepat apa yang dilakukan oleh buruh semacam ini, tapi hal ini sangat terlambat. Kenapa harus menunggu ada perselisihan dulu baru mendirikan Serikat Buruh? Memang banyak hal yang membuat kesadaran berserikat ini datangnya terlambat. Bukan hanya bertumpu pada ketidak-tahuan karena sejatinya apapun bisa dipelajari, tapi pada berkurangnya keinginan untuk berserikat, terlebih jika sudah merasa 'aman' di perusahaan.

Berbeda dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang buruh tentang keengganannya untuk berserikat karena dirinya sudah merasa aman bekerja pada perusahaan. Ada faktor lain yang justru menjadi kebalikkannya dari kata aman yaitu; takut ter-PHK.

Takut di-PHK atau takut tidak kepake lagi bekerja kalau mendirikan Serikat Buruh di perusahaan. Kenapa? Karena sistem kerja kontrak dan outsourcing yang di 'halal' kan oleh aturan ketenaga-kerjaan. Sistem kerja semacam ini telah menjadi kiblat dikalangan pengusaha dalam mempekerjakan buruhnya. Baik disadari atau tidak, sistem kerja kontrak dan outsourcing ini telah merampas hak buruh untuk bebas berserikat. Buruh dalam hal ini tersudutkan; dari pada tidak kerja lebih baik tidak berserikat.

Antara Hak Dan Kewajiban
Berserikat
Kebebasan berserikat merupakan hak bagi semua buruh dan dilindungi oleh undang-undang. Artinya (ini istilah saya) boleh digunakan boleh juga tidak. Dengan kata lain Serikat Buruh boleh dibentuk kapan saja tidak terkait dengan situasi dan kondisi sebuah perusahaan. Tapi bagi saya, berserikat bukan hanya hak tapi wajib bagi buruh.  Karena saya berpendapat bahwa kekuatan buruh terletak pada kekuatan 'berkumpul'.

Senyaman dan seaman apapun seorang buruh dalam menjalankan aktivitasnya sebagai buruh, akan mudah dipatahkan ketika menghadapi perselisihan dengan pengusaha. Walau mekanisme perselisihan sudah diatur dalam undang-undang ketenaga-kerjaan tapi keberadaan Serikat Buruh akan menjadi penyeimbang atau setidaknya pengusaha akan berpikir dua kali untuk melakukan penyimpangan ketenaga-kerjaan pada buruhnya.

Begitu penting, begitu urgen bagi buruh untuk segera berserikat. Memiliki wadah atau rumah sendiri untuk berkumpul akan terasa lebih nyaman dan amannya dari sengatan matahari atau hujan ketimbang hidup sendiri-sendiri tanpa atap tanpa perlindungan. Nah, apakah masih mau bertanya; Buat apa ada Serikat Buruh?......***


Rabu, 21 September 2011

Jerat Hutang,

ANTARA UMK 
DAN GAYA HIDUP 
YANG DIPAKSAKAN
Oleh: Abu Gybran

"Pengennya sih, lepas dari jeratan hutang. Tapi.....harus gimana lagi? Upah sebulan hanya cukup untuk makan istri dan anak-anak," keluh seorang buruh disela rehat setelah makan siang pada rekan-rekan kerjanya di suatu hari. 

Petaka UMK
Sepintas mendengarkan obrolan mereka, terkadang hati saya merasa miris, prihatin. Betapa tidak, ternyata hampir semua buruh yang rata-rata sudah berkeluarga, yang ngobrol saat itu mempunyai persoalan yang sama; yakni tidak bisa lepas dari jeratan hutang. Saya tidak tahu, apakah mereka tidak bisa mengatur keuangan, antara penghasilan dan pengeluaran? Sehingga setiap bulannya selalu saja nombok dengan berhutang. Atau memang upah yang mereka terima jauh dari cukup? 

Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang dijadikan standar atau acuan oleh setiap perusahaan, barangkali bisa dikatakan cukup bagi buruh yang baru masuk kerja yang rata-rata mereka masih berstatus lajang. Memang sepengetahuan saya pun, aturan normatif yang terkait dengan besaran UMK ini diperuntukkan bagi buruh yang masa kerjanya kurang dari satu tahun atau sebagai acuan dasar pengupahan bagi buruh yang mempunyai masa kerja lebih dari satu tahun. Artinya besaran UMK tidak berlaku bagi buruh yang masa kerjanya diatas satu tahun atau lebih.  Upah mereka harus lebih besar diatas besaran UMK.

Kalau setiap perusahaan menyamaratakan pemberian besaran upah kepada buruhnya sebesar UMK tanpa membedakan masa kerjanya, tentu sistem pengupahan seperti ini sama sekali tidak mencerminkan keadilan.  (Menurut saya, ini merupakan 'petaka UMK' bagi buruh). Perusahaan semacam ini hanya melaksanakan 'gugur kewajiban' terhadap aturan yang berlaku tanpa ada niat untuk mensejahterakan buruhnya. 

Nah, wajar saja jika buruh yang bekerja pada perusahaan yang menganut ajaran asal 'gugur kewajiban' terhadap aturan pengupahan khususnya, akan selalu terjerat oleh hutang yang berkepanjangan. Mungkin, bukan lagi gali lubang tutup lubang tapi gali lubang tanpa bisa ditutup. Kenapa? Karena beban tanggungan buruh akan terus bertambah. Bukan lagi hanya pada soal makan, tapi biaya pendidikan bagi anak-anaknya dan lain sebagainya akan menunggu dikemudian hari. Tentu saja tidak akan nyaman jika hidup selalu mengandalkan pada hutangan.

Gaya Hidup Yang Dipaksakan
Barangkali ini pun merupakan salah satu faktor juga kenapa buruh selalu berhutang, yaitu gaya hidup yang lepas kontrol atau sengaja dipaksakan. Memaksakan diri untuk 'berpunya' dengan mengukur kemampuan penghasilan atau gaji, itu bagus. Tapi memaksakan diri dengan gaya hidup yang sebenarnya belum terukur oleh besaran penghasilan, hanya akan membuat pusing tujuh keliling.

Saya sering berfikir melihat gaya hidup buruh saat ini. Bukan lagi hal yang aneh kalau saat ini buruh sering gonta-ganti HP baru tiap bulannya. Bahkan kalau saya perhatikan hampir semuanya buruh sudah berkendaraan sepeda motor, walau saya tidak punya data yang valid dalam hal ini, tapi saya bisa melihat ketika pagi jalanan penuh sesak oleh sepeda motor terlebih jalan-jalan yang melewati Kawasan Industri dan mereka adalah buruh.

Memiliki sepeda motor, bukanlah hal yang sulit bagi buruh pabrik. Melalui Koperasi Karyawan (Kopkar), dengan uang dua ratus lima puluh ribu rupiah sebagai uang muka, mereka sudah mendapatkan satu sepeda motor. Resikonya tentu tiap bulan gaji akan berkurang karena dipotong untuk cicilan sepeda motor. Nah, buntutnya bisa ditebak, untuk kebutuhan belanja dapur dan pendidikan anak sudah pasti sangat kurangnya. Dan kalau sudah begini, jalan pintasnya adalah cari hutangan.

Terakhir, saya ingin menutup tulisan ini dengan kata sederhana; Hidup bahagia adalah dambaan bagi setiap orang. Oleh karenanya diperlukan 'seni' untuk mengatur segala keperluan hidup dengan mengukur kemampuan diri. ***

Sabtu, 10 September 2011

Nol Kilometer



Oleh: Abu Gybran














Di nol kilometer adalah permulaan
dimana langkah kaki bergerak, pasti
Melemparkan segala keraguan
yang membenamkan keyakinan
Bahwa aku mampu penuhi syarat
yang kau minta, kesetiaan

Aku berkata padamu;
 "Jika yang kau minta rembulan,
maka akupun sanggup membawakannya untukmu".
Pada nol kilometer, aku pertaruhkan segalanya

Ribuan jarak
bagiku hanya selemparan tombak

Aku sampaikan padamu;
mereka mengatakan, aku telah gila,
maka akupun tambah menggila
Aku telah jatuh cinta

Pada nol kilometer;
Aku penuhi syaratmu,
Aku bertaruh,
Aku menggila dan
Aku jatuh cinta. ***

Tangerang, 10 September 2011

Jumat, 09 September 2011

Puisi Yang Terserak (3)

DILANGIT KETUJUH
Oleh: Abu Gybran

















Hitam legam
Putih bersih
bertukar mengisi kisi-kisi hati

Malaikat penunduk
Iblis pemberontak
bertukar mewarnai iman

Manusia selalu berubah warna
Kadang hitam
Bisa juga putih
Atau diantara keduanya

Manusia
adalah manusia
Bukan Malaikat
Apa lagi Iblis

Kadarnya, saat nafas dihembuskan
pada nol kilometer perjalanan
ditentukan
Dilangit ketujuh tersimpan

Jiwa raga hanya pengembara
berpijak pada tanah serba fana
Singkat

Akhirnya adalah bermuara dibatas waktu
Hitam
Putih
Malaikat atau
Iblis

Manusia
adalah manusia
Bisa menjadi apa saja
................................................
"Yaa ayyatuhan-nafsul mutmainnah, irji'i ilaa robbiki rodhiatam-ardhiyah". ***

Tangerang, 08 Juni 2011





Selasa, 06 September 2011

Qunut

DO'A QUNUT DALAM SHALAT
Oleh: Abu Gybran

















Hukum Qunut
Qunut itu hukumnya sunnah, karena Nabi saw. hanya mengerjakan jika ada keperluan (pernah mengerjakan dan pernah meninggalkan). Do'a qunut dalam shalat dibaca pada raka'at terakhir setelah membaca; "Sami' Allahu liman hamidah".

1. Berkata Abu Salamah; bahwa Abu Hurairah ra. telah berkata; Sesungguhnya aku hendak menunjukkan kepada kamu sekalian contoh shalat Rosulullah saw, maka adalah Abu Hurairah ra itu biasa mengerjakan qunut pada raka'at yang akhir dari shalat dhuhur, isya dan shalat shubuh, sesudah ia membaca; "Sami' Allahu liman hamidah", yaitu ia do'akan keselamatan kaum muslimin dan ia melaknat kaum kafir. (HR. Bukhari, Muslim dan Nasai'- Sunnan Abu Dawud no. 1390)

2. Berkata Ibnu Abbas ra.; Rosulullah saw. pernah qunut sebulan berturut-turut pada waktu dhuhur, ashar, maghrib, isya dan shubuh diakhir tiap-tiap shalat sesudah membaca; "sami' Allahu liman hamidah", dia do'akan kecelakaan dari Bani Sulaim, Ri'il, Dzakwan dan Ushoiyah. Makmum yang dibelakangnya meng-aminkan dia. (HR. Abu Dawud- Sunnan Abu Dawud no. 1398)

Penjelasan, dari dua riwayat tersebut, jelaslah bahwa membaca do'a qunut itu ada disetiap waktu shalat. (A. Hasan- Pengajaran shalat/332-333)

Kapan Boleh Qunut?
1. Berkata Anas ra.; Bahwasannya Nabi saw. tidak qunut melainkan apabila hendak mendo'akan (kebaikkan) bagi suatu kaum atau (kecelakaan) atas suatu kaum. (HR. Ibnu Khuzaimah)

2. Ibnu Hibban pun, meriwayatkan hadits yang hampir sama dengan riwayat tersebut.

3. Berkata Ibnu Mas'ud; Rosulullah saw. tidak qunut dalam shalatnya melainkan pada shalat witir dan sesungguhnya Rosulullah saw. apa bila berperang, ia qunut dalam semua shalatnya. Yaitu ia do'akan kecelakaan atas kaum musyrikin. Abu Bakar ra. dan Umar bin Khothob ra. tidak pernah qunut hingga wafatnya. Dan Ali ra. tidak juga qunut melainkan ia memerangi ahli Syam dan adalah qunutnya itu disemua shalatnya. (HR. Hakim dan Thabrani)

Penjelasan, dari tiga riwayat tersebut, jelaslah bahwa qunut itu dikerjakan  hanya pada waktu ada sesuatu kesusahan atau suatu keperluan yang sangat penting.

Rosulullah saw. 
berhenti melaksanakan qunut
Nabi saw. berhenti melaksanakan do'a qunut setelah Allah swt. menurunkan ayat berikut;

1. "Engkau tidak ada hak didalam urusan itu, ada pun Allah mengampuni mereka atau siksa mereka karena mereka itu orang-orang yang aniaya" (QS. Ali Imran:128)

 2. Berkata Ashim bin Sulaiman ra.; kami pernah bertanya kepada Anas ra.; Sesungguhnya ada suatu golongan berkata; bahwa Nabi saw. tidak putus mengerjakan qunut diwaktu shubuh. Anas ra. menjawab; Dusta mereka..!!! Nabi saw ber-qunut hanya sebulan yaitu ia do'akan kecelakaan atas kaum musyrikin. (HR. Khotib)

Kesimpulan, bahwa Rosulullah saw melaksanakan qunut hanya satu bulan. Sementara mengerjakan qunut tetap sunnahnya diwaktu ada keperluan penting. Rosulullah saw. meninggalkan qunut setelah turun firman Allah dalam Al Qur'an Surat Ali Imran; 128. Wallahu a'lam bishowab. ***


Senin, 05 September 2011

Puisi Yang Bertebaran; Rindu (2)

ILALANG-ILALANG
Oleh: Abu Gybran












Ilalang-ilalang..........
Nyanyian anak perawan menyayat
Pada hamparan luas, menumpahkan segala rasa
rindu

Ilalang-ilalang.........
Sekian lama pujaan menghilang
Pada hamparan luas, menumpahkan segala rasa
rindu makin meradang

Bulir-bulir rindu bergelayut
biru, diujung-ujung ilalang
Berbaur dalam dendang senja temaram
membentang sunyi, sepi menjamah
Diam

Ilalang-ilalang.........
Nyanyian anak perawan menyayat
Menelisik tiap helai janji diucapkan
yang telah melambungkan asa mengawang
pada penantian panjang
Pujaan lekas datang

Kemarin sore, saat senja temaram
Purnama tenggelam dirumpun ilalang
Angka lima tercatat dalam pentarikh-an
Ilalang-ilalang........
Dendang rindu tenggelam
ditelan kelam malam
Diam. ***

Tangerang, 05 September 2011

Minggu, 04 September 2011

Puisi Yang Terserak (2)

Pengabdian Cinta
Oleh: Abu Gybran



Berapa ribu jarak?
Entahlah, menelusuri jalan-jalan
panjang
Yang ku yakini dapat menemukan senyummu
pada lelah dan kemilau peluh
Menjamah kebesaran cintamu,
telah meluluh lantakkan rasa nyeri
Pada kulit, terik menguliti
Pada telapak, kerikil tajam menyobek
Pada tenggorokkan, haus mencekik
napas terpotong-potong dan
Disudahi oleh kelebat bayangmu 
menyatukan kekuatan yang tercecer disepanjang jalan

Menyanjungmu, bukan hanya tiap kelokan
tapi pada tiap langkah
Aku melapalkan kebesaran cintamu

Berapa ribu jarak?
Entahlah, menelusuri jalan-jalan
panjang
Sejauh kaki melangkah, pengabdian cintaku
tak terukur oleh jarak
Kesetiaanku mewarnai tiap hela napas
Bagiku;
Kau adalah langit dan bumi
begitu berarti ***

(Tangerang, 04 September 2011)

Sabtu, 03 September 2011

Beda Pendapat

MEMAKNAI 
PERBEDAAN PANDAPAT
Oleh: Abu Gybran


Menyoal perbedaan pendapat dalam disiplin ilmu apapun, bukanlah hal yang baru tapi sudah ada ketika manusia itu sendiri ada. Perkembangan ilmu pengetahuan senantiasa mengikut sertakan cara berpikir yang tentunya berbeda dalam memaknai atau menafsirkan makna yang terkandung didalamnya. Atas berbedaan pendapat inilah kemudian ilmu berkembang hingga kini. Jadi bukanlah hal yang tabu membicarakan perbedaan pendapat atau pandangan selama masih dalam kerangka demi dan untuk kemaslahatan hidup bersama.

Saya sangat tertarik dengan ungkapan Imam Syafi'i yang berkaitan dengan pendapat-pendapatnya yang sering dijadikan rujukan bagi para pengikut mazhabnya. Beliau mengatakan: "Pendapatku benar, tapi memiliki kemungkinan untuk salah. Sedangkan pendapat orang lain salah, tapi memiliki kemungkinan untuk benar".

Bahkan, dalam kerangka yang sama, Imam Ahmad bin Hambal pernah berfatwa dimana fatwanya justru bertentangan dengan apa yang pernah difatwakannya, hal ini dilakukannya demi menghormati paham-paham ulama yang lain.

Selama tidak keluar dari pokok bahasan ilmu, menghormati pendapat orang lain adalah hal yang sangat elok untuk dilakukan. Barangkali semacam ini jarang sekali kita temukan pada kehidupan saat ini. Yang ada dan seringkali ditemukan adalah memaksakan pendapat pada orang lain. Menurut saya; memaksakan pendapat pada orang lain adalah 'pemerkosaan' terhadap pokok bahasan ilmu.

Dalam menyikapi perbedaan pendapat, diperlukan kedewasaan berpikir dan bersikap, toleransi dan objektivitas yang tinggi. Dan yang terpenting adalah selalu siap menerima kebenaran dari siapapun datangnya.

Dalam pandangan Islam, perbedaan pendapat itu "halal" selama;
1. Tidak menganggap salah atau meng-kafirkan orang yang berselisih paham
2. Tidak memaksakan kehendak atau paham pada orang lain
3. Tidak mengklaim kebenaran selalu ada pada diri atau pihaknya.
4. Tidak keluar dari inti ilmu yakni Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Dalam hal ini, mari kita perhatikan ketegasan Imam Malik dalam mengomentari pendapat-pendapatnya: "Aku ini hanya manusia biasa yang bisa benar dan bisa salah. Maka pertimbangkanlah pendapat-pendapatku. Pendapatku yang sejalan dengan Qur'an dan Sunnah, ambilah. Sedangkan yang tidak sejalan dengan keduanya, tinggalkanlah".

Artinya kendati para ulama terdahulu saling menghormati perbedaan pendapat, mereka telah sepakat tentang kewajiban untuk selalu merujuk pada Al-Qur'an dan Al-Hadits. Karena mereka menyadari pendapat dan cara berpikir memiliki keterbatasan sedangkan kebenaran yang hakiki adalah mutlak milik Allah swt.

Dua Pendapat Yang Berbeda
Menurut saya, pendapat yang baik adalah pendapat yang apabila diamalkan oleh orang lain, mampu mendatangkan nilai-nilai positif atau perubahan-perubahan yang pada gilirannya mampu mengangkat derajat manusia pada kemuliaan.

Sedangkan pendapat yang tercela adalah pendapat-pendapat yang keluar dari inti ilmu yakni Al-Qur'an dan Al-hadits. Biasanya, pendapat atau paham semacam ini sering dilontarkan secara provokatif dan menggugat. Bahkan mereka membuat tameng berlindung dibawah slogan pembaruan Islam.

Walau pada akhirnya, muara dari dua pendapat yang berbeda ini adalah terletak pada kebebasan untuk memilih antara yang baik dan salah. Saya tidak hendak menggiring anda untuk memilih salah satu diantaranya, karena saya yakin tiap kita mempunyai naluri untuk senantiasa berbuat baik. ***

Kamis, 01 September 2011

Puisi; Tentang Kita (3)

KAU TAK TERGANTIKAN
Oleh: Abu Gybran

Menembus pekat belukarmu,
tak peduli lagi luka menggores
Sayat luka bangkitkan jiwa, 
selalu ada harapan
Pada keyakinan dan keteguhan
Langkahku tak terhentikan
walau kau bersembunyi digelapan 
Aku 'kan datang dengan segala ketulusan
Mendapatkanmu dan menorehkannya dalam pentarikhan
jiwaku
kau tak tergantikan ***

Tangerang, 01 Sepetember 2011


 









Menelusuri Kata Sepakat
Oleh: Abu Gybran

Bercerita semalam suntuk
Untuk apa?
Kita telah melakukannya hampir tiap malam
Tiap kata adalah harapan
di akhir selalu saja ada pertanyaan
Padahal tak pernah terputus jawaban
ada keraguan mengalir pada tiap helaan nafas
Kita mengakuinya

Memaknai kesetiaan
Menelusuri kata sepakat
Berdebat.....!!!
Menginginkan kata sempurna
tanpa cacat
Kita malu untuk mengakuinya
bahkan mengatakannya;
Bahwa kita tak pernah sempurna

Sadar saat kehabisan kata-kata
Ya,.....esok malam kita mengulang cerita
yang sama. ***

Tangerang, 01 September 2011

Selasa, 30 Agustus 2011

Ketupat Lintas Agama

KETUPAT 
YANG MENYATUKAN
Oleh: Abu Gybran

Asal-Usul Ketupat
Siapa yang pertama kali mempopulerkan ketupat? Tidak ada satupun pentarikhan yang jelas mencatat kapan ketupat masuk ke Indonesia. Diduga ketupat diperkenalkan kali pertama oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat jawa. Hingga kini ketupat menjadi hidangan pada hari Idul Fitri/lebaran dan enam hari setelah lebaran atau disebut dengan lebaran ketupat.

Ketupat yang dibuat dari daun kelapa muda yang diisi dengan beras, setelah dimasak, kebiasaan masyarakat jawa adalah menggantungnya di tiang pintu. Saya berusaha mencari tahu maksud dan tujuannya, walau hingga kini saya belum mendapatkan jawabannya. Tapi bagi masyarakat jawa ketupat mempunyai makna filosofi yang luar biasa hebatnya.

Pertama; dilihat dari rumitnya anyaman ketupat melambangkan dan mempunyai makna bahwa banyaknya kesalahan manusia. Baik disadari atau tidak, manusia memang tempatnya salah dan dosa.

Kedua; jika ketupat dibelah, maka putihlah warnanya. Ini mencerminkan kesucian hati setelah memohon ampunan kepada Allah SWT dari segala kesalahan yang dilakukan.

Ketiga; ragamnya bentuk ketupat merupakan cerminan dari kesempurnaan jiwa. Hal ini tentu saja dikaitkan dengan kemenangan kaum muslimin setelah menundukkan hawa nafsu yaitu puasa sebulan penuh. Kesempurnaan jiwa adalah manakala hati mampu menerima segala perbedaan yang terjadi dalam kehidupan di alam dunia ini dengan tidak mengedepankan nafsu atau ego pribadi.

Lintas Agama
Semangat kebersamaan tercermin jelas ketika ketupat yang selesai dimasak tidak dimakan sendiri, tapi dibagikan pada kerabat atau tetangga dekat tanpa memandang status sosial atau agama. Ketupat menjadi hidangan yang wajib disajikan pada tamu yang berkunjung pada saat lebaran. Menjadi nikmat ketika ketupat dihidangankan dengan sate, sayur buncis atau labuh.

Di Jawa Barat dan Banten, ketupat tidak lagi khusus menjadi hidangan saat lebaran, tapi sudah menjadi bahan dagangan yang dikenal dengan "ketupat sayur". Di Tangerang, khususnya pada Kawasan Industri, ketupat menjadi panganan sarapan pagi bagi buruh-buruh pabrik.

Pada perkembangannya ketupat bukan hanya menjadi lambang Idul Fitri bagi umat islam di Indonesia, tapi sudah melintasi agama. Bagi umat hindu di Bali, ketupat sering dipersembahkan sebagai sesaji upacara keagamaan.

Ya,ketupat yang menyatukan dan mendekatkan hati antar sesama, tanpa dibatasi oleh perbedaan keyakinan, semestinya terus ada dan terpelihara dihati bangsa yang majemuk ini; Indonesia.***

Mohon Maaf Lahir Dan Bathin

LEBARAN PENUH CINTA
Oleh: Abu Gybran

Berbeda?.......Ya, dengan kata ini saya mengawali tulisan ini. Beda dalam penetapan 1 syawal 1432 H dan perayaan Lebaran tahun ini, tak menyurutkan niat saya untuk mengucapkan permohonan maaf yang setulus-tulusnya kepada semua pembaca yang berkenan mampir ke blog saya ini. "Mohon Maaf Lahir Dan Bathin"

Harapan saya; perbedaan dalam perayaan lebaran tahun ini tidak membuat keretakan serta perpecahan dikalangan umat yang merayakannya. Semoga saja perbedaan dapat melahirkan rasa cinta bukan kebencian dan permusuhan. Ya, alangkah indahnya jika perayaan lebaran yang berbeda ini dibungkus dengan rasa cinta dan saling menghormati.

Lebaran Penuh Cinta
Lebaran penuh cinta adalah kata yang tepat untuk menengahi perbedaan perayaan lebaran tahun ini. Mengedepankan kedewasaan berfikir dan kejernihan hati, perbedaan apapun bentuknya bukanlah halangan untuk tetap menjalin kasih seta sayang antar sesama.

Ketika saya mengenal kata 'perbedaan' seutuhnya, betapa banyak saya menemukan hal-hal baru dalam perjalanan bathin saya. kata toleransi yang sebelumnya hanya mampir sesaat dalam diri saya, kini menjadi kata kunci untuk menikmati betapa indahnya perbedaan. Ketenangan bathin, kelembutan hati dan kekhusukan dalam beribadah mewarnai langkah-langkah berikutnya.

Semoga saja lebaran kali ini dan seterusnya senantiasa bertabur canta dan kesucian hati bagi yang merayakannya. Amin. ***

Minggu, 28 Agustus 2011

Menulis

Menulis
Apapun Yang Bisa Ditulis
Oleh: Abu Gybran

Sebisa mungkin saya akan terus menulis, apapun yang bisa ditulis. Menulis merupakan wisata batin dalam menterjemahkan apa yang dapat saya lihat, dengar dan rasakan. Dengan menulis saya dapat berbagi dengan siapa saja. Walau tulisan saya mungkin terkesan apa adanya oleh sebagian pembaca, tidak menjadi masalah bagi saya. Justru kritikan yang saya harapkan agar kedepan saya dapat terus mempertajam pena saya.

Diruangan kecil tempat saya menghabiskan waktu terkadang berjam-jam menumpahkan segala rasa. Berbicara, bercanda dengan merangkai kata demi kata merupakan kepuasan tersendiri dalam merefleksikan perjalanan hidup yang telah dilewati.

Saya suka menulis puisi, cerpen atau apa saja yang penting saya menulis.  Walau mungkin saat ini sedikit orang yang membaca tulisan saya, tapi saya yakin lima atau sepuluh tahun kedepan tulisan saya akan mempunyai nilai tersendiri. Sebab tulisan tidak akan pernah mati.

Abu Nawas, Chairil Anwar, WS. Rendra dan banyak lagi tokoh yang saya kagumi hasil karyanya, saya dapat merasakan betapa tulisan mereka mempunyai 'ruh' setelah berusia puluhan bahkan mungkin ratusan tahun.
 
"Kami sudah coba apa yang kami bisa. Tapi kerja belum selesai......." penggalan dari bait puisi Chairil Anwar ini yang terus memotifasi saya untuk terus menulis. Ya, jalan masih panjang untuk dilewati, harapan masih terbentang dan kerja belum selesai. ***

Lebaran

Lebaran,
Dari Pasar Tumpah
Hingga Pos Ronda
Oleh: Abu Gybran

Lebaran 1432 Hijriyah kali ini, saya dan keluarga tidak pulkam (pulang kampung).  Tinggal dikomplek perumahan memang terasa berbeda jika menjelang lebaran, sepi. Menurut data di ke-RW-an 01 Taman Cikande, setidaknya 40% warga melakukan acara ritual tahunan ini.

Agar tidak jenuh dirumah, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisi liburan lebaran diantaranya adalah belanja untuk keperluan lebaran, bukan ke mall tapi ke pasar tumpah, Gembong. Sedangkan malam harinya 'ngerumpi' di pos ronda bareng warga lain, japung (jaga kampung).

Pasar Tumpah
Belanja kepasar, bukan hal yang baru bagi saya. Berbaur dengan pengunjung pasar yang rata-rata didominasi oleh ibu-ibu itu, merupakan hal yang mengasyikan, unik dan seru tentunya. Pasalnya, belanja di pasar tumpah harus pandai menawar, jika tidak, uang habis dan barang belanjaan dapatnya sedikit.


Pasar tradisional atau sering disebut pasar tumpah menjelang lebaran ini, selalu menjadi tumpuan bagi golongan masyarakat menengah kebawah. Letaknya tidak jauh dari jalan raya, sehingga sering kali menjadi biang kemacetan  terlebih mejelang lebaran karena padatnya kendaraan para pemudik.

Kebutuhan pokok untuk merayakan lebaran telah mendongkrak harga sembako 'melangit'. Harga daging mencapai Rp 95,000-100,000/kg-nya, ayam buras Rp 42,000/kg, telor ayam Rp 24,000/kg, ikan bandeng 23,000/kg dan hampir semuanya naik. Nampaknya cuma 'kolor' saja yang nggak pernah naik, turun terus......hehehehehe....

Ngeronda  

Japung (jaga kampung) atau ngeronda merupakan hal yang biasa dilakukan oleh warga yang tidak mudik lebaran. Menjaga lingkungan adalah budaya yang harus dijaga sebab  melalui kegiatan ini setidaknya memberikan kenyamanan bagi warga yang meninggalkan rumahnya. Walau cuma 'ngerumpi' di pos ronda yang sesekali memukul kentongan, setidaknya mampu memberikan suasana hidup. 

Dingin dan ngantuk, dua hambatan ini yang menghabiskan bergelas-gelas kopi panas agar mata terus melek.  Sambil ditingkahi bantingan kartu domino, bahkan ada juga yang hanya mainin hp-fb-an yang penting mata tetap melek, ngeronda ini akan berlangsung hingga dini hari.

Jam 03 dini hari, keliling membangunkan warga muslim untuk makan sahur sambil tidak lupa bawa kentongan atau apa saja yang bisa dipukul, yang penting bunyi. "Sahur,.....sahur.....sahur".

Rutinitas ngeronda ini akan terus berlangsung hingga warga yang pulang mudik kembali. Biasanya sih, satu minggu setelah lebaran. ***



Keterangan gambar:
  • Pasar tumpah, Gembong, Jl. Raya Serang km 32, Tangerang
  • Ngeronda Warga RT 07/01 Taman Cikande, Tangerang

Jumat, 26 Agustus 2011

THR Pelipur Lara

TUNJANGAN HARI RAYA
ATAU SEKADAR PELIPUR LARA?
Oleh: Abu Gybran













Ada rasa haru ketika saya menyaksikan dan mendengar cerita sekelompok buruh yang baru menerima Tunjangan Hari Raya (THR). Sambil menunggu angkot mereka mengumbar cerita perihal THR yang sudah diterima yang mereka kaitkan dengan masa kerja yang telah mereka jalani. 

"Dari dulu besaran THR, kok, sama saja antara pekerja lama dan baru, seharusnya dibedakan", kata salah seorang diantara mereka.

"Ya, benar, tuh. Aku saja sudah kerja 15 tahun, masak cuma dapat satu bulan upah. Sedangkan pekerja yang baru satu tahun saja dapatnya sama. Nggak adil rasanya", sahut yang lainnya.

(Besaran upah berdasarkan Upah Minimum Kabupaten Tangerang yaitu Rp 1,285,000 per bulan tahun 2011)

Ada kecemburuan sosial yang terjadi diantara mereka, sementara mereka hanya bisa pasrah dan menerima. Padahal banyak celah yang bisa dirundingkan dengan majikan mereka agar penerimaan upah mencerminkan keadilan. Tapi sepertinya mereka mendapatkan kesulitan untuk menyalurkan aspirasi mereka. Itu saya tahu, buruh pabrik yang rata-rata perempuan itu adalah buruh kontrak.

"Kita bisa apa? Kita ini cuma buruh kontrak", kata yang lain. Ya, mereka adalah buruh kontrak walau sudah belasan tahun bekerja. Tanpa Serikat Buruh/Pekerja, mereka memang tak mampu berbuat apa-apa.  Sebab dengan kontrak kerja yang tak pasti, karena selalu berubah-rubah bahkan bisa diberhentikan kapanpun mengikuti selera pengusaha, mereka jelas kesulitan untuk membentuk Serikat Buruh/Pekerja. Sistem kerja kontrak yang menggurita saat ini pasca disahkannya Undang-Undang Ketenagakerjaan no. 13/2003, merupakan madu manis bagi pengusaha dan racun mematikan bagi buruh.

Memang, pengusaha, tidak sepenuhnya salah dengan pemberian THR satu bulan upah kepada buruh yang masa kerjanya diatas satu tahun karena Keputusan Menteri no. 04/1994 mengatur demikian. Tapi tentu saja salah dengan menyama-ratakan pemberian upah kepada buruh tanpa membedakan masa kerjanya karena tidak mencerminkan keadilan.

Menurut saya, pemberian THR satu bulan upah kepada buruh yang masa kerjanya lebih dari satu tahun, yang dilakukan oleh pengusaha; hanya sekadar untuk menggugurkan kewajiban belaka.  Kasarnya, hanya sekadar pelipur lara bagi buruh!!!

Ya, mereka hanya bisa pasrah dalam ketidak-berdayaan. Sebab saya mendengar gerutuan mereka; "Lumayanlah daripada nggak dapat THR". Dan saya diam dalam keterharuan. Tapi melalui tulisan saya ini, besar harapan saya ada yang peduli dengan keadaan mereka.***






Senin, 22 Agustus 2011

Puisi Yang Menggugat 2

SOLIDARITAS
Oleh: Abu Gybran















Solidaritas.....!!!
Suara buruh melangit
Menembus ruang waktu
Menyusur tiap pintu kesadaran
Membangunkan yang terlelap
Menggugah yang terdiam
bungkam

Solidaritas.....!!!
Suara buruh melangit
Menembus tembok beton
Menelisik tiap lipatan keangkuhan
Menggugat yang pongah
serakah

Bung.....!!!
Bukan saatnya bertanya; apa dan siapa
pembawa bendera
Ragam warna adalah kekuatan
kesejukan dan keindahan perjuangan
Satu keyakinan
Sebab tidak ada baju zirah yang tak dapat ditembus
Ribuan peluru kebebasan
Kemenangan menunggu didepan
Merindukan tiap gerak perubahan ***

Tangerang, 22 Agustus 2011


Minggu, 21 Agustus 2011

Puisi; Tentang Kita (2)

Aku Muaramu
Oleh: Abu Gybran
















Belum lama
Masih jelas dalam ingatan
saat derai tawa lepas
mencerahkan
Hari tanpa keterikatan
Seperti air sungai menyusur
tanpa tahu dimana muara
tanpa tanya; kenapa?

Aku muara itu
dengan segala kerelaan
Merekam jejak tiap biduk berlabuh
Ragam cerita diutarakan
Ada candamu tak terlupakan
Ungkapan awal keterikatan
riak-riak kedekatan
Aku tak hendak mengatakan ini cinta
Menyusur seperti dirimu mengalir
Bersatunya kita waktu yang menentukan
tanpa tanya; kapan?

Aku muaramu
Merekam jejak tiap biduk berlabuh
Menunggu tak kan menyurutkan kesetianku. ***

Tangerang, 21 Agustus 2011


Bersetubuh Dengan Waktu
Oleh: Abu Gybran

Gundah
menelungkupkan jiwa
Tak berkutik, diam
Tak berkata-kata
Hela nafas adalah kecemasan
Bisik hati melapal doa
lewat getar-getar jiwa aku mencumbumu

Menelanjangi diri
bersetubuh dengan waktu
Gundah bermuara pada kepasrahan
Aku yakin;
Kau tak kan meninggalkanku ***

Tangerang, 22 Agustus 2011

Kamis, 18 Agustus 2011

Puisi Yang Menggugat;

PENYAIR YANG DIBUNUH
Oleh: Abu Gybran



















Penyair yang dibunuh
Siapa yang membunuh?
Dibuang jiwa melayang
terlentang
Dipematang
sawah yang mengerontang

Iblis berpesta riang
Tujuh hari tujuh malam
Darah juang dimeja hidang
beku dalam loyang

Iblis kenyang
Terpejam mata hingga pagi menjelang
siang
kembali menggarang
Tak henti menantang
Penantang
bermunculan satu, dua, tiga hingga tak terbilang
Iblis meradang
ternyata;............

Penyair yang dibunuh
Penanya kebal tak terbunuh
Terus bernapas
bernapas
Terus menggugat
menggugat
Hingga iblis tak lagi mampu membunuh***

(Tangerang, 18 Agustus 2011)



Tangerang, 13 Juni 2011


Minggu, 14 Agustus 2011

Puisi; Yang Dibiarkan

BELUM SAATNYA KIAMAT
Oleh: Abu Gybran
















Menguning daun-daun itu
sudah hampir seminggu
Ditinggalkan setuhan jemari basah para penari
Menghitam diselimuti jelaga
Cerobong pabrik
yang mengepung

Kemana jemari basah para penari pergi?
Musik keras tak lagi terdengar
Pantas saja penari tak lagi menari

Diam dalam hiruk-pikuk
keserakahan duniawi

Semua seperti tengah menuggu mati
Inikah kemarau itu?
Semoga tidak terulang kisah Nabi Yusuf
Kisah kematian sapi-sapi yang kurus
karena haus.

Ini hanya sepenggal kisah keserakahan
yang mematahkan jemari basah para penari
pembawa kendi-kendi penyejuk 
Keserakahan yang mematikan gelegar musik keras dan
mengusir embun pagi


Mengering mata air dan sungai
Menghitam jelaga
Mengkristal keserakahan
Makin tersengal napas, tipis
Mati berjama'ah

Hah.....!!!
Padahal belum saatnya kiamat-Mu
Pentas belum berakhir.

"Telah nampak kerusakkan
di darat dan di laut
akibat perbuatan tangan manusia itu sendiri......"
(Firman-Mu; Ar-Ruum, 41) ***


Tangerang, 14 Agustus 2011





Sabtu, 06 Agustus 2011

Puisi Yang Terserak (1)

DIUJUNG DESEMBER
Oleh: Abu Gybran

(Dalam pencarian diri........)

Ada hijab yang menghalangi pandanganku
Melihatmu
Menemukanmu
Aku harus memutar arah
Menelisik tiap lipatan jalan berkelok
Mengurai hari melewati kecemasan
Diujung Desember dalam catatan
aku telah kehabisan lembaran
Merekam beribu tapak menyusur jalan
Arahmu sulit ditemukan

Jemariku, tak cukup menghitung desah nafas
panjang
Terbentang
Rintang
menghadang
Aku meradang

Diujung Desember, aku belum mau mati
Dengarlah; "Wahai jiwaku
Kenapa harus diam dan
Kenapa terdiam.....???
Bicaralah pada malam"

Bercengkrama dalam untaian mimpi panjang
Membuka hijab penghalang
Menemukanmu esok pagi

Kau dekat, bahkan teramat dekat
Jiwaku; peluk aku sampai ujung waktu. ***

Tangerang, 31 Desember 2010






Minggu, 31 Juli 2011

Perkara Shalat Tarawih

Ma'mum Shalat Tarawih 8 Raka'at
Sedangkan Imam 23 Raka'at, Bolehkah?
Oleh: Abu Gybran

Kalau kita sering memperhatikan pada pelaksanaan shalat tarawih, maka kita akan melihat ada diantara saudara-saudara kita yang menjadi ma'mum menyudahi shalat tarawihnya pada raka'at yang ke 8, padahal imam melaksanakan shalat tarawihnya 23 raka'at berikut shalat witir. Hal semacam ini sering menimbulkan pertanyaan; bolehkah seorang ma'mum melaksanakan hal sebagaimana tersebut diatas?

Tinjauan
Shalat tarawih adalah shalat yang hukumnya sunnah berdasarkan kesepakatan para ulama. Berdasarkan sunnah Rosulullah saw dan sunnah khulafaur-rasyidin, bilangan raka'atnya yang sering dilaksanakan oleh kaum muslimin adalah 8 berikut shalat witir 3 raka'at dan 20 berikut shalat witirnya 3 raka'at. Pada riwayat yang lain Rosulullah saw tidak membatasi bilangan rak'atnya, sebagaimana sabda beliau saw berikut:

"Shalat malam itu dua raka'at dua raka'at, jika engkau khawatir akan atangnya waktu fajar, maka shalatlah satu raka'at (witir) agar jumlah raka'atnya ganjil" (HR. Mutafaqun 'alaih)

Masalah
Kembali kepada pertanyaan yang menjadi judul diatas. Bolehkah ma'mum shalat tarawih 8 raka'at (shalat witir 3 raka'at dirumah) padahal imam 23 raka'at?

Yang sesuai dengan tuntunan sunnah adalah ma'mum mengikuti imam meski ia shalat 23 raka'at, sebagaimana yang disabdakan oleh Rosulullah saw berikut:

"Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk" (HR. At-Tirmizdi no. 734, Ibnu Majah no. 1317)  

Artinya walau tidak ada larangan (menurut sepengetahuan saya) bahwa seorang ma'mum menyudahi shalat tarawihnya pada bilangan 8 raka'at sementara imamnya 23 raka'at, tapi tentu saja lebih afdhol jika ma'mum mengikuti imam. 

Shalat tarawih 23 raka'at pernah dilakukan oleh Umar bin Khotob ra dan shabat yang lainnya. Ini bukan keburukan dan bukan pula ke- bid'ahan.

Penutup
Namun tidak ada salahnya pula jika imam mengerjakan shalat tarawih 11 raka'at sebagaimana yang sering dipraktekan oleh Rosulullah saw. Alasannya karena shalat tarawih dengan 11 raka'at sesuai dengan kondisi kebanyakan orang (tidak terlalu berat), walaupun hal ini bukanlah mutlak sebagai alasan untuk memilah-milah bilangan raka'at. Sebab berat dan tidaknya sebuah amalan bergantung kepada keimanan seseorang. Namun demikian perkara bilangan raka'at shalat tarawih adalah perkara yang longgar. ***

Minggu, 24 Juli 2011

Tidak Ada Pacaran Dalam Islam


Oleh: Abu Gybran

Saya terheran-heran ketika salah seoran teman mengartikan kata lita'arofu dalam QS. Al Hujurot; 13 dengan kata pacaran. Ta'arofu asalnya adalah Tata'arofu yang maksudnya adalah "Supaya sebagian dari kalian saling mengenal sebagian yang lain bukan untuk saling membanggakan ketinggian nasab atau keturunan" (Tafsir Jalalain)
Firman Allah: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang". (QS. Al Hujurot; 13)

Tidak ada korelasinya sama sekali antara kata ta'arofu dalam islam dengan kata pacaran. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke III, 2002 hal. 807) Pacaran berasal dari kata Pacar artinya; kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Berpacaran adalah bercintaan, atau berkasih-kasihan (dengan sang pacar). Memacari adalah mengencani atau menjadikan dia sebagai pacar. Sementara kencan sendiri (lihat hal. 542) adalah berjanji untuk saling bertemu disuatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.

Kalau diperhatikan dengan jernih, bahwa kata berpacaran merupakan kata kerja yang sedang dilakukan artinya ada proses yang sedang berlangsung diantara keduanya. 

Nah, dilihat dari sudut pandang manapun ta'arofu dalam islam tidak sama dengan pacaran. Andai  ta'arofu tetap diartikan sebagai pacaran, hal ini jelas merupakan 'pemerkosaan' dari arti yang sebenarnya hanya untuk mencari sebuah pembenaran yang keliru.

Berpacaran lebih dekat kepada perbuatan zina yang dilarang. Dalam pandangan islam, zina tidak melulu dilakukan oleh kemaluan, tapi bisa mata ketika memandang, telinga ketika mendengar, mulut ketika berbicara, tangan ketika memegang (setidaknya dalam bersalaman) yang mengarah kepada syahwat. Ini tidak boleh dilakukan oleh seorang yang mengaku dirinya muslim. Bukan muhrimnya,.....bro..!!! BOHONG BESAR KALAU PACARAN TIDAK MELAKUKAN HAL -HAL TERSEBUT. Hehehehe........hal ini berdasar pada hasil survei yang saya lakukan terhadap 50 orang teman kerja. Hasilnya sangat mengejutkan, bahwa 99 % menurut pengakuan mereka, pacaran memang demikian adanya. Bahkan bisa lebih, buktinya data yang saya peroleh dari Komnas Perlindungan Anak menyebutkan, bahwa 64% pelajar SMP sudah tidak perawan lagi. Huh.....!!! Ini sih pacaran benar-benar kebablasan namanya. Awalnya sih, mungkin cuma saling tatap, saling pegang dan terus bisik-bisik.............
Sabda Nabi saw : "Wahai generasi muda, barangsiapa diantara kamu telah mampu berkeluarga, hendaklah ia menikah. Karena nikah dapat menundukan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu menikah, hendaklah ia berpuasa. Karena puasa dapat mengendalikanmu". (HR. Mutafaqun 'alaih, dari Ibnu Mas'ud ra)
Tuh, Nabi saw saja hanya menyuruh berpuasa (sunnah) kalau belum mampu untuk menikah, dan tidak menyuruh berpacaran. Pesan Nabi saw; "jika kalian sedang berduaan, maka yang ketiganya adalah setan". Oke,......bro...***


Sumber bacaan:
1. Al Qur'an dalam Tafsir Jalalain
2. Shohih Buhkori dan Muslim
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

 

Rabu, 20 Juli 2011

Tafsir Al Ikhlas

TAFSIR AL-IKHLAS
Oleh: Abu Gybran

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

1. "Qul huwallahu ahad" Artinya: Katakanlah , Dia-lah Allah yang Maha Esa. 

Ahad makna harfiahnya adalah Esa. Tidak berbilang, sebab jika Tuhan berbilang maka menjadi tidak sempurna kekuasaan-Nya, karena masing-masing  Tuhan akan berbagi kekuasaan. Surat ini meliputi dasar yang paling penting dari risalah Nabi Muhammad saw, yaitu mentauhidkan dan menyucikan-Nya. Diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa Nabi saw  telah menyatakan bahwa Surat Al Ikhlas ini maknanya sebanding dengan sepertiganya Al Qur'an.

Pada ayat ini Allah menyuruh Nabi-Nya untuk menjawab pertanyaan orang-orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya; Bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Esa, tidak bersusun dan tidak pula berbilang. Sebab jika Allah itu berbilang dalam susunan zat berarti bagian dari kumpulan itu memerlukan bagian yang lain, sedangkan Allah sama sekali tidak memerlukan suatu apapun. Tegasnya keesaan Allah itu meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada zat-Nya, Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada af'al-Nya.

(a) Maha Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian. (b) Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat mahlukpun yang dapat menyamai-Nya. (c) Maha Esa pada af'al-Nya berarti hanya Allah-lah yang membuat semua perbuatan sebagaimana firman-Nya:

"Sesungguhnya keadaanNya apa bila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya; jadilah, maka terjadilah ia" (QS. Ya Sin, 82)

2. "Allahush shomad" Artinya; Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Pada ayat ini Allah menambahkan penjelasan tentang sifat Tuhan Yang Maha Esa itu dengan Dia adalah Tuhan tempat meminta dan memohon bagi mahluk-Nya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. bahwa Ash-Shomad adalah yang sempurna keilmuan-Nya, sempurna kesantunan-Nya, sempurna keagungan-Nya, sempurna kekuasaan-Nya sampai akhir perkataan-Nya. (HR. Ath-Thobrony). Artinya bahwa Allah tidak membutuhkan bantuan mahluk lainnya karena Dia Maha Sempurna. Ash-Shomad juga berarti Dia yang menangani seluruh urusan mahluknya. Artinya seluruh mahluk sangat bergantung kepada Allah SWT.

3. "Lam yalid walam yuulad" Artinya; Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Maha Suci Dia dari mempunyai anak. Ayat ini pula merupakan sanggahan terhadap (1) dakwaan orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa para malaikat itu adalah anak perempuannya Allah (2) dakwaan orang-orang Nashrani yang mengatakan bahwa Isa as adalah anak laki-laki Allah (3) dakwaan orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa Uzair itu adalah anak Allah. Firman Allah:

"Tanyakanlah kepada mereka (orang-orang kafir mekkah), apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohonganya benar-benar mengataka; Allah beranak. Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta". (QS. As-Saffat, 149-152)

Dia tidak beranak dan tidak diperanakan. Dengan demikian artinya Dia tidak sama dengan mahluk lainnya. Dia berada tidak didahului oleh tidak ada. Maha suci Allah dari apa yang tersebut. Ibnu Abbas ra. berkata; "Dia tidak beranak sebagaimana Maryam melahirkan Isa as, dan tidak pula diperanakkan".

4. "Walam yakul-lahu kufuwan ahad". Artinya; Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.

Tidak ada yang setara dan sebanding dengan Dia dalam segala hal baik itu dalam zat, sifat dan perbuatan-Nya. ***


Nikah.....? Kenapa Tidak...!!!

Oleh: Abu Gybran

Nikah itu indah. Barangkali hanya kata inilah yang pas untuk mengomentari soal arti nikah. Berangkat dari omongan seorang teman yang mengatakan bahwa dirinya lebih nyaman untuk tidak beristri. Sebab menurutnya mempunyai istri itu banyak resikonya; harus ini dan harus itu. Lagi pula, lanjutnya, kalau nikah tujuannya cuma untuk pemenuhan seksual belaka, mendingan 'jajan' diluar sama saja.

Oleh karenanya kemudian saya tergerak untuk menulis soal nikah ini. Harapan saya, semoga tulisan yang sederhana ini mampu memberikan pencerahan khususnya bagi seorang muslim atau muslimat yang sudah berkemampuan baik lahir maupun batin, tapi hingga kini masih belum ada niatan untuk menikah. 

Pengertian
Menurut syare'at, nikah adalah melakukan suatu akad/perjanjian untuk mengikat diri antara laki-laki dengan wanita untuk menghalalkan hubungan keduanya dengan sukarela dan persetujuan kedua belah pihak dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang diridhoi Allah swt.
Firman Allah: ".......maka nikahilah perempuan-perempuan yang kamu sukai, dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu tidak dapat berlaku adil maka nikahilah seorang saja". (QS. An-Nisa, 3)
Dalam pandangan islam, hubungan suami dan istri bukan berlandaskan karena kewajiban, seperti misalnya, bakti istri kepada suami. Tapi apapun yang dilakukan sumi dan istri adalah karena keta'atan kepada Allah swt.

Hukum Nikah
Hukum asal nikah adalah mubah/boleh. Hukum mubah ini dapat berubah karena beberapa kondisi:

1. Sunnah (dianjurkan) ; jika orangnya sudah ingin menikah, mampu menikah serta mampu mengendalikan (nafsu) diri.

2. Wajib (diharuskan) ; jika orangnya sudah ingin menikah, mampu menikah dan ia khawatir berbuat zina.

3. Makruh (dibenci) ; jika orangnya sudah ingin menikah tetapi belum mampu untuk memberi nafkah.

4. Haram (dilarang) ; jika orang yang hendak menikah dengan niat ingin menyakiti pasangannya.

Hikmah Nikah
Nikah merupakan sunnah Rosulullah saw. Banyak hikmah yang terkandung didalamnya:

(a) menentramkan batin, pikiran jernih, semangat kerja tinggi, istiqomah serta menambah khusuk dalam beribadah.

(b) menjauhkan diri dari perbuatan maksiat serta memperluas tali silaturrahmi.

(c) saling menyempurnakan serta melahirkan generasi penerus.

Hikmah Bagi Yang Melaksanakannya

(a) menyelamatkan diri bari nafsu seksual (zina)

(b) sebagai tempat ketentraman jiwa, cinta kasih serta sayang.

(c) sebagai tempat pembinaan tanggung jawab dalam keluarga.

Hadits Nabi SAW Tentang Nikah
1. "Wahai generasi muda, barabgsiapa diantara kamu telah mampu berkeluarga, hendaklah ia menikah. karena nikah dapat menundukan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa dapat mengendalikanmu" (HR. Mutafaqun 'alaih, dari Abdullah Ibnu Mas'ud ra)
2. "Tetapi aku sholat, tidur, berpuasa, berbuka dan menikahi perempuan. Barang siapa yang membenci sunnahku, maka ia tidak termasuk umatku". (HR. Mutafaqun 'alaih dari Anas Ibnu Malik ra)
3. "Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang, sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga dihadapan para nabi pada hari qiyamat". (HR. Ahmad dari Anas Ibnu Malik ra)
4. Perempuan itu dinikah karena empat hal; yaitu hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. maka nikahilah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia". (HR. Mutafaqun 'alaih, dari Abu Huroiroh)
Penutup
Banyaknya fiman-firman Allah dalam Al Qur'an dan Hadits- Hadits Nabi saw, yang berkaitan dengan pernikahan, maka hal ini menandakan bahwa nikah memang merupakan salah satu kebutuhan hidup bagi manusia. Kenapa harus nikah?.........Nikah merupakan sarana agar yang tadinya diharamkan menjadi halal. Adanya syre'at nikah dalam islam, ini merupakan pembeda antara manusia dan binatang. Dengan menikah bukan hanya rizki yang akan ditambah tapi derajatnyapun manusia akan ditinggikan oleh Allah SWT. Nah,.......nikah? Kenapa tidak....!!! Saya saja yang sudah menikah malah ingin nikah lagi.....hehehehehe....***


Selasa, 19 Juli 2011

Cincin Pertunangan

HARAM MENGENAKAN CINCIN PERTUNANGAN
ATAU CINCIN KAWIN
Oleh: Abu Gybran

Pengertian
Cincin tunangan adalah ungkapan dari sebuah cincin yang diberikan kepada calon istri atau suami pada acara pertunangan. Pada dasarnya mengenakan cincin bukanlah sesuatu yang dilarang kecuali disertai i'tiqad atau keyakinan tertentu. Contohnya adalah seperti seseorang yang menuliskan namanya pada cincin yang kemudian diberikan pada tunangan wanitanya dan begitu pula sebaliknya. lalu keduanya beranggapan bahwa cincin yang mereka kenakan akan menimbulkan ikatan yang kuat pada keduanya. Nah, pada kondisi seperti ini cincin yang mereka kenakan menjadi haram. Karena adanya i'tiqad atau keyakin lain atas kebergantungan pada sesuatu yang tidak ada landasannya.

Demikian pula, lelaki pelamar tidak boleh memakaikan cincin kepada wanita yang dilamarnya oleh karena belum menjadi istrinya. Artinya wanita yang dilamarnya masih sebagai wanita ajnabiyyah (bukan mahrom) baginya. 

Laki-Laki Haram Mengenakan Emas
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa seorang muslim haram mengenakan emas dalam bentuk cincin atau bentuk perhiasan apapun. Hal ini berlandaskan kepada sabda Nabi saw sebagai berikut:

"Salah seorang kalian sengaja mengambil bara api dari neraka lalu meletakan ditangannya".

Maka bagi seorang muslim yang mengenakan cincin selain daripada emas, seperti perak ataupun logam lainnya sekalipun harganya mahal, hal ini dibolehkan. Sementara itu mengenakan cincin tunangan bukan merupakan adat kaum muslimin melainkan perbuatan orang-orang kafir. Lagi pula, mengenakan cincin tunangan seperti yang telah disinggung diatas, karena adanya i'tiqad atau keyakinan bahwa cincin tunangan dapat memperkokoh hubungan si pemakainya, maka hal ini sudah masuk keranah yang namanya syirik atau musyrik.

Maka,........
Maka tidak dibenarkan mengenakan cincin tunangan atau cincin kawin dengan alasan apapun, sebab;

1. Merupakan perbuatan taqlid (meng-ekor) kepada orang-orang yang tidak ada kebaikannya sedikitpun pada mereka (orang-orang kafir). Juga perkara ini bukan adat kaum muslimin.

2. Terlebih apa bila diiringi dengan i'tiqad atau keyakinan bahwa cincin tunangan atau cincin kawin dapat mempengaruhi hubungan para pemakainya, maka ini adalah syirik (Fatwa Mar'ah Al Muslimah hal, 476-477).

3. Cincin atau perhiasan apapun yang terbuat dari emas, haram dikenakan oleh muslim kecuali perhiasan selain emas. ***  





Senin, 18 Juli 2011

Bid'ah

TIDAK ADA YANG NAMANYA
BID'AH HASANAH
Oleh: Abu Gybran

Pengertian
Bid'ah menurut ad-Dien adalah mengadakan sesuatu tanpa ada contoh ataupun perintah dari Allah dan Rosulnya. Bid'ah berasal dari kata bida'. Seperti firman Allah berikut:

"Badiiu' as-samaawaati wal ardhi" 
Allah pencipta langit dan bumi (QS. Al Baqoroh, 117)
Ayat ini mempunyai pengertian; adalah Allah yang mengadakannya tanpa ada contoh sebelumnya.

Perbuatan bid'ah ada dua bagian
1. Perbuatan bid'ah dalam adat istiadat (kebiasaan) seperti adanya penemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk didalamnya hal-hal yang berkaitan dengan hajat kehidupan manusia didunia ini. Sebagaimana sabda Nabi saw: "Kamu lebih mengerti tentang urusan duniamu"

2. Perbuatan bid'ah dalam ad-dien (islam) maka hukumnya adalah haram. Karena perkara yang ada dalam agama ini tidak bisa dirubah-rubah; ditambah atau dikurangi. Nabi saw bersabda: "Barang siapa yang mengadakan hal baru didalam urusan kami ini yang bukan dari urusan tersebut, maka perbuatannya (amal) ditolak. Dalam riwayat yang lain Nabi saw bersabda: "Barang siapa yang berbuat suatu amalan yang bukan didasarkan pada urusan kami, maka amalannya ditolak".

Bid'ah ad- Dien terbagi dua macam
1. Bid'ah perkataan yang keluar dari keyakinan (bid'ah qouliyah itqodiyah) seperti ucapan orang Mu'tazilah atau firqoh-firqoh yang sesat akibat keyakinan-keyakinan mereka yang menyimpang dari ajaran pokok islam.

2. Bid'ah dalam ibadah seperti beribadah kepada Allah dengan apa yang tidak disyare'atkan oleh Allah dan Rosul-Nya yakni sebagai berikut:

(a) Bid'ah yang berhubungan dengan pokok-pokok ibadah; yaitu mengadakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam syare'at islam menambah atau mengurangi.  Termasuk merayakan hari kelahiran, tujuh bulan kehamilan, ulang tahun dll.

(b) Bid'ah yang terdapat pada sifat pelaksanaan ibadah seperti mebaca dzikir-dzikir sambil berjama'ah dengan suara yang sangat keras. Termasuk juga ibadah yang membebani diri hingga keluar dari batas-batas sunnah Rosulullah saw.

(c) Bid'ah yang bentuknya mengkhususkan suatu ibadah yang disyare'atkan tapi tidak dikhususkan oleh syare'at seperti mengkhususkan malam nisfu sya'ban dengan sholat qiyamullail dan puasa disiang harinya. "Mengkhususkannya yang salah".

Hukum
Segala bentuk bid'ah dalam ad-Dien, hukumnya adalah haram. Kita perhatikan sabda Nabi saw:

"Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru itu adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat". (HR. Abu Dawud dan Tumudzi, hadits hasan, shohih)

Dengan satu hadits ini saja kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa bid'ah itu hukumnya adalah haram. Kalau dikemudian hari ada orang yang mengatakan bahwa bid'ah itu ada yang hasanah atau sesuatu amalan baru tapi tidak merugikan Nabi saw jika dilaksanakan, hal ini jelas bertolak belakang dengan hadits Nabi saw; "Setiap bid'ah adalah sesat". ***