Minggu, 14 Agustus 2011

Puisi; Yang Dibiarkan

BELUM SAATNYA KIAMAT
Oleh: Abu Gybran
















Menguning daun-daun itu
sudah hampir seminggu
Ditinggalkan setuhan jemari basah para penari
Menghitam diselimuti jelaga
Cerobong pabrik
yang mengepung

Kemana jemari basah para penari pergi?
Musik keras tak lagi terdengar
Pantas saja penari tak lagi menari

Diam dalam hiruk-pikuk
keserakahan duniawi

Semua seperti tengah menuggu mati
Inikah kemarau itu?
Semoga tidak terulang kisah Nabi Yusuf
Kisah kematian sapi-sapi yang kurus
karena haus.

Ini hanya sepenggal kisah keserakahan
yang mematahkan jemari basah para penari
pembawa kendi-kendi penyejuk 
Keserakahan yang mematikan gelegar musik keras dan
mengusir embun pagi


Mengering mata air dan sungai
Menghitam jelaga
Mengkristal keserakahan
Makin tersengal napas, tipis
Mati berjama'ah

Hah.....!!!
Padahal belum saatnya kiamat-Mu
Pentas belum berakhir.

"Telah nampak kerusakkan
di darat dan di laut
akibat perbuatan tangan manusia itu sendiri......"
(Firman-Mu; Ar-Ruum, 41) ***


Tangerang, 14 Agustus 2011





Tidak ada komentar: