Kamis, 19 Maret 2015

Perempuan di Pesisir Selatan

Oleh: Abu Gybran



Teluk Penyu saat senja merangkak
Kilau cahaya yang merona memantul pada debur ombak
Ada perempuan muda berdiri mematung tak bergerak
di tepi pesisir selatan
Gejolak batin terdampar pada getir kehidupan
Telah lama mati rasa padahal saat itu kaki menginjak pasir basah
Mengharap berkah
Pada bulan suro batin mendesah melangitkan seribu doa
Duh, gusti. Di mana harus kuletakan tumpukkan dosa?

Kerlip lampu perahu nelayan kembali dari melaut
Sekeranjang ikan dibawa pulang
Tatapan nelayan tua menggetarkan jiwa, menyapa
Perempuan muda masih berdiri dalam remang cahaya

Kembali,
sang surya kembali keperaduan
Jiwa menangkap isyarat alam dalam putaran
Terang dan gelap bergantian
Naik dan turun perjalanan
Hitam dan putih kehidupan

Melarung dosa di laut tanpa batas
Meyakini bahwa ampunan-Nya juga tak terbatas
Jiwa yang kering meranggas
Tumbuh tunas ketentraman yang pernah terpangkas
Syahwat yang mengganas menggilas
akal sehat yang menjauhkan jarak
Aku yang tercampak

Perempuan muda tak lagi berdiri sendiri
Sebab angin laut, pasir basah, debur ombak dan malam yang syahdu
Melebur dalam jiwanya, ketenangan telah didapatkan
Senyap dalam pelukan Tuhan.

(Tangerang, 19 Maret 2015)      


Tidak ada komentar: