Kamis, 17 Mei 2012

Puisi Yang Terserak (6)

TIDAK SEHARUSNYA
Oleh: Abu Gybran

 











Aku kecewa
sebab tidak seharusnya kau berkata
aku telah berdusta
padahal berderet saksi mata
dari ujung timur sampai ujung barat, disana
Aku mencintaimu dengan sejuta cinta

Aku kecewa
sebab kau biarkan aku bersetubuh dengan rindu
bercengkrama dengan sepi yang membunuh
sendiri
tanpa kau peduli
Kau biarkan aku mati berdiri

(Tangerang, 31 Januari 2013)  


KAU
Oleh : Abu Gybran

Aku berkata padamu sekali lagi;
Bukan aku tak peduli terhadap ajakanmu
Bukan aku tak tertarik pada lekuk tubuhmu
Aku suka apa yang ada padamu
semuanya
Tapi, kau pun tahu; 
Tabir suci membatasi
yang tak mungkin kita lewati 
tanpa mengikuti apa yang telah terpatri
pada lembaran yang telah diimani
Belum kuat sayapku untuk membawamu
terbang
melayang
tanpa penghalang 
hingga kini
sampai saat ini
Kau tetap berada dibalik dinding harapan  
Kau telah ku kecewakan
maafkan

(Tangerang, 29 Januari 2013)  

HASRAT
Oleh: Abu Gybran

Menyusur jalan setapak
berjarak-jarak
Telah terlipat separuh waktu, tapi hasrat masih bergejolak
Aku yakin kau akan segera tampak
sebab jarak tinggal selempar tombak
Mendapatimu

Tersengal nafas sesak
terkadang limbung langkah berpijak
Bumi semakin menanjak
Onak berserak
menusuk telapak
mengoyak
Menguji batas-batas kesabaran tak beriak
Mendapatimu

Tinggal selempar tombak
Hamparan sajadah cinta terbentang
memanjang
Merebahkan segala hasrat
dihadapanmu
Sampai aku tak mampu lagi melapalkan abjad cinta

Untukmu
Persembahanku tak terukur jarak.

(Tangerang, 15 Juni 2011)

Tidak ada komentar: