Senin, 02 Juni 2014

Derit Nyanyian Ranjang Usang

Oleh: Abu Gybran

















Hujan gerimis belum usai saat aku menulis puisi ini
Menjelang senja tanpa matahari dan tanpa pelangi
hanya riuh angin meniup butiran hujan
menggoyang rimbun akasia yang basah
Aku merasakan semuanya
menyaksikan suasana haru, senyap tanpa kata-kata
Ada resah yang mendesah, lirih
Semua rasa, semua asa terperangkap dalam balutan kecewa
Dalam senyap yang menyekap
kau pergi tanpa jejak
Kiranya hujan telah menghapuskan semua jejak yang kau tinggalkan
tak menyisakan
Hanya wangi tubuhmu yang masih kukenali
yang melekat pada lipatan tilam ranjang usang
dimana kita pernah menidurinya
Kau tahu, ranjang itu kini tak pernah terdengar derit nyanyiannya lagi
dingin dan sepi
Aku membiarkannya
Aku hanya berani menatapnya. Di ranjang usang itu banyak menyimpan cerita kita

Melalui sunyi kiranya kau dapat menangkap pesanku;
Jika dengan meninggalkanku dapat membuat kau bahagia
maka lakukanlah
Aku akan tetap melangitkan doaku
untukmu..............

(Tangerang, 2 Juni 2014)

Tidak ada komentar: