Selasa, 23 Desember 2014

104 Perusahaan Mengajukan Penangguhan UMK 2015

Oleh: Abu Gybran

Serang, (22/12) 
Ribuan buruh dari Tangerang Raya kembali berdemo di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) dalam upaya mendesak revisi besaran UMK 2015. Dalam pantauan saya, demo buruh kali ini tidak diikuti oleh seluruh federasi serikat buruh yang ada di Provinsi Banten. Sehingga demo buruh kali ini terasa sedikit hambar dan tentu daya 'gedornya' kurang menghentak. Padahal jika saja demo ini dilakukan serentak oleh buruh yang ada di Banten, tentu perhatian pemerintah akan besar pula. Atau paling tidak akan menjadi perhatian serius dari pemerintah terkait utamanya adalah dari Plt. Gubernur Banten, Rano Karno.

Kepala Disnakertrans Provinsi Banten, Hudaya Latuconsina, mengatakan bahwa sudah ada 104 perusahaan yang tersebar di Provinsi Banten telah mengajukan penangguhan besaran UMK 2015. Dari 104 perusahaan di antaranya 53 perusahaan dari Kabupaten Tangerang, 33 dari Kota Tangerang, 12 perusahaan dari Kabupaten Serang, 5 perusahaan dari Kota Tangsel dan 1 perusahaan dari Kota Cilegon. Jumlah buruh yang bekerja di 104 perusahaan sebanyak 47.383 orang dan yang telah menyetujui penangguhan UMK 2015 sebanyak 38.937 buruh.

Sebagaimana kita ketahui syarat penangguhan UMK oleh perusahaan harus pula disetujui oleh buruh yang bekerja di dalamnya. Dalam hal ini tentu yang menandatangani persetujuan penangguhan adalah perwakilan buruh. Bandingkan 38.937 buruh telah menyetujui penangguhan UMK 2015 dengan hanya 1000-an buruh yang melakukan demo menuntut revisi besaran UMK 2015. Bukan hanya daya 'gedornya' yang berkurang tingkat respons pemerintah pastinya akan berkurang.

Saya berpikir bolak-balik, apa ya, sebanyak 38.937 buruh benar-benar menyetujui penangguhan UMK 2015? Atau hanya rekayasa pengusaha dengan beberapa buruh yang 'berselingkuh' dengan pengusaha dengan meng-atas-namakan perwakilan buruh?

Baik, sekarang kita abaikan dulu data penangguhan UMK 2015 yang telah masuk ke Disnakertrans Provinsi Banten. Sekarang kita kembali pada aksi yang tengah dilakukan oleh para pejuang buruh hari ini. ALTAR tidak ada matinya, gemanya tetap menyentak. "Kita upayakan revisi itu. Jangan sampai aksi kita kali ini pulang tanpa hasil. Bahkan jika aksi kita hari ini tanpa hasil sekalipun, harus ada tindak lanjut berikutnya kawan-kawan. Kita bukan piknik datang ke sini. Kita ini pejuang. Kita bukan pecundang," kata salah seorang orator di Mobil Komando.

Perhatikan kalimat terakhirnya, KITA BUKAN PECUNDANG. Ya, buruh bukan pecundang. Buruh bukan penitip nasib. Jika merasa buruh dan jika merasa hak upah belum menyentuh standar layak; KENAPA HARUS BERDIAM DIRI DIBALIK TEMBOK PABRIK?

(Kawan, saat saya menulis aksi ini, saat-saat kita mau bubar pulang). Pulang saya naik Angkot. Di perjalanan pulang itu waktu sudah merayapi senja. Sepanjang jalan dari Pakupatan hingga Cikande, sepanjang itu pula banyak pabrik-pabrik besar berjejer. Saya melihat banyak kawan-kawan kita keluar pabrik, pulang. Ya, kita sama-sama pulang, kawan........***

*Choki Shak Hidayat dan Papih Ocid , gambarnya saya pinjam....hehehehe..

Tidak ada komentar: