Rabu, 21 April 2010

Mitsuko di Hari Kartini


KARTINI KEKINIAN
Oleh: Abu Gybran

Pagi sekali, Mitsuko, anakku minta didandanin sama mamahnya. Baju kebaya warna hitam dengan bordiran bunga berwarna putih, nampak manis saat dia kenakan. Anakku yang satu ini memang paling suka ikut lomba, khususnya menari. Kali ini dia mengikuti lomba Gaya Busana Kartini di sekolahnya.

"Mamah, aku ingin seperti Kartini", katanya semangat.
"Ya, kamu harus seperti Kartini", mamahnya terus memberi semangat.

Dan aku, saat berangkat kerja, mengantarnya terlebih dahulu ke sekolah. Pikirku saat itu, anakku belum tahu, bagaimana RA. Kartini memerdekakan kaum perempuan dari ketertinggalan dari kaum laki-laki pada zamannya. Terbelenggu dan tidak dimulyakan. Aku berharap, semangat Kartini-lah yang semoga dapat merasuki jiwa anakku. "Habis gelap, terbitlah terang".

Dan untuk isteriku; "kau adalah Kartini-ku". Bukan sekadar pengakuan, tapi ini adalah murni penghormatanku untuk kaum perempuan, khususnya isteriku. Betapa tidak, sebuah karya besar bagi seorang isteri yang telah mampu menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis. Peran istrilah yang terbesar. Isteri merupakan garda terdepan dalam rumah tangga.

Semangat Emansipasi, adalah sebuah pembebasan, kebebasan berekpresi dan berkarya bagi perempuan. Pada puncaknya adalah kesejajaran dengan kaum laki-laki dengan tidak melampaui batasan-batasan ke 'wanitaan'-nya. Emansipasi bukan berarti kebebasan tanpa batas dengan melanggar norma-norma yang berlaku,khususnya norma agama (islam)

Emansipasi yang digaungkan Kartini merupakan pencapaian tertinggi agar kehidupan perempuan bermartabat, di mulyakan dan di hormati.


Kartini Kekinian
Kebebasan yang diusung oleh RA. Kartini merupakan 'pemberontakkan' batin seorang perempuan yang saat dimasanya melihat ketimpangan peran laki-laki yang mendominasi ketimbang peran perempuan. Merasa perempuan dikelas duakan, RA. Kartini berusaha mensetarakan mengangkat harkat dan martabat perempuan menjadi terhormat. 'Sungguh sangat besar cita-citanya bagi perempuan Indonesia'.

Sudah sejauh mana peran Kartini kekinian? Perlu survei dan pengkajian mendalam untuk mengetahui persoalan ini. Walau bangsa ini pernah dipimpin oleh presiden Megawati Soekarnoputri, seorang perempuan putri Bung Karno, presiden pertama RI, saya masih merasakan minimnya peran perempuan. Dalam pandangan sempit saya justru yang nampak adalah para Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang berduyun-duyun mencari kerja ke negeri jiran salah satunya adalah Malaysia.

Sri Mulyani yang kini menjabat Managing Director Bank Dunia, setidaknya dapat diharapkan mengangkat wajah bangsa ini tidak terlalu merunduk. Semoga Mitsuko Adila Kartini berikutnya. Amin.***

Tidak ada komentar: