Minggu, 28 Agustus 2011

Lebaran

Lebaran,
Dari Pasar Tumpah
Hingga Pos Ronda
Oleh: Abu Gybran

Lebaran 1432 Hijriyah kali ini, saya dan keluarga tidak pulkam (pulang kampung).  Tinggal dikomplek perumahan memang terasa berbeda jika menjelang lebaran, sepi. Menurut data di ke-RW-an 01 Taman Cikande, setidaknya 40% warga melakukan acara ritual tahunan ini.

Agar tidak jenuh dirumah, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisi liburan lebaran diantaranya adalah belanja untuk keperluan lebaran, bukan ke mall tapi ke pasar tumpah, Gembong. Sedangkan malam harinya 'ngerumpi' di pos ronda bareng warga lain, japung (jaga kampung).

Pasar Tumpah
Belanja kepasar, bukan hal yang baru bagi saya. Berbaur dengan pengunjung pasar yang rata-rata didominasi oleh ibu-ibu itu, merupakan hal yang mengasyikan, unik dan seru tentunya. Pasalnya, belanja di pasar tumpah harus pandai menawar, jika tidak, uang habis dan barang belanjaan dapatnya sedikit.


Pasar tradisional atau sering disebut pasar tumpah menjelang lebaran ini, selalu menjadi tumpuan bagi golongan masyarakat menengah kebawah. Letaknya tidak jauh dari jalan raya, sehingga sering kali menjadi biang kemacetan  terlebih mejelang lebaran karena padatnya kendaraan para pemudik.

Kebutuhan pokok untuk merayakan lebaran telah mendongkrak harga sembako 'melangit'. Harga daging mencapai Rp 95,000-100,000/kg-nya, ayam buras Rp 42,000/kg, telor ayam Rp 24,000/kg, ikan bandeng 23,000/kg dan hampir semuanya naik. Nampaknya cuma 'kolor' saja yang nggak pernah naik, turun terus......hehehehehe....

Ngeronda  

Japung (jaga kampung) atau ngeronda merupakan hal yang biasa dilakukan oleh warga yang tidak mudik lebaran. Menjaga lingkungan adalah budaya yang harus dijaga sebab  melalui kegiatan ini setidaknya memberikan kenyamanan bagi warga yang meninggalkan rumahnya. Walau cuma 'ngerumpi' di pos ronda yang sesekali memukul kentongan, setidaknya mampu memberikan suasana hidup. 

Dingin dan ngantuk, dua hambatan ini yang menghabiskan bergelas-gelas kopi panas agar mata terus melek.  Sambil ditingkahi bantingan kartu domino, bahkan ada juga yang hanya mainin hp-fb-an yang penting mata tetap melek, ngeronda ini akan berlangsung hingga dini hari.

Jam 03 dini hari, keliling membangunkan warga muslim untuk makan sahur sambil tidak lupa bawa kentongan atau apa saja yang bisa dipukul, yang penting bunyi. "Sahur,.....sahur.....sahur".

Rutinitas ngeronda ini akan terus berlangsung hingga warga yang pulang mudik kembali. Biasanya sih, satu minggu setelah lebaran. ***



Keterangan gambar:
  • Pasar tumpah, Gembong, Jl. Raya Serang km 32, Tangerang
  • Ngeronda Warga RT 07/01 Taman Cikande, Tangerang

Tidak ada komentar: