Selasa, 27 September 2011

CINTA DIMATA SEORANG SUFI

Oleh: Abu Gybran

"Katakanlah jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu cintai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan RasulNya dan jihad fisabilillah, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya". (QS. At-Taubah: 24)

Bicara soal cinta, siapa sih, yang tidak kenal dengan kata cinta? Saya meyakini, bahwa semua manusia di jagad raya ini mengenal kata cinta. Sebuah kata yang mudah untuk diucapkan. Tapi apakah setiap manusia dapat merasakan manis serta lezatnya cinta? Lantas arti yang sebenarnya dari cinta itu sendiri seperti apa dan bagian anggota badan mana yang mampu menghadirkan rasa cinta yang kemudian dapat dirasakan sehingga lidah dengan mudahnya mengucapkan bahwa cinta telah hadir?

Ragam Definisi Cinta
Beragam manusia, beragam pula soal corak, definisi dan tentunnya rasa. Sepanjang kehidupan ini tidak akan pernah kehabisan kata untuk menyoal cinta. Karena sesungguhnya dalam sejarah kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari persoalan cinta. 

Cinta adalah misteri, karena tidak seorang pun yang mampu menerangkan definisi cinta secara konkrit dan ilmiah, karena memang cinta bukanlah matematika. Cinta adalah sebuah kekuatan yang mampu meluluh-lantakan tembok pemisah sehingga bisa menyatukan manusia dengan yang lainnya. Juga sebaliknya, cinta adalah arak yang memabukkan. Kejahatan yang terjadi seringkali diakibatkan karena cinta yang membuta dan memabukkan. Cinta adalah panggung sandiwara, yang mempertontonkan segala adegan rupa, corak dan penampilan. Cinta adalah anugerah yang suci dan bersih laksana embun diwaktu pagi. Cinta adalah sikap dan cinta adalah cinta. 

Cinta Dimata Seorang Sufi
Cinta dimata seorang sufi merupakan dan lebih dikenal dengan istilah mahabbah. Kata mahabbah berasal dari kata hubb yang artinya adalah biji atau inti.  Sedangkan hubb terdiri dari dua suku kata, yakni ha dan ba. Artinya ha adalah ruh dan ba adalah badan atau jasad. Oleh karena hubb merupakan sebuah proses dari awal hingga akhir  dari sebuah keyakinan atau keber-agama-an.

Dalam beberapa sumber menyebutkan, khususnya dalam buku Love Of God (Jalaluddin Rahmad, 2000;17), bahwa kata Allah dalam bahasa Arab berasal dari kata walaha; walah, yalihu, ilahan.  Kata ilah yang kemudian ditambah alif-lam sebelumnya, maka ia menjadi Allah. Walaha artinya keserahan, kecintaan dan kerinduan seperti yang dirasakan oleh seorang ibu terhadap anaknya. Dalam perasaan rindu dan cinta akan melahirkan kegelisahan dan keresahan spiritual yakni kecintaan hati terhadap yang Maha Pemberi Cinta.

Dalam hal soal cinta, orang-orang sufi boleh dibilang paling terdepan dalam perkara ini. Kecintaan mereka terhadap kekasihnya merupakan perwujudan dari segenap  rasa penghambaan. Kekasihnya adalah Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Mereka gila cinta dengan segala cintanya, setiap detik, setiap waktu, bahkan disetiap denyut nadi. Cinta kepada Allah dengan mengalahkan cinta kepada yang lain, mampu menyibak segala tirani yang menghalangi pandangan antara pecinta dan yang dicinta. Sehingga melahirkan mukhasyafah (tersingkap segala rahasia) dan yang nampak adalah hanya Allah. Ya, cinta para sufi memang teramat mengharu-birukan kalbu.

"Aku mencintaiMu dengan sebuah cinta
Malam tak tidur siang membisu
Meratap tangis dimalam kelam" (syair Al-Janjay)

Begitulah cinta, tadinya saya ingin sekali terus menggali cintanya para sufi lebih dalam lagi sampai pada tingkatannya. Tapi saya harus batasi karena cinta tidak akan pernah kehabisan kata-kata. Sekali lagi, cinta adalah cinta. Dan cinta yang tertinggi bagi manusia adalah cintanya terhadap Allah dan Rasul-Nya. (QS. At-Taubah; 24) ***

Tidak ada komentar: