Selasa, 27 Maret 2012

Galau Itu Gaul..?

Oleh: Abu Gybran

Hampir tidak ada hari tanpa mengucapkan kata galau. Ini fenomena yang sedang membumi, bahkan ganasnya serangan kumbang tomcat yang menyerang beberapa daerah akhir-akhir ini masih lebih ganas serangan kata galau yang langsung membuat korbannya berubah perangainya. Bayangkan, seseorang yang tadinya ceria, kreatif, penuh gairah tiba-tiba berubah menjadi melankolis, cengeng seakan-akan orang yang paling menderita sedunia. Walau korbannya kebanyakkan anak-anak ABG, tapi tetap saja hampir tidak ada ruang bagi orang lain untuk tidak bersentuhan dengan perilaku yang mendadak galau ini. Ironisnya, galau yang sudah merasuki jiwa korbannya justru dijadikan standar keberhasilan bahwa 'galau itu gaul'. Aneh kan? Hehehehe.....benar-benar galau.

Apa sih, galau itu?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV halaman 407 disebutkan bahwa "Galau berarti Kacau (tentang pikiran)" Kegalauan; kacau tak karuan. Artinya secara konkrit galau itu adalah SAAT PIKIRAN SEDANG KACAU TAK KARUAN.

Nah, sekarang kita akan mencoba menelusuri sejauh mana kegalauan yang sudah merasuki hati dan pikiran serta perangai korbannya. Jangan-jangan anda dan mungkin juga saya sedang ikut-ikutan galau saat ini. Terus terang saat saya mau menulis soal ini, saya merasa khwatir; takut tidak menarik dan dijauhi pembaca. Apakah kekhawatiran saya ini juga termasuk bahwa saya sedang galau?

Galaunya ABG
Galaunya ABG bisa dikatakan sebagai trend. Bisa juga ada benarnya kalau gak galau itu gak gaul. Secara singkat sudah saya utarakan diatas, bahwa kacau atau tidak kacau pun pikiran mereka, kalau ada sesuatu sedikit saja yang mereka anggap tidak pas dengan kondisi mereka saat itu, maka mereka akan  meng-up date status pada jejaring sosial yang mereka miliki, bahwa mereka sedang mengalami kegalauan.

Contoh update status di facebook yang sering dijumpai: "Aku lagi galau nih, soalnya lagi ditinggal ibu ke pasar".Hehehehe.......soal ditinggal ibu ke pasar saja mereka bialng sedang galau, apa lagi kalau sedang putus pacaran, jangan tanya. Soalnya dari ujung rambut sampai ujung kaki pasti sedang galau. Pokonya seperti sudah tidak ada lagi harapan untuk hidup. Wih,....ini artinya makin galau makin gaul.

Galaunya rakyat kecil
Galaunya rakyat pasti beda dengan galaunya trend ABG. Saya sendiri kurang tahu apakah kondisi saat sekarang ini setelah pemerinta berencana hendak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per satu April mendatang termasuk yang membuat galau hati rakyat?














Tapi kalau kita lihat hampir diseluruh pelosok negeri rakyat ramai melakukan aksi penolakkan rencana kenaikkan harga BBM ini. Nah, kalau bukan sedang galau lantas apa? Akibat rencana pemerintah menaikkan harga BBM ini, maka harga-harga yang lain ikut latah naik. Bahkan harga sembako sudah lebih dulu naik meroket. Walau pemerintah berencana memberikan kompensasi berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rakyat kategori miskin, tetap saja hal ini menurut beberapa pengamat ekonomi alih-alih meringankan beban rakyat miskin malah menciptakan rakyat miskin baru. 

Makin galau hati rakyat, bukan malah gaul seperti galaunya ABG tapi makin menderita. Hah.....!!!

Galaunya pemerintah
Saya tidak perlu lagi muter-muter untuk mengatakan bahwa pemerintah negeri ini sedang galau berat menghadapi pengunjuk rasa di sejumlah daerah yang memprotes rencana kenaikkan harga BBM. Saking galaunya, presiden SBY mensinyalir bahwa rencana pemerintah tersebut dimanfaatkan oleh 'kelompok-kelompok aneh' yang ingin menjegalnya. Saya kurang tahu persis, apakah kelompok aneh yang dimaksud pak SBY itu juga termasuk 'kelompok galau?'

Jelasnya pemerintah saat ini sedang benar-benar galau. Saya melihatnya pemerintah sedang membolak-balikan telapak tangan untuk memilih antara ya dan tidak menaikkan harga BBM.

Galau terakhir
Galaunya ABG adalah trend kekinian dan ada masanya. Sementara galaunya masyarakat umum terkait dengan segala macam bentuk kebijakkan pemerintah yang tidak ramah terhadap mereka sebagai rakyat kecil, tentu harus disikapi dengan bijak oleh penguasa. Dan terakhir galaunya pemerintah sendiri, jika tidak ingin dikatakan 'kuper' dan tidak gaul dimata dunia, maka dipandang sangat penting untuk membuat suatu kebijakkan yang benar-benar pro rakyat. ***


Tidak ada komentar: