Sabtu, 22 Desember 2012

Surat Terbuka Untuk kawan-Kawan Buruh Yang Ter-PHK

PHK Bukan Akhir Segalanya
Oleh: Abu Gybran
















Kawan, kita tahu bahwa dunia ini seperti roda yang terus berputar. Dan kita saat ini barangkali sedang berada pada posisi dibawah. Saya banyak mendengar pada penghujung tahun ini, Desember 2012, banyak kawan-kawan buruh yang mengalami PHK. Jujur saja, saya merasa prihatin dengan kejadian ini. Tapi saya juga harus mengakui, inilah hidup kita sebagai buruh. Mau bilang apa ketika para pemilik modal menghentikan usahanya lantaran merasa jengah dengan sistem perburuhan yang mereka anggap tidak ramah lagi terhadap dunia usaha. 

Kita sudah berusaha memenuhi segala kewajiban kita sebagai buruh, walau seringkali hak-hak kita diabaikan. Kita sudah berjuang walau pada akhirnya kita mengalami keterpurukkan. Tapi setidaknya kita telah membuka mata dunia bahwa buruh di Indonesia masih ada dan solid.

Kawan, kehilangan pekerjaan sebagai buruh pabrik seyogyanya kita sikapi dengan bijak. Tidak perlu patah semangat. Sebab hidup harus terus berlanjut. Saya menyadari, mungkin kawan-kawan sering merasa bahwa setelah kita ter-PHK harus bekerja apa lagi. Resah sesaat itu biasa karena kita belum terbiasa dengan dunia baru yang bakal kita hadapi. Kita bingung karena merasa usia yang sudah tidak muda lagi. Kita seperti dibenturkan pada karang cadas, keras. Padahal tanpa kita sadari masih ada dunia yang lebih terang-benderang yang sedang menunggu kita. Asal kita mau, kita bisa hidup walau sudah tidak menjadi buruh pabrik lagi. Jadi kuncinya adalah kemauan untuk terus mengembangkan kemampuan diri. Usia yang sudah tidak muda lagi menurut ukuran pekerja pabrik jangan dijadikan halangan untuk meraih kemuliaan. 

Kawan, Bulan Desember dipenghujung tahun 2012, saya menyebutnya dengan Desember Kelabu karena banyak dikalangan kita yang kehilangan pekerjaan. Mungkin juga akan terus berlanjut di tahun 2013. Jadikan ini sebagai pelajaran. Beritahu kawan-kawan yang lain, jangan terlalu bergantung pada satu pekerjaan, sebab segala sesuatu ada akhirnya. Kita seringkali terjebak dengan satu pekerjaan yang kita geluti. Padahal pekerjaan kita sebagai buruh sangat bergantung pada si pemilik modal. Kita lupa, kita terlalu merasa nyaman ketika kita masih menjadi buruh. Kita baru sadar ketika kita kehilangan pekerjaan; lupa kalau usia sudah tidak memungkinkan lagi untuk menjadi buruh. Ya, kita memang seringkali lupa kalau suatu saat akan dan pasti mengalami PHK.

Kawan, jangan sesali apa yang sudah berlalu. Biar bagaimanapun kita telah ikut mewarnai dalam hiruk-pikuknya perburuhan di tanah air. Jangan sedih ketika kita dilupakan, sebab kita belum seberani pelaku sejarah seperti kawan Marsinah.

Kawan, sebelum senja menjelang, masih ada separuh jalan yang tersisa yang harus kita lewati. Walau sudah tidak menapaki jalan buruh lagi, yakinlah bahwa masih banyak jalan menuju kemuliaan diri. Kita telah ditempa sebagai buruh yang ulet, jadi buang jauh-jauh rasa putus asa yang membelenggu. Angggap saja kita telah menutup lembaran masa lalu dan tengah membuka lembaran baru. Lembaran terakhir yang akan membawa kita hingga dibatas senja. Penuh canda , penuh tawa, penuh bahagia. Semoga. Tetapa semangat, kawan.......!!!!   

Tidak ada komentar: