Kamis, 07 Maret 2013

Dua Puisi : Sehitam Cemani

Sehitam Cemani
Oleh: Abu Gybran













Tampangku putih, itu kata orang
sebab mereka tidak tahu borok luka di tubir jurang
hati
Hijab mengaburkan warna hitam penglihatan
Sebenarnya ini tipuan ala setan
Mata seringkali tertipu oleh penampilan
luar
Ini pengakuanku, perhatikan;
Aku memang sering dikalahkan, aku mengakui ini agar mereka diam
aku benci pujian
Aku katakan; aku tak seperti dugaan banyak orang
lurus tanpa tikungan
bersih tanpa kotoran
tegar tanpa ketakutan
jujur tanpa kebohongan

Dengarlah; aku bukan Nabi penyampai wahyu Tuhan
aku bukan para Wali pewaris Nabi

Hitam legam dosaku, sehitam cemani
air comberan masih lebih bersih dari air mukaku
Aku pendosa walau aku tak pernah berhenti untuk menjadi suci
seperti embun pagi
penyejuk jiwa-jiwa yang hampir mati

Aku hitam yang berusaha untuk menjadi putih
Aku kotor yang berusaha untuk menjadi bersih

(Tangerang, 07 Maret 2013)

Kebusukkan Tuan Penguasa
Oleh: Abu Gybran

Menyengat busuk borok menganga
penuhi segala ruang dan sudut gelisah
tatapan nyinyir penuh kebencian
sesak, memuntahkan sumpah serapah
Kami yang tertipu janji-janji sampah

Tuan penguasa;
Kau malah tersenyum
mengumbar wajah kemuliaan
kalimat santun diucapkan
padahal racun mematikan
Percuma saja kau sembunyikan
sebab lembaran hidupmu telah dipaparkan
ditelanjangi waktu tak terhindarkan
Busuk dan borokmu sudah berlebihan.

(Tangerang, 11 Maret 2013)

Tidak ada komentar: