Oleh: Abu Gybran
Pagi baru saja terbangun dari dekapan malam
Mengalun tembang rindu
yang kau titipkan
pada getar-getar sayap lebah
dalam keharuman bunga merekah
Pada getar-getar sayap lebah, aku menangkap gelisahmu
Betapa aku telah membunuh rindu: Rindu dalam balutan lembut kesetiaan
Aku telah banyak melewatkan isyarat yang telah kau titipkan
bukan hanya pada getar-getar sayap lebah,
nyanyian burung-burung manyar dan
desah daun-daun akasia disapu angin
Aku tak mampu lagi menghitung berapa rindumu yang menyendiri
Maafkan aku
Pagi baru saja terbangun dari pelukkan malam
Aku tak kan beranjak dalam peluk rindumu
Rindu kita.
(Tangerang, 15 Juli 2013)
Pagi baru saja terbangun dari dekapan malam
Mengalun tembang rindu
yang kau titipkan
pada getar-getar sayap lebah
dalam keharuman bunga merekah
Pada getar-getar sayap lebah, aku menangkap gelisahmu
Betapa aku telah membunuh rindu: Rindu dalam balutan lembut kesetiaan
Aku telah banyak melewatkan isyarat yang telah kau titipkan
bukan hanya pada getar-getar sayap lebah,
nyanyian burung-burung manyar dan
desah daun-daun akasia disapu angin
Aku tak mampu lagi menghitung berapa rindumu yang menyendiri
Maafkan aku
Pagi baru saja terbangun dari pelukkan malam
Aku tak kan beranjak dalam peluk rindumu
Rindu kita.
(Tangerang, 15 Juli 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar