Selasa, 22 April 2014

Waduk Jatiluhur

Oleh: Abu Gybran

Jam 3 sore, mendung menggantung di atas langit Purwakarta. Saya dan beserta rombongan setelah mengikuti ziarah kubur ke makam syekh Mohammad Yusuf dan Syekh Tb. Ahmad Bakri atau Mama Sempur, rehat sejenak di objek wisata Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Menikmati panorama indah bendungan yang begitu luas, terasa memanjakan mata. Dikelilingi gunung-gunung yang nampak samar karena mendung mulai menghitam, menambah panorama yang berbeda dari suasana yang biasanya.

Menurut beberapa sumber, Waduk Jatiluhur dibangun mulai tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis. Bedungan yang memiliki luas 8.300 ha ini memiliki berbagai macam fasilitas disamping penyedia air bersih dan persawahan di antaranya adalah fasilitas rekreasi, hotel dan bungalow dan lainnya.

Jam 3:30 sore, hujan turun dengan derasnya. Gunung-gunung di sekeliling bendungan sudah tak nampak lagi, terhalang hujan. Liukan pohon-pohon diterpa angin menghadirkan suasana dramatis. kami berteduh  berhimpitan karena tempat berteduh terasa sempit. Pakaian sedikit basah karena tampias air hujan, tapi untungnya ada penjual kopi. Ah, nikmatnya minum kopi dalam suasana dingin. 

Hujan belum juga mau berhenti, kami menunggu beberapa orang dari rombongan yang sebelum hujan turun naik perahu ke keramba ikan untuk beli oleh-oleh ikan dari nelayan setempat. Setibanya mereka di darat, pakaian mereka basah kuyup. Hujan belum juga berhenti, kami terpaksa berlari menuju bus untuk pulang karena waktu sudah sore.

Di bus dalam perjalanan pulang banyak cerita yang diucapkan, riuh terutama ibu-ibu seperti tidak ada habis-habisnya bercerita. Yang kasihan, mereka yang pakaiannya basah hehehehe......

  

Tidak ada komentar: