Rabu, 29 Oktober 2014

Perjalan Hidupku.

Oleh: Abu Gybran

Terjun bebas. Ya, terjun bebas. Dulu aku terkurung oleh tembok pabrik puluhan tahun. Terlalu lama memang, kalau saja tidak diingatkan oleh waktu, mungkin hingga kini aku masih terkurung. Tanpa disadari ada sebagian kebebasanku yang terenggut, terpasung dalam ketidak-pastian. Hidup dalam kekangan sebuah aturan yang kadang bertolak belakang dengan keinginan hati. Kebebasan yang dilumpuhkan. Walau pada sisi yang lain (aku merasa) penghasilan memang cukup sekalipun harus berakrobat mengaturnya agar cukup untuk kebutuhan satu bulan. Tapi selama menjadi buruh pabrik hampir saja aku tak dapat mengenali diriku sendiri. 

Oleh karenanya, aku tidak menyesal atau sedih ketika dipecat oleh pimpinan managemen pabrik walau tanpa alasan yang jelas. Aku menerimanya dengan lapang dada.

Kini aku hidup di luar tembok pabrik. Duh, ternyata dunia ini luas sekali. Aku bisa menyaksikan kapan matahari terbit dan tenggelam. Aku seperti berada ditempat lain, bukan di dunia yang selama ini aku kenal. Aku bisa pergi kemana aku suka. Aku bisa menulis puisi seharian tanpa takut diawasi manager pabrik. Aku merdeka dan merasakan hidup yang sesungguhnya.

Di luar tembok pabrik, aku telah menemukan jati diriku. Hidup yang sebenarnya hidup. (bersambung)

Tidak ada komentar: