Rabu, 29 Oktober 2014

Curhat Melalui Puisi

Oleh: Abu Gybran

















Pada siapa?
Mencurahkan isi hati yang sudah menyesaki ruang-ruang dada, tak tertampung
Keluh yang tak menemukan jalan keluar
Resah yang tak menemukan jalan ketenangan
Sendiri tak lagi sanggup menghindar dari kejaran bayang-bayang yang menyiksa
Waktu telah membenturkan diri dan menyeret pada tempat yang tak pernah disinggahi
Terasing di ruangan sepi

Pada hujan?
Hujan tak pernah memahami betapa selama ini aku selalu mengajaknya bicara
Sesaat, dia pergi dan hanya menyisakan tanah basah
Hujan tak pernah mendengar keluhku

Pada angin?
Angin hanya mengusap wajah resah, tapi tak membawanya pergi menjauh
Resah yang menebal menutupi aliran darah, ketenangan yang tersumbat
Angin membekukan resah dan mengeras

Pada siapa?
Pada-Mu, Tuhan
melalui puisi curahan hati kutulis berbaris-baris
Kadang terpenggal tak semuanya utuh. Terlempar hingga ujung garis
Aku sudah tak mampu lagi memilah kata-kata yang dapat mewakili keluh dan resah
Puisi yang sulit dimengerti, tapi ada jiwaku yang hidup di dalamnya
Aku sudah tak peduli, sebab raga pasti mati
Tapi tidak dengan puisi.

(Tangerang, 29 Oktober 2014) 


Tidak ada komentar: