Sabtu, 28 April 2012

BURUH DAN ANGKOT


Oleh: Abu Gybran
Saat berangkat dan pulang kerja, kendaraan Angkotlah yang selalu ditunggu masyarakat bawah, khususnya buruh pabrik Jika dibandingkan dengan fasilitas kendaraan yang diterima anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), jauhnya seperti langit dan bumi. Hehehe......sekadar ngebandingkan, lagi pula gak mungkin penghasilan buruh bisa sama dengan penghasilan anggota DPR yang ada itu jomplang.

Seperti halnya kemarin sore saat bubaran pabrik alias jam pulang, didepan Kawasan Industri Olex, Balaraja, Tangerang, buruh pabrik rebutan naik Angkot. Setiap harinya selalu begitu. Saya penasaran, kenapa mereka selalu rebutan saat naik Angkot, terlebih pada jam pulang? Dan hasil ngulik saya mengenai hal ini ternyata buruh pabrik yang didominasi oleh buruh perempuan itu, ternyata mereka sudah ditunggu oleh pekerjaan lain di rumah.

" Saya punya anak yang masih kecil di rumah yang saya titipkan ke tetangga sebelah kontrakkan. Saya juga harus masak untuk makan sore buat suami dan anak. Makanya setiap pulang kerja saya selalu terburu-buru untuk sampai rumah," ungkap Sumiyati, ibu satu anak yang saya temui saat menunggu Angkot.

Menurut pengakuan beberapa buruh saat saya tanya kenapa tidak mengeridit kendaraan sepeda motor saja seperti banyak buruh yang saya lihat setiap harinya? Katanya, kalau dipaksakan mereka juga mampu, tapi upah yang mereka terima jelas tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan yang lebih pokok.

"Saya tidak mau terlibat hutang, mas," ungkap Mulyono buruh pabrik garment. "Lebih baik naik Angkot setiap hari ketimbang punya hutang," lanjutnya.

Ada benarnya seperti yang diungkapkan Mulyono, kalau dihitung upah buruh yang hanya sebesar Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang berkisar Rp. 1,700,000 kalau harus dipotong untuk bayar kriditan sepeda motor sebesar Rp.600,000 selama tiga tahun, jelas kurangnya bagi buruh yang sudah berkeluarga.

Semestinya perusahaan, terlebih perusahaan padat karya, menyediakan fasilitas kendaraan antar jemput bagi buruhnya. Hanya saja masih sedikit perusahaan yang menyediakan fasilitas ini untuk buruhnya. Apalagi bagi buruh kontrak outsourcing yang jelas kurang tingkat kesejahteraannya. Angkot adalah kendaraan andalan buruh. Buruh dan Ankot adalah pasangan serasi....hehehehe..."Ayo, digeser,digeser.....tariiiik...!!!!" ***  

Tidak ada komentar: