Selasa, 11 Maret 2014

Susah Senang di Kampung Sendiri


Oleh: Abu Gybran

Setiap kita punya kebebasan untuk menentukan pilihan tempat tinggal dan tempat mencari nafkah. Namun dalam pandangan saya tentu lebih nyaman jika tempat tinggal dan tempat kerja letaknya tidak berjauhan atau bisa ditempuh dengan waktu singkat. Barangkali pandangan saya ini sangat bertolak belakang dengan para pengembara yang dengan berbagai alasan terpaksa harus meninggalkan kampung halaman. Sekali lagi setiap kita punya pilihan hidup.

Seperti pepatah; hujan emas di negeri orang masih lebih baik hujan batu di negeri sendiri. Kalau pengertiannya dipersempit, negeri menjadi daerah atau kampung, tentu lebih baik tinggal di kampung sendiri ketimbang tinggal di kampung orang dengan meninggalkan orang-orang yang di cintai dengan waktu lama. Jika alasannya untuk mencari menghidupan yang lebih baik yaitu pekerjaan, hal inipun tidak sepenuhnya dapat dibenarkan. Sebab lapangan pekerjaan sejatinya bisa diciptakan, bergantung sejauhmana kita berusaha untuk mendapatkannya.

Terjadinya lonjakan penduduk pada daerah-daerah industri atau perkotaan, disebabkan cara berpikir kita yang tidak mau rumit. Kita malas menggarap potensi yang sudah ada di daerah sendiri. Kita lebih suka memburu pekerjaan ke daerah lain yang dianggap mudah mendapat pekerjaan dengan iming-iming gaji yang lebih tinggi. Padahal kita telah meninggalkan keluarga yang justru tak ternilai oleh apapun. Kita lupa, bahwa keluarga tidak hanya butuh materi tapi juga butuh kasih dan sayang terutama anak-anak.

Saya ingin mengakhiri tulisan pendek ini dengan istilah; makan gak makan yang penting kumpul. Bagi saya keluarga adalah segala-galanya. Susah senang enakan tinggal di kampung sendiri. Asal mau terus berusaha, rejeki itu selalu ada tanpa harus mengembara jauh.***

Tidak ada komentar: