Rabu, 30 April 2014

Bagaimana Kabarmu.......?

Oleh: Abu Gybran

















Kekinian, mungkin kau berada di ruang dimensi lain
sebab aku tak mampu lagi melacak jejakmu. Raib seperti ditelan bumi. Lenyap dalam senyap
Banyak sekali kau meninggalkan guratan, torehan dan lukisan indah yang bergantung pada dinding hatiku yang merapuh. Percuma saja ribuan kata yang kulangitkan, harap tetap saja tiarap tak menemukan dimana kau berdiam. Kupikir kau sudah berada jauh, entahlah.......
Nyata sekali kebencianmu. Kau tak sedikitpun memberikan sela jeda untukku bicara.
Menyatakan betapa aku tanpamu adalah hampa

Aku sudah tak sempat menghitung berapa kali purnama tenggelam. Sebab kini aku sudah terbiasa dengan sepi. Bercanda dengan sepi. Bergumul dengan sunyi. Aku damai sendiri

Pada angin senja kadang kutitipkan salam; bagaimana kabarmu?
Maaf, aku tak sempat, bahkan tak bisa menangis saat kau pergi. Mungkin saja kau terlalu keras meninju jantungku saat itu.
Luluhlantak segala rasa hingga aku lupa bahwa kita benar-benar telah bercinta. Aku lupa bahwa kita pernah tinggal bersama pada dunia yang penuh warna.
Aku lupa sebab kau telah menghapusnya.

Pada angin malam kadang kutitipkan salam; bagaimana kabarmu?
Maaf, aku tak sempat lagi, bahkan tak mampu lagi memimpikanmu. Sudah ada mimpi lain, mimpiku sendiri
di tempat tidur, ranjang yang biasa kita tiduri.
Aku menikmati malam tanpa harus memukul-mukul bantal menyebut namamu
agar kau rindu
Aku sudah lupa kalau aku pernah merinduimu.

(Tangerang, 30 April 2014)   
    

Tidak ada komentar: