Jumat, 10 Oktober 2014

Kegaduhan Cinta

Oleh: Abu Gybran
















Riuh angin yang meriuh memanggil hujan
Nyalak halilintar penuhi undangan hujan yang memanggil
Gelegar yang menggemuruh menghancurkan segala kerapuhan
Penyesalan yang meluluhlantakan kesetiaan yang terpelanting di separuh jalan
Kegaduhan cinta, aku telah dikalahkan oleh waktu yang merenggut
Bersama angin, hujan dan halilintar
Kau biarkan aku terkapar
Ditikam sepi hati yang terbakar

Senja jatuh di pelukan malam, tertatih aku menapaki kelam
Menanggalkan semua kisah suram
Kegaduhan cinta, kisah suram kubiarkan tidur di atas tilam
Membiarkan, sebab waktu juga yang akan menenggelamkannya hingga karam

Ribuan kali aku menepis bayangmu, tak kupungkiri
Asa pernah kusampirkan pada indahnya lengkung senyummu

Menapaki sisa perjalanan, dalam kesendirian mengakrabi sepi yang sudah menjadi bagian
lembaran hidup. Menyatu dengan waktu
Menikmati tiap desah napas tanpa kesah
Aku sudah terbiasa membiarkan bayangmu yang kadang berkelebat, tanpa harus mengingatnya
Aku bisa
Aku sudah terbiasa
Waktu lalu telah banyak bicara padaku
Bersama sepi aku ingin kembali membangunkan mimpi yang mati suri
dari sepenggal malam, sisa waktu yang masih ada.

(Tangerang, 10 Oktober 2014)
  

Tidak ada komentar: