Selasa, 14 Oktober 2014

Seribu Janji Seribu Kata Dusta

Oleh: Abu Gybran

 















"Tanahku yang kucintai
engkau kuhargai"

( 1 )
Seribu janji dan seribu kata dusta mengiringi di belakangnya
laksana rangkaian doa yang terus diucapkan
Pada mereka yang menunggu mukjizat perubahan
Menyampirkan asa pada sosok yang mengenakan jubah keadilan

Dajal yang mengaku telah mendapat amanat dari Tuhan
Penipu yang telah mengaku bertemu dengan Rasul Kekasih Tuhan


Mereka yang berharap mukjizat perubahan, tidur lelap dalam mimpi yang tak berkesudahan
Mimpi-mimpi yang dibagikan, di sana
Di alam angan tanpa wujud, di negeri dongeng antah berantah

Janji dan kata dusta hanya didapati dalam lembaran-lembaran kitab setan
Penuhi rongga-rongga, mulut berliur bisa mematikan

Mereka, rakyat jelata melakukan ritual kematian dalam pesta lima tahunan
terjebak dalam pusaran dua kata; janji dan dusta. Penipu yang menyamar ratu keadilan
Menelan gunung, meminum lautan dan menyantap hamparan hutan
dalam gelimang penderitaan mereka yang tak berkesudahan
Mereka yang telah mengantarkan Dajal pada singgasana kekuasaan
Mengais-ngais muntahan
Sekadar menjaga agar napas tak terputus dalam kerangkeng kemiskinan

( 2 )
Wooooiiii.........!
Kalian bukan orang-orangan sawah yang kepanasan dan kedinginan
Kalian bukan budak-budak yang kehilangan kemerdekaan
Kalian bukan santapan yang terhidang di meja makan
Kalian bukan mesin-mesin produksi perusahaan
Kalian bukan wayang-wayang yang hanya bisa bergerak jika dimainkan 

Pewaris negeri ini adalah kalian
Sawah, gunung, hutan dan lautan adalah milik kalian
Bangun dan bangkitlah kalian

Dari mimpi panjang yang tak berkesudahan
Dari kerangkeng kemiskinan
Dari belenggu penipu yang memenjarakan
Dari Dajal yang merampas kemerdekaan

Bersatu kalian, merdeka dalam satu tujuan
Bunuh dan matikan ketidakadilan

( 3 )
Penipu dan Dajal tangannya terikat oleh janji dan kata dustanya sendiri
Ditikam keserakahan
Meninggalkan catatan merah darah dalam lembaran-lembaran kitab setan

( 4 )
Tanah kami
Ya, tanah aku dan kalian
Tanah dimana kita menabur kebaikan
Tanah syurga
Ya, disini. Di tanah yang kita pijak
Bukan di tanah negeri dongeng

(Tangerang, 14 Oktober 2014)

Tidak ada komentar: