Rabu, 21 Mei 2014

Pentas Sandiwara

Oleh: Abu Gybran
















Lengkung senyummu, kata rayumu dan seribu janjimu
Palsu....!!!
Bukti hanya seujung kuku
Kau bagikan mimpi indah pada mereka yang menunggu
Yang kau tipu
dan memang mereka telah tertipu
Tertipu wajah lugumu
(maaf, aku lebih suka menyebutnya wajah dungu)
Sejatinya kau tak mampu berbuat apa-apa untuk menjadi nomor satu
Di panggung sandiwara kau berkata-kata dalam sorotan lampu
jepretan lampu
Kerlip lampu-lampu yang menebarkan pesona
Tipudaya
Jutaan pasang mata tak berdaya
Kau semakin jaya
Di atas pentas panggung sandiwara

(Tangerang, 21 Mei 2014) 

Senin, 12 Mei 2014

Kemarilah......

Oleh: Abu Gybran















Untuk apa kau menunggu disana?
Mematung dalam kesendirian dikelilingi sepi yang menusuk
Sudahlah, untuk apa kau lakukan itu?
Mengiba pada rumput kering di kakimu, pada desir angin, pada mendung yang menggantung dan pada hujan yang mulai turun. Mereka tak peduli
Kau benar-benar sendiri. Melawan kecewa, melupakan lengkung senyum orang yang pernah singgah
Menyakitkan
Di tengah hujan yang menderas, basah tak membuatmu beranjak
Kiranya kedua kakimu sudah terkubur dalam kubangan kecewa. Sadarlah......
Aku yang lama menatapmu, mengulurkan harap agar kau menoleh kearahku
pada cahaya kecil dalam genggaman tanganku. Kerlipnya adalah isyarat bahwa aku peduli
Kemarilah.......
Duhai yang rana

Aku berkata padamu; lupakan yang telah melupakan
Masih ada tangga untuk menaiki lengkung pelangi yang penuh warna
Aku ada di sana pada ruang dan dimensi yang berbeda
Cinta yang sebenarnya.

( Tangerang, 12 Mei 2014 )

   

Jumat, 09 Mei 2014

Ketika Bumi Diguncangkan

Oleh: Abu Gybran













Wahai manusia......!
Buka telinga dan mata lebar-lebar
Bukankah telah sampai berita dari langit yang mendebar?
Lihat dan dengar;
Jika bumi telah diguncangkan dan matahari tak lagi di tempatnya beredar
terbit dari barat dan tenggelam di timur. Menunggu gelegar
Tak ada lagi tawa dan kelakar
Hanya menyisakan ketakutan yang terus menjalar, liar

Pintu-pintu taubat ditutup rapat
Tak ada lagi ampunan dari dosa-dosa yang berkarat
Penyesalan yang terlambat

Wahai manusia.......!
Saat-saat inikah yang kalian tunggu?
O.....kesombongan mana lagi yang hendak kalian pakai
Tidak! Kalian tidak akan mampu melewati walau hanya satu langkah
Bumi akan memuntahkan segala isinya
Laut menggelegak dan mendidih
Gunung dilemparkan dan matahari didekatkan
Kalian menangis
histeris
untuk apa?

Wahai manusia......!
Bukankah kalian sudah mendengar berita dari langit yang menggemparkan?
Sebelum bumi benar-benar diguncangkan
Selagi masih ada adzan dikumandangkan
Segeralah menuju ampunan
Sekarang, bukan besok apalagi tahun depan
Hilangkan kesombongan yang mengekang dan cuci dosa-dosa yang berkarat
dengan dzikir dan shalat

YAA AYATUHANNAFSUL MUTHMAINNAH IRJI'II ILAA ROBBIKI RODIYATMMARDIYYAH FADKHULII FII 'IBADII WADKHULII JANNATI

"Wahai jiwa yang tenang
kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas dan diridhoi,
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku
Dan masuklah kedalam syurga-KU"

( Tangerang, 9 Mei 2014 )

Rabu, 07 Mei 2014

Bunga dari Syurga

Oleh: Abu Gybran

Rapat tersembunyi di antara rimbun bunga-bunga mekar
malu-malu dalam balutan iman, syahdu dalam keyakinan
Sebab kecantikan tidak untuk semua orang, ini kataku mengira-ngira
Kebaikan kiranya dapat menggantikan yang tampak
fana, sesaat dan termakan masa. Barangkali ini pendapatmu (itu pun aku yang mengira-ngira)
menjaganya, sebab kecantikan adalah tanaman di taman
Indah dalam penjagaan
dari ribuan mata yang memandang penasaran
Rapat tak tersentuh tangan setan menjamah
Kau tetap cantik tanpa campurtangan setan

Kalau boleh aku mengatakan; kau adalah bunga dari syurga
Aku tahu kau merasa keberatan
sebab pujian seringkali menggelincirkan
Demi kamu, baiklah aku tarik kembali kata-kataku
Aku meyakini tanpa pujian pun kau tetap cantik dibalik ketersembunyian

Andai saja aku malaikat
Aku tak mungkin menyusun kata-kata karena kekaguman
karena aku ber-syahwat
dan selalu berkeinginan untuk mengatakan kata-kata dalam keindahan
merangkainya dalam kejujuran
Aku berani mengatakan bahwa kau adalah bunga terindah
bukan hanya aku yang mengagumimu, tapi juga bintang-bintang di langit.

(Tangerang, 7 Mei 2014)
   

Kamis, 01 Mei 2014

Presiden Sekalipun Butuh Peran Ketua RT

Oleh: Abu Gybran

Tidak banyak orang mau menjabat Ketua RT (Rukun Tetangga), alasan yang dikemukakannya pun beragam. Mulai dari bahwa menjadi Ketua RT itu hanya dapat capek saja, jabatan yang tidak menaikan prestise seseorang, pusing sebab tetangga harus dijamin kerukunannya dan seabrek-abrek alasan lainnya. Artinya sekian banyak jabatan di pemerintahan hanya Ketua RT yang nyaris tidak diminati.

Bagi saya menjadi Ketua RT merupakan tantangan hidup yang tidak ringan. Disamping tempat bagaimana  menjadi dewasa ketika dihadapkan pada persoalan tetangga yang menjadi tanggung jawab seorang RT. Menjaga kerukunan dan kenyamanan antar tetangga merupakan tugas utama bagi seorang RT. Bukankah ini tugas yang luar biasa? Walau sejatinya Ketua RT atau RW (Rukun Warga) adalah pembantu atau kepanjangan tangan Kepala Desa. 

Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2007 Bab. IV Pasal - 14 bahwa "RT/RW sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf (4) mempunyai tugas membantu pemerintah desa atau lurah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan."

Dalam pandangan saya bahwa lembaga ke-RT-an merupakan 'Kawah Candradimuka' atau tempat penggodokan bagi siapa saja yang ingin menjadi pemimpin lainnya, pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya.

Hanya ada di Indonesia
Saya bangga menjadi Ketua RT sebab hingga kini saya belum pernah mendengar di dunia ada negara lain yang memiliki tatanan pengelompokan masyarakat yang begitu detail hingga sampai tingkat RT. Takkan bisa kita bayangkan bagaimana jadinya tanpa peran serang RT.

Ketua RT adalah ujung tombak sebuah pemerintahan yang langsung bersinggungan dengan masyarakatnya. Betapa tidak, setiap seseorang berurusan dengan negara dan kependudukan, pak RT selalu hadir memberikan solusinya. Misalnya dalam sistem perbankan, pembuatan rekening baru selalu dan pasti bahkan menjadi keharusan mencantumkan alamat lengkap hingga RT/RW. Belum lagi pembuatan Surat Pindah, Surat Keterangan Miskin, Surat Pengantar dan surat-surat resmi lainnya yang harus ditandatangani pak RT. Tanpa peran Ketua RT jangan harap seseorang bahkan presiden sekalipun bisa mempunyai KTP, SIM, dan surat-surat penting lainnya tanpa tandatangan Ketua RT pada Surat Pengantar pertamanya.

Peran ketua RT itu penting adanya. ***