Sabtu, 29 November 2014

Diam Berarti Kalah

Oleh: Abu Gybran

Saya semakin yakin bahwa hidup ini tidak dirancang untuk menang. Oleh karenanya saya selalu berpendapat bahwa pribadi-pribadi yang baik adalah pribadi yang senantiasa terus bergerak dengan segala perubahan-perubahan yang dapat memposisikan diri pada sebuah kemenangan. Sebab berdiam diri tanpa melakukan apapun berarti kalah....!!!

Saya juga sependapat dengan orang-orang yang sering berpegang pada kata-kata bijak bahwa;"berhati-hatilah jika melangkah dan jangan sampai terperosok dua kali pada lubang sama." Tidak ada yang salah dengan kata-kata bijak ini. Tapi sayangnya kata-kata bijak ini seringkali diartikan apa adanya. Sehingga tidak sedikit orang yang banyak mengunakan pertimbangan-pertimbangan hingga pada yang tidak masuk akal sekalipun ketika hendak melakukan sebuah perubahan untuk dirinya. Artinya lebih banyak pertimbangannya ketimbang tindakkannya. Alasannya adalah takut salah dan takut masuk lubang dua kali. Padahal lebih baik salah karena melakukan perubahan daripada tidak pernah salah karena berdiam diri. Mengambil pelajaran ketika terjatuh agar tidak terjatuh dua kali sangat berbeda dengan berdiam diri karena takut salah. Menurut saya justru berdiam diri merupakan kesalahan yang sangat besar.

Dalam menyikapi hal ini, tentu tidak dibenarkan pula 'gegabah' mengenyampingkan risiko yang bakal terjadi. Pertimbangan atau perhitungan sebelum melangkah itu penting. Meminimalisir risiko kesalahan berbeda dengan ketakutan yang tidak beralasan, ketakutan yang membelenggu. Sebab setiap keputusan yang diambil pasti mengandung risiko. Pribadi yang baik pasti sudah siap dengan risiko apapun. Tidak menyesal apalagi putus asa. Yakinlah bahwa; "Orang yang benar itu bukan berarti orang yang tak pernah berbuat salah, tapi orang yang benar itu jika melakukan kesalahan, maka ia akan segera menutupinya dengan sebuah perubahan yang lebih baik." ***

Kamis, 27 November 2014

Usulan Gila Seorang Menteri Terhadap Kenaikan Upah Buruh

Oleh: Abu Gybran

Menyaksikan aksi buruh yang turun ke jalan pada beberapa hari terakhir ini, kiranya mengusik hati seorang menteri. Adalah Menteri Perindustrian, Saleh Husin, menilai perlu adanya perubahan dalam metode penetapan UMP guna meminimalisir gejolak penolakan dari buruh ketika penetapan UMP dilakukan.

Usulan perubahan yang dimaksud Memperin adalah perhitungan besaran UMP yang biasanya dilakukan tiap tahun menjadi lima tahun ke depan. Menurutnya hal ini akan memberikan kepastian baik bagi pengusaha maupun bagi buruh. Selain itu buruh juga jangan menuntut UMP terlalu berlebihan. Pak menteri pun mengusulkan agar kenaikan upah berdasarkan pada tingkat produktifitas masing-masing buruh.

Sejenak saya berpikir; apakah Menperin ini tahu soal buruh? Apakah dia tidak tahu bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok itu selalu naik tiap tahun bukan lima tahun sekali? Kalau bukan gila, saya kira usulan menteri ini teramat lebay. Saya ingin mengatakan pada pada Pak Menteri yang terhormat bahwa UMP atau UMK itu adalah standar dasar atau sebagai jaring pengaman dari upah layak buruh. Setelahnya untuk membedakan upah di antara buruh, tentu tingkat produktifitas buruh menjadi salah satu nilai tersendiri dalam membedakan besaran upah. Dan hal seperti ini biasanya sudah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ditiap perusahaan.

Sementara Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Hanif Dhakiri, terkesan melimpahkan persoalan tuntutan buruh ini pada Pemerintah Daerah. Menteri yang gemar blusukan ini malah kabur ketika buruh mendatangi Kantor Kemenakertrans.

Yang lebih menyakitkan lagi bagi buruh adalah usulan Gubernur DKI, Ahok, mengusulkan pada buruh yang menginginkan UMP 3 juta agar pindah saja dari DKI. Menurutnya UMP 2,7 juta sudah berdasarkan rumus perhitungan upah layak.  Gila......!!!

    

Selasa, 25 November 2014

Upah Layak 2015 Itu Rp. 3,200,000,-

Oleh: Abu Gybran
Balaraja (25/11). Demo kali adalah memblokir pintu gerbang jalan Tol Balaraja Barat. Ribuan buruh dari berbagai organisasi Serikat Buruh bergabung dalam aksi kali ini. Sebelumnya telah disampaikan permintaan maaf oleh salah seorang Korlap melalui pengeras suara di Mobil Komando kepada seluruh masyarakat utamanya masyarakat yang berada di sekitar Balaraja, bahwa buruh terpaksa melakukan penutupan jalan agar mendapat perhatian dari pemerintah terkait. Cara-cara santun sudah ditempuh dalam bernegoisasi mengenai tuntutan upah layak Rp. 3,2 juta. Tapi pemerintah, yakni Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen menganggap tuntutan buruh terlalu berlebihan. "Jika lebih dari Rp. 2,7 juta tidak bisa, berat untuk kalangan industrinya," katanya.

Semakin siang jumlah buruh terus bertambah. Luar biasa semangat mereka. Kenaikan harga BBM pun ikut disinggung oleh orator dalam orasinya yang meledak-ledak. Kenaikan harga BBM telah merampas dan menenggelamkan upah buruh. Tidak terkendalinya kenaikan harga sembako merupakan efek dari kenaikan BBM. Kebujakan pemerintahan baru Jokowi-JK yang dinilai oleh kalangan buruh tidak berpihak pada rakyat.
 
Pukul 11:00 buruh mulai bergerak ke arah titik kumpul berikutnya yakni di Lampu Merah Bojong, tepatnya jalan yang menuju ke pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang. Saya tidak bisa menggambarkan kemacetan panjang ini. Sepanjang Jalan Raya Serang antara Balaraja hingga Bojong macet total. Luar biasa jumlah buruh terus bertambah. Dalam pantauan saya, dimana saya melihat pabrik-pabrik di sepanjang jalan Raya Serang terutama di KM 22, pabrik diliburkan. 
 
Buruh terus bergerak menuju Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Bagi buruh upah layak tahun 2015 itu sebesar Rp. 3,200,000,- bukan Rp. 2, 710,000,- seperti yang sudah di tanda tangani oleh Bupati Tangerang. Revisi UMK 2015 yang dianggap telah melecehkan keberadaan buruh. Buruh akan terus melakukan aksi jika tuntutan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Aksi ribuan buruh ini berlangsung tertib dan aman. ***   




Senin, 24 November 2014

Tidak Semua Anak Yatim Berhak Mendapatkan Zakat

Oleh: Abu Gybran

Ketika pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-Taqwa Taman Cikande melalui Unit Pengelolaan Zakat (UPZ) memberikan santunan kepada 91 orang anak yatim pada tanggal 16 November 2014, pengurus DKM mendapatkan kritikan dari salah seorang tokoh masyarakat bahwa anak yatim itu tidak berhak untuk mendapatkan zakat. Artinya yang pengurus lakukan itu salah. Saya sebagai Ketua DKM bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut. Dan saya secara pribadi tidak anti terhadap kritik atau masukan jika hal tersebut untuk membangun atau kepentingan bersama.  

Dalam tulisan sederhana ini saya ingin meluruskan dan sekaligus menjawab kritikan tersebut diatas agar tidak terjadi fitnah.

Terbatasnya Golongan Penerima zakat

"Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk (1) orang-orang fakir, (2) orang-orang miskin, (3) amil zakat, (4) para mu'allaf yang dibujuk hatinya, (5) untuk memerdekakan budak, (6) orang-orang yang terlilit hutang, (7) untuk orang-orang di jalan Allah dan (8) untuk mreka yang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah;60)

Ayat tersebut dengan jelas menggunakan kata "Innamaa" yang memberikan makna hasher (pembatasan). Artinya ayat ini menunjukkan bahwa zakat hanya diberikan untuk delapan golongan tersebut dan tidak untuk yang lainnya.

Bagaimana dengan Anak Yatim?

Mari kita perhatikan keterangan para ulama mengenai keterangan ayat di atas. Yatim adalah orang yang ditinggal mati orangtuanya sebelum ia baligh (dewasa). Istilah dalam Al-Qur'an demikian dan hal itu sama dengan yatim-piatu.

Jika yatim termasuk dalam 8 golongan di atas, semisal ia fakir atau miskin, maka ia boleh atau berhak atas santunan zakat. Artinya tidak selamanya anak yatim berhak mendapatkan zakat. Kenapa? Karena anak yatim pun ada yang kaya atau berkecukupan dengan harta peninggalan orangtuanya. Bisa juga anak yatim diangkat oleh orang lain menjadi anak angkat di mana orangtua angkatnya hidup berkecukupan. Nah, anak yatim yang hidup berkecukupan ini jelas tidak berhak untuk mendapatkan zakat.

1. Imam Ibnu Utsaimin ditanya; apakah anak yatim berhak menerima zakat? Jawab beliau; "Anak yatim yang miskin berhak menerima zakat. Jika anda menyerahkan zakat anda kepada pengurus anak yatim miskin ini, maka zakat anda sah." (Majmu' Fatawa. 18/346)

2. Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, seoran Mufti dari Kerajaan Saudi Arabia di masa silam menerangkan bahwa; Jika yatim itu fakir atau miskin, maka ia bagian dari orang-orang yang berhak menerima zakat, sebab ia termasuk golongan fakir atau miskin. Namun jika ia ada yang menafkahinya dan hidup berkecukupan, maka ia sama sekali tidak berhak menerima zakat.

3. Kembali Imam Ibnu Utsaimin menerangkan bahwa; Wajib kita ketahui bahwa zakat sebenarnya bukanlah untuk anak yatim. Zakat itu disalurkan untuk fakir dan miskin dan golongan penerima zakat lainnya. Anak yatim bisa saja hidup kaya karena orangtuanya meninggalkan harta yang banyak untuknya. Ada pun sedekah, maka itu sah-sah saja diberikan pada yatim sekalipun ia hidup berkecukupan. (Majmu' Fatawa, 18/307)

Kegiatan Rutin Bulan Muharam

Adapun santunan yatim yang dilakukan rutin tiap bulan Muharam oleh pengurus DKM At-Taqwa Taman Cikande selama ini telah memenuhi persyaratan sebagaimana keterangan di atas. Sebab sebelum pembagian zakat kepada mereka yang yatim itu, pengurus terlebih dahulu mendata keberadaan yatim yang jelas-jelas memang termasuk yatim yang termasuk pada golongan fakir ataupun miskin.

Saya kira tulisan ini sudah cukup untuk meluruskan dan menerangkan kritik atau masukan di atas. Sekadar untuk diketahui dengan tidak bermaksud merendahkan, bahwa hampir seluruhnya kehidupan yatim yang berada di kampung-kampung sekeliling Taman Cikande, termasuk dalam kategori fakir atau miskin. Oleh karenanya mereka berhak mendapatkan zakat. Sekali lagi, bukan karena yatim-nya mereka mendapatkan zakat tapi karena mereka termasuk golongan fakir atau miskin sebagaimana yang telah diterangkan oleh firman Allah dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah; 60.  Wallahu a'lam bishshowab.***
  

Sabtu, 22 November 2014

Makan Bersama Setan

Oleh: Abu Gybran

"Apa bila ada orang yang masuk rumah, kemudian dia mengingat Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan mengatakan (kepada temannya) 'Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam'. Tapi apabila dia tidak mengingat Allah ketika masuk, maka setan akan mengatakan 'Kalian mendapatkan tempat menginap'. (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Barangkali hal yang saya tulis ini nampak sepele dalam pandangan kita. Atau barangkali memang benar kita menganggapnya sepele dan kita tidak pernah mempedulikannya. Bisa juga karena sebab lain; tidak tahu atau pura-pura lupa atau memang benar-benar lupa. Yakni soal mengucapkan 'basmallah' ketika hendak makan apapun. Begitu pentingkah? Ya, sebab jika makanan yang kita makan tidak diawali dengan ucapan do'a 'bismillah', setan telah ikut makan bersama kita dalam satu wadah. 

Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya setan akan ikut menyantap makanan yang tidak diawali dengan membaca bismillah sebelum makan." (HR. Muslim dan Ahmad)

Sebab Wurud Hadits

Hudzaifah bin Yaman ra. menceritakan; Apabila kami makan satu nampan bersama Nabi SAW, kami tidak berani mengambil makanan sebelum Nabi SAW yang mengawali mengambilnya. Suatu ketika kami makan satu nampan bersama Nabi SAW, tiba-tiba ada anak kecil 'nyeruduk' untuk mengambil makan, lalu Nabi SAW memegang tangannya. Kemudian datang lagi orang badui datang 'nyeruduk' untuk mengambil makanan, dan tangannya langsung dipegang oleh Nabi SAW. Lalu Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya setan akan ikut menyantap makanan yang tidak diawali dengan membaca bismillah sebelum makan. Setan datang dengan memanfaatkan anak kecil ini agar bisa ikut menyantap makanan, lalu aku memegang tangannya. Kemudian setan datang lagi dengan memanfaatkan orang badui agar bisa ikut menyantap makanan, lalu aku pegang tangannya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan setan itu sedang aku pegang bersamaan aku memegang tangan kedua orang ini." (HR. Ahmad dan Muslim)

Oleh karenanya Nabi SAW selalu mengajarkan anak kecil agar ketika makan, diawali dengan membaca bismillah. Artinya orangtua harus mengajarkan ini pula kepada anak-anaknya. Begitu pentingnya perkara ini sampai-sampai Nabi SAW mengajarkannya bukan hanya pada muslim yang sudah dewasa tapi juga pada anak-anak kecil.

Dari Umar bin Salamah, ia berkata: "Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Nabi SAW, tanganku selalu berseliweran di nampan saat makan, maka Nabi SAW bersabda:

"Wahai anakku, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada dihadapanmu." Selanjutnya seperti itu cara makanku setelah itu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Bagaimana Jika Lupa?

Saking pentingnya, jika kita lupa pun, Nabi SAW masih mengajarkan kepada kita agar membaca ini: "Bismillahi fii awwalahu wa akhirohu." (dengan nama Allah di awal dan di akhir) (HR. Ibnu Hiban)

Dengan demikian kita seperti makan dari awal lagi, dan setan terhalang untuk ikut makan bersama kita, dimana sebelumnya setan telah mendapatkan bagian dari makanan tersebut.

Betapa pentingnya bacaan bismillah sebelum makan ini. Sebab ia adalah senjata yang paling ampuh untuk mengusir setan. Tidak selayaknya bagi kita untuk melalaikan perintah Nabi SAW ini. Jika kita pernah melalaikan perkara ini, maka mulailah dari sekarang untuk selalu mengucapkan bismillah ketika hendak makan apapun makanan itu jika kita tidak ingin makan bersama setan.

Buang jauh-jauh kebiasaan buruk, yakni mem-photo makanan terlebih dahulu yang hendak disantap kemudian memamerkannya di media sosial ketimbang membaca 'bismillah'..........***

Kamis, 20 November 2014

Wayang

Oleh: Abu Gybran




















Wayang, wayang, wayang dimainkan
Wayang, wayang, wayang dipentaskan
Wayang adalah bayang-bayang
Wayang adalah potret kehidupan yang dibatasi waktu tayang
Wayang berbeda dengan wayang-wayangan

Kita adalah wayang hidup berbeda dengan wayang-wayangan yang mati rasa
Rakyat adalah wayang
Pemimpin adalah dalang juga sejatinya adalah wayang
tunduk pada lakon yang telah ditentukan
Taqdir
Digerakkan dalang yang Maha Pengasih dan juga Maha Penyayang

Wayang, wayang, wayang dimainkan
Rakyat bergerak mengikuti irama ketukan dalang
dalam damai kesejahteraan
Pemimpin kaya dengan rasa, tidak menempatkan rakyat dalam kotak kayu kusam
seperti wayang-wayangan

Rakyat dan pemimpin adalah wayang orang
Dunia adalah panggung pentas kehidupan
Perannya yang berbeda
Yang tertindas karena lemah
Yang tertawa karena berkuasa
Berputar dan bertukar
Berhenti pada batas tayang, mati

Wayang, wayang, wayang tak lagi dimainkan
akhir pagelaran
Tutup lawang sigotaka

(Tangerang, 20 November 2014)


Rabu, 12 November 2014

Kopiku yang Hilang

Oleh: Pitaloka Albaca Dabra















Andai kamu masih ada disini
duduk manis di ruang tamu
seraya menatap taman
Ada satu bunga dengan tujuh warna
Namun kemarin...............
Musim semi seketika berganti
Memaksa rona memilih warna
Saat merah mauku, justru biru katamu
Kopiku yang hilang
Hitammu tak kufahami
Pada ampas kopi yang tak dapat kutuang
Hingga gula pun tak terasa lagi

Kopiku yang hilang
Endapan pahitmu menyisakan sepi.

(Tenggamus 19 Mei 2914)

Selasa, 11 November 2014

Sehangat Nasi Goreng dan Segelas Teh Manis

Oleh: Abu Gybran

Ketika orang-orang sibuk mendefinisikan arti pahlawan dalam kekinian pada peringatan hari pahlawan 10 November, aku justru mengartikan bahwa pahlawan saat ini adalah istriku. Betapa tidak, sehebat apa pun seorang suami pasti ada peran istri di belakangnya. Kedengarannya mungkin terasa lebay. Tapi aku mengatakan ini sesungguhnya dan bukan pura-pura apa lagi upaya pencitraan agar disebut suami setia.

Seperti halnya pagi ini, di meja makan sudah tersedia sepiring nasi goreng dan segelas teh manis. "Sebelum berangkat kerja sarapan dulu, pak." Katanya dibarengi dengan lengkung senyumnya yang khas dan tak pernah berubah. "Terima kasih (sayang)," jawabku singakat. Aku sengaja tidak menjaharkan kata sayang, aku hanya mengatakannya dalam hati. Menyembunyikan dan menyimpannya sebab menurutku, kata sayang tidak mesti selalu diungkapkan melalui ucapan. Rasa sayang akan lebih mempunyai makna jika diungkapkan melalui laku bahwa aku mencintainya hingga sampai di batas senja. Insya Allah.

Nasi goreng dan segelas teh manis, potret dari kesederhanaan rumah tanggaku. Sungguh terasa nikmat, sebab aku tahu istriku menyajikannya dengan segala ketulusan cinta. Aku dan istriku telah sepakat dan meyakini bahwa kebahagiaan itu bukan terletak pada seberapa besar harta yang dimiliki, tapi seberapa banyak yang bisa dinikmati. Selalu berusaha sabar itu kuncinya.

Istriku adalah pahlawanku. Barangkali kata-kata ini pun akan terasa lebay ditelinganya. Aku memang tak pandai memuji istriku dengan kata-kata. Aku justru menjadi pemalu, tidak seperti sebelum aku mendapatkannya dulu. Kreatifitasku mendadak hilang dalam menyusun kata-kata. Jangankan bersyair menyusun beberapa kalimat saja untuk mengungkapkan rasa sayang, aku sudah tak mampu. Syukurnya kehangatan bersamanya tidak pernah berubah. Tetap hangat seperti nasi goreng dan segelas teh manis buatannya. ***

Sabtu, 08 November 2014

Tidak Apa-Apa Tatoan yang Penting Bisa Bekerja

Oleh: Wagimin Rock

Jika Dunia yang Selalu Menjadi Ukuran

Menarik, itulah kalimat pertama yang meluncur dari lisan saya setelah menyaksikan dan mendengar ulasan Ustazd Felix tentang bagaimana manusia harus memilih pemimpin atau tokoh yang terbaik di antara orang-orang yang terburuk. Manusia, utamanya adalah muslim sudah kehilangan idealisme dan mulai melemah dan 'menoleransi' keburukan seorang pemimpin atau tokoh yang berakhlak buruk. Agar tidak nampak salah kerena terlanjur sudah memilih, maka yang terjadi adalah para pemilih mulai menoleransi keburukan tokohnya demi dan atas nama "the greater good," asal kerjanya bagus. Sebuah pembenaran yang dipaksakan dan keliru. 

Begitulah sebuah pragmatisme yang telah merenggut idealisme. Dan parahnya hal ini terjadi ketika umat Islam tengah berusaha untuk bangkit, untuk menjadi khalifah yang mengatur dunia ini dengan aturan yang syar'i. Bayangkan saja, jika umat manusia dalam kekinian sudah berani menoleransi keburukan, bagaimana nanti dengan generasi yang akan datang? Bagaimana nanti cara mereka berpikir?

Jika kita mewariskan kelemahan kita menoleransi akhlak dan prilaku yang buruk menjadi sebuah pembenaran, barangkali ini yang bakal terjadi pada generasi mendatang: mereka akan dengan entengnya mengatakan "Tidak apa-apa tatoan juga yang penting bisa bekerja. Tidak apa-apa kafir dan tidak shalat yang penting amanah. Tidak apa-apa riba yang penting manfaat." 

Sungguh hal tersebut merupakan sebuah pemikiran sesat sama sesatnya dengan orang yang berpikir: "Daripada berkerudung tapi judes. Daripada muslim tapi korup." Nah, kalau sudah begini kita tidak bisa berpikir ideal dan syar'i. Artinya kita sudah tidak bisa lagi menilai kebaikan atau keburukan berdasarkan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Kita sudah tak peduli lagi dengan Al Qur'an dan Al Hadits. Bahkan dengan sombongnya manusia kerap kali melontarkan pertanyaan yang juga menyesatkan: "Mending mana, berkerudung tapi judes atau buka aurat tapi baik?"

Untuk diketahui kalimat-kalimat atau pertanyaan seperti di atas, bila terucap tidak akan membawa kepada ketaatan kepada Allah sedikitpun. "Tidak apa-apa tatoan, merokok, yang penting bisa kerja." Bagaimana bila besok anak-anak kita yang berkata demikian? Nauzdubillah.........

Ini tentang contoh teladan, figur, imitative learning yang tanpa sadar akan dibawa oleh generasi muda. Dimana esok akan membawa dan menyeret mereka semakin jauh dari Islam saat dunia yang selalu dijadikan ukuran keberhasilan dan kesuksesan. Maka jika demikian halnya, kehidupan akhirat sebagai tempat tujuan akhir yang kekal dan abadi tidak akan pernah didapat. 

"Dan akhirat itu (dibandingkan dunia) lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al A'laa: 17).

Sebagai catatan penutup, ada baiknya kita mengukur diri dengan akhirat yakni selalu dan berusaha mendahulukan urusan akhirat sebelum dunia, sebab jika kita istiqomah dengan segala urusan akhirat, maka dunia akan mengikuti dengan sendirinya. Ibarat menanam padi, rumput pasti akan ikut tumbuh bersamanya. Kita perlu mendidik diri kita untuk tetap syar'i dan idealis. Serta mampu mencontohkan diri bisa berkarya tapi juga berahlak mulia. Bukankah Rasul SAW diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak yang mulia? Dan manusia yang terbaik adalah manusia yang baik pula akhlaknya.***  

Jumat, 07 November 2014

Upah Buruh Jawa Tengah Paling Rendah

Oleh: Abu Gybran

Pengusaha mengancam akan merelokasi pabriknya ke daerah lain, utamanya adalah Jawa Tengah dari Jabodetabek. Hal ini dilakukan jika buruh terlalu banyak menuntut soal kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK/K) Rp. 3 hingga 3,75 juta/bulan termasuk tuntutan revisi jumlah Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

Menurut Asrial Chaniago dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), relokasi pabrik adalah cara agar perusahaan tidak colaps. Perusahaan padat karya seperti pabrik garmen dan sepatu paling banyak terkena dampak kenaikan UMP. Daerah Jawa Tengah merupakan salah satu tujuan pengusaha untuk merelokasi pabriknya. Alasannya adalah karena pengusaha menganggap upah buruh di Jawa Tengah Masih tergolong rendah.

Benarkah Karena Tuntutan Upah 
Perusahaan Menjadi Kolaps?
Saya sebagai mantan buruh pabrik yang telah menghabiskan separuh hidup di pabrik, tentu tidak mempercayai kolaps-nya perusahaan itu karena tuntutan kenaikan upah buruh. Banyak sebab yang membuat perusahaan menjadi berhenti beroperasi. Yang paling nyata adalah pungutan liar dari instansi pemerintah terkait. Mulai dari istilah uang keamanan untuk aparat keamanan hingga uang pelicin lainnya. Mengurus segala macam perijinan, jika ingin lancar perusahaan terpaksa mengeluarkan uang yang tidak sedikit. 

Bahkan untuk pengurusan barang-barang eksport dan import di bea dan cukai, mulai dari sewa gudang hingga pengurusan surat-suratnya, harus mengeluarkan uang. Terlebih jika di pabrik ada Kawasan Berikatnya, sejumlah petugas bea dan cukai yang berkantor di perusahaan itu sudah dipastikan mendapatkan gaji tambahan dari perusahaan yang bersangkutan.

Nah, biaya-biaya siluman itulah penyebab utamanya. Jika saja perusahaan berani untuk tidak mengeluarkan uang-uang siluman itu dan mengalihkannya untuk kesejahteraan buruhnya, tentu akan lain ceritanya. Istilah bahwa buruh adalah mitra perusahaan akan menjadi ril adanya. 

Saya berkesimpulan bahwa kenaikan upah buruh bukan penyebab perusahaan menjadi kolaps dan untuk bertahan perusahaan harus merelokasi pabriknya ke daerah Jawa Tengah. Kalau pun benar, tentu tidak 100% kebenarannya. Para pengusaha itu lupa, kalau Jawa Tengah juga masih Indonesia dan di sana banyak buruh yang berani bersuara lantang menolak upah murah. Buruh yang ingin hidupnya sejahtera tidak takut kehilangan pekerjaan. 

Untuk kawan-kawan di Jawa Tengah, terus bergerak. Tolak upah murah. Kalian adalah buruh, kalian adalah pekerja bukan budak dan bukan mesin produksi. Kita buruh berhak atas pekerjaan dan upah yang layak. ***

Kamis, 06 November 2014

Rindu dan Sula yang Membunuh

Oleh: Abu Gybran

















18 November, lekat dalam ingatan
Dekat, sangat dekat. Bahkan seakan tanpa jarak
Di otakku yang sudah tak waras
Tidak ada tanggal dan bulan lain, semuanya 18 November
Sudah terpatri. Akan selalu menjadi rindu
Rindu disetiap waktu.
Menjadi sula tajam yang membunuh, rindu yang merenggut
Mengoyak-ngoyak ketidakmampuanku, mengingat hari yang lain
Ketiadaan dirimu telah merubah jalan yang semestinya kita lalui
Aku berada pada jalan yang tidak aku sukai
Jalan sunyi yang di kiri dan kanannya adalah pagar sepi

Jalan sunyi yang kulewati dipenuhi rindu yang kutinggalkan di belakang
Setiap langkah adalah rindu yang kujatuhkan
Berharap segera habis
Sebab mustahil aku bisa menjamah dirimu di ketinggian mimpimu
dan mimpi orang yang tak kukenal
Aku hanya memiliki rindu yang tersisa
Rindu bermata sula tajam dan membunuh
jiwa yang merapuh

18 November
Otakku sudah tak waras

(Tangerang, 06 Nopember 2014) 

Rabu, 05 November 2014

Hasad

Oleh: Abu Gybran

Hasad artinya dengki, yaitu sikap hati yang tidak senang terhadap orang lain yang mendapatkan nikmat. Orang yang mempunyai sifat dengki selalu menginginkan nikmat yang diperoleh oleh orang lain hilang. Baik itu nikmat berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan atau kedudukan dengan harapan agar dia mendapatkan nikmat tersebut.

Hasad ini merupakan sifat yang sangat tercela dan termasuk Suul Khuluq yakni perangai buruk yang dilarang karena dapat menimbulkan sifat permusuhan, kebencian dan putusnya hubungan silaturahmi. Allah SWT berfirman:

"Adakah mereka iri hati (hasad) Kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia itu?" (QS. An-Nisa: 54)

Ayat ini menjelaskan tentang kedengkian orang-orang Yahudi terhadap kenabian Muhammad SAW yang dikaruniakan Allah kepadanya dan bukan kepada orang-orang Bani Israil. Dari sifat hasad inilah mereka mengambil sifat permusuhan hingga saat ini. Bahkan akan selalu dan terus membuat rencana-rencana jahat untuk menghalangi orang-orang agar tidak mempercayai dan beriman kepada Rosululloh SAW. Mereka terus dan tanpa henti mengumbar fitnah terhadap Islam. Karena sifat hasadnya itu menjadi penghalang mereka untuk beriman kepada kebenaran yang telah diturunkan oleh Allah.

"Janganlah kamu saling membenci, saling dengki, jangan saling berpaling dan jangan saling memutuskan hubungan, tetapi jadilah hamba Allah yang bersaudara. Maka tidak halal bagi seorang muslim memboikot saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Bukhori-Muslim)

"Hindarilah sifat dengki itu, maka sesugguhnya sifat dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar atau rumput." (HR. Abu Dawud)

Watak Munafik
Hasad adalah watak orang munafik yang senang bila melihat orang mukmin mendapat bencana dan akan merasa sedih dan jengkel apa bila melihat orang-orang yang beriman mendapatkan kenikmatan. Sejatinya orang-orang yang terjangkiti penyakit hasad ini adalah pengecut. Mereka akan terus mengumbar fitnah hingga kenikmatan yang diperoleh orang-orang beriman itu benar-benar hilang. Allah SWT berfirman:

"Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka gembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak akan mendatangkan kemudhorotan bagimu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. Ali Imran: 120)

Begitu besar bahayanya dampak dari sifat hasad ini sehingga Allah melarang dan memerintahkan agar kita semua menjauhi sifat ini sejauh-jauhnya.

*Sumber bacaan: 
Terapi Terhadap 15 Macam Penyakit Hati
(KH. Abul Hidayat Saerodjie)  
  

Senin, 03 November 2014

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim

Oleh: Abu Gybran
Pada hari Asyura banyak kaum muslimin menjadikannya sebagai Lebaran Yatim. Artinya di hari itu kita dianjurkan untuk berbagi dengan anak yatim. Kita pun sudah tahu bahwa keutamaan menyantuni anak yatim dan itu berlansung setiap waktu. Sebab ini adalah perintah Allah dan Rosul-Nya. Jadi tidak hanya dikhususkan pada moment tertentu saja dalam setahun sekali. Kita menyadari bahwa anak yatim hidup bukan hanya pada hari Asyura saja. 

Rosululloh SAW bersabda: 

1. "Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod; 131, Shahih)

2. "Kedudukkanku dan orang yang mengasuh anak yatim di syurga seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini." (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod; 133, shahih)

3. "Kedudukkanku dan orang yang menanggung anak yatim di syurga bagaikan ini," (Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya). (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod; 135, shahih)

Itulah beberapa hadits yang disebutkan oleh Imam Bukhori dalam kitab beliau Adabul Mufrod.

Lebaran Anak Yatim

Mengkhususkan waktu untuk menyantuni anak yatim harus dibarengi dengan dalil yang shahih. Karena kita diperintahkan menyantuni dan membahagiakan anak yatim setiap saat bukan hanya pada moment tertentu. Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa menurutnya ketiga hadits di atas, Rosululloh SAW menetapkan amalan dengan maksud umum dan mutlak, maka itu tidak menunjukkan mesti dikhususkan dengan cara dan aturan tertentu. (Majmu' Al Fatawa,20:196)

Adapun dalil yang membicarakan masalah Lebaran Anak Yatim pada hari Asyuro adalah sebagai berikut; Rosululloh SAW bersabda: "Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim di hari Asyuro (10 Muharam), maka Allah akan mengangkat derajatnya dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat." (HR.Ahmad)

Dalam jalur sanad hadits ini terdapat seorang perawi yang bernama Habib bin Abi Habib. Para ulama hadits menyatakan bahwa perawi ini matruk (ditinggalkan). sehingga mengkhususkan menyantuni dan membahagiakan anak yatim pada hari Asyura dengan dalil ini dirasa kurang tepat. Namun demikian tidak sedikit juga para ulama berpendapat bahwa jika kedudukkan hadit dhaif (lemah) tapi didalamnya terkandung makna mampu untuk memotivasi fadhilah 'amal atau keutamaan amal, maka boleh diamalkan.

Terjebak Pada Sebatas Peringatan

Kita umat Islam, terkadang bangga bisa memperingatai Hari Besar Islam dengan meriah. Bahkan pelaksanaan PHBI seringkali dijadikan tolok ukur keberhasilan kita dalam berdakwah. Berapa kali dan seberapa sering juga seberapa meriahnya PHBI yang kita laksanakan dijadikan standar keberhasilan umat Islam dalam melaksanakan ajaran-Nya. Tapi kita lupa, bahkan kita seringkali tidak merasakan apa-apa setelah PHBI yang kita laksanakan. Hanya sebatas seremonial belaka ! 

Sebagai contoh; kita memperingati Maulid Nabi SAW denga meriahnya, tapi setelahnya ahlak kita perilaku kita tidak seperti apa yang Nabi SAW contohkan. Kita masih suka mencela, memfitnah, memusuhi saudaranya dan mempertontonkan ahlak yang buruk lainnya. Padahal kita setiap tahun memperingati maulid Nabi SAW. Inikah keberhasilan dakwah itu?

Satu lagi, kita memperingati Isro' mi'roj Nabi SAW setiap tahunnya dengan meriah, tapi setelahnya masjid tetap sepi dari shalat berjama'ah. Bahkan seringkali kita melalaikan perintah shalat itu sendiri. Inikah yang dijadikan tolok ukur keberhasilan itu?

Sama halnya dengan kita memperingati Lebaran Anak Yatim pada 10 Muharam, tapi setelahnya kita jangankan peduli dengan anak yatim ingat saja tidak. Tentu kita semua tidak menghendaki kesalahan-kesalahan cara berpikir serta amalan kita bahwa selama ini kita terjebak hanya pada sebatas peringatan semata. Saya sedang tidak mengatakan bahwa PHBI itu sia-sia dan tidak penting, tapi jauh lebih penting mengamalkan isi dari apa yang telah kita peringati.

Perhatikan sabda Rosululloh SAW; "Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk badanmu, wajahmu (yang nampak dari luar), tapi Allah hanya melihat apa kamu sekalian amalkan." (HR. Bukhori-Muslim)

Santunan Anak Yatim DKM At-Taqwa Taman Cikande

Saya sebagai Ketua Dewan Kemakmuran Masjid At-Taqwa Taman Cikande, beserta pengurus yang lainnya yang belum genap dua minggu, insya Allah akan mengadakan Santunan Anak Yatim pada bulan Muharam ini. Sekaligus dengan kegiatan IKRAM pada tanggal 16 November2014. Harapannya adalah mengajak dan memberikan pemahaman kepada umat Islam bahwa menyantuni anak yatim adalah perintah Allah dan Rosul-Nya. Setiap saat dan bukan hanya pada hari Asyuro saja.